Halohaiii ketemu lagi, nih, wkwk. Jangan lupa dipencet yaa tombol bintangnya😍
Happy Reading 💞
* * *
"Ris, bangun." Bella menggoyang-goyangkan tubuh Antaris yang masih terlelap di tempat tidurnya.
Antaris hanya bergumam, kemudian ia membalikkan tubuhnya, membelakangi Bella sambil kembali terlelap. Sedangkan Bella, ia berdecak kesal saat Antaris tak kunjung bangun juga.
"Antaris, bangun. Udah siang ih, kita sarapan dulu, yu ..." Bella kembali menggoyangkan tubuh Antaris.
Antaris langsung mendudukkan dirinya di atas ranjang sambil mengucek-ngucek matanya pelan, karena tidurnya terusik. Ia melihat Bella di depannya yang sedang berkacak pinggang, kemudian ia nyengir tanpa dosa.
Antaris menatap Bella, kemudian tatapannya turun ke arah perut Bella yang terlihat datar. "Bel, debay aku udah ada belum, ya?" tanya Antaris sambil senyum-senyum gak jelas.
Iya, memang Antaris dan Bella telah menikah dari sebulan yang lalu. Namun, sampai sekarang, mereka belum juga dikaruniai anak. Padahal, ia dan Bella ingin segera mempunyai anak. Tapi, mereka tak pernah berkecil hati. Mereka terus berdo'a agar segera dikaruniai keturunan.
Bella tak menjawab. Ia hanya tersenyum, kemudian ia langsung menarik-narik tangan Antaris. "Buruan makan ih, keburu dingin nanti makanannya, Ris."
Dengan malas, Antaris berjalan sempoyongan karena masih mengantuk, dengan tangannya yang masih ditarik oleh Bella sampai meja makan. Sesampainya di meja makan, Antaris mendudukkan dirinya dengan tatapannya yang tidak lepas dari wajah cantik Bella.
Setelah mengambil makanannya, Bella langsung duduk di samping Antaris.
"Bel, suapin," ucap Antaris dengan nada sedikit manja sambil nyengir ke arah Bella.
Bella tak menolak. Bella mulai memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut Antaris dengan pelan. Sedangkan Antaris, ia mengunyah makanan tersebut dengan perlahan sambil terus memandangi wajah Bella. Bella yang merasa diperhatikan pun langsung berhenti menyuapi Antaris, kemudian ia menatap Antaris dengan satu alis yang terangkat.
"Kenapa kamu liatin aku kayak gitu, Ris?" tanya Bella heran.
Antaris tersenyum. "Aku baru sadar kalau kamu itu cantik."
Bella mendelik. "Dih, baru sadar sekarang ternyata."
Antaris tertawa pelan mendengarnya. "Bel--" ucapannya terhenti saat melihat Bella yang tiba-tiba merasa mual ingin muntah.
Bella menutup mulutnya, kemudian tanpa banyak kata lagi, ia berjalan tergesa menuju kamar mandi. Sedangkan Antaris, ia mengikuti Bella dari belakang dengan perasaan cemas.
"Bel, kamu gak papa, 'kan?" tanya Antaris khawatir sambil melihat pintu kamar mandi yang tertutup.
Huek ... Huek ...
"Bel? Bella! Kamu gak papa, 'kan?" tanya Antaris kembali yang tak dibalas oleh Bella.
Karena tak kunjung mendapat jawaban juga, Antaris langsung saja membuka pintu kamar mandi tersebut dengan sedikit kasar. Hal pertama yang ia lihat adalah, Bella yang sedang menatapnya sambil tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
Antaris berniat untuk bertanya, namun suara Bella terlebih dahulu mampu menutup kembali mulutnya yang sempat terbuka.
"Iya Ris, udah." Bella menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum bahagia dengan kedua matanya yang terlihat berkaca-kaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIS [LENGKAP]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JIKA KAMU MENIKMATI CERITA INI!] "Anda datang dengan damai kami menyambut dengan segan. Anda datang dengan kericuhan, tunggu kami datang dengan kesarkasan." -anggota geng Adler. Antaris Al...