33. Laporan (2)

3.8K 250 2
                                    

Jangan lupa baca dan vote, ya🤗💞

Happy Reading 💞

* * *

Drrt ... Drrt ...

Arnold yang sedang memakan makanannya dengan tenang pun, harus terganggu akan suara dering ponselnya. Ia berdecak kesal. Mengganggu saja!

[ Ada apa telpon gue? Ganggu aja, lo. ] omel Arnold dengan mulut yang sedang mengunyah makanannya.

[ Maaf kalau gue ganggu lo. Gue nelpon lo karena gue dapat laporan tentang Antaris, makannya gue nelpon lo. ]

[ Apa? Laporan apa? ]

[ Antaris dan Bella, mereka sudah jadian. ]

Deg!

Tut!

Arnold langsung saja mematikan sambungan teleponnya secara sepihak dengan tangan yang terkepal. Ia marah. Ia marah karena Bella jadian dengan Antaris.

Arnold langsung melangkah ke arah nakas tempat tidurnya. Ia mengambil poto Bella yang terpajang di sana.

"Bilang sama gue, lo sama Antaris gak ada hubungan apa-apa, 'kan? Lo itu cuman punya gue, Bel!" Arnold menatap tajam poto Bella.

Lantas, ia mengambil kembali ponselnya, dan ia langsung menelpon Bella.

[ Bel, apa benar lo sama Antaris udah jadian? ] tanya Arnold setelah sambungan teleponnya tersambung.

[ Kalo iya, kenapa emangnya? ]

[ Kenapa lo jadian sama Antaris? Lo itu punya gue Bella! Gak ada yang berhak buat milikin lo selain gue! ]

[ Lo siapa ngatur-ngatur gue? Lo itu bukan siapa-siapa gue Arnold. Jadi cukup, jangan ngatur-ngatur gue terus! Dan, ingat, kita itu udah gak ada hubungan apa-apa lagi! ]

[ Bel, gue itu masih cinta sama lo! Gue gak mau lo dimiliki orang lain selain gue! Gue gak mau, Bel ... ]

Bella tertawa miris di seberang sana. [ Cinta? Cinta lo bilang? Kalau lo cinta sama gue, KENAPA DULU LO SELINGKUHIN GUE BANGSAT! ]

[ Dulu gue khilaf, Bel. Tolong, jangan tinggalin gue. Gue cinta sama elo, Bel. Gue mau kita sama-sama lagi kayak dulu ... ]

[ Lo itu cuman terobsesi sama gue, bukan cinta. ]

[ GUE CINTA SAMA LO, BELLA! GUE CINTA! Dan, asal lo tahu. Gue akan melakukan segala cara agar lo bisa kembali lagi ke gue. ] Arnold tersenyum miring. Setelahnya, ia langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Apapun pasti gue lakuin demi mendapatkan elo Bel. Termasuk membunuh Antaris juga, gue bakal lakuin kalau itu bisa membuat lo kembali lagi ke gue." Arnold menyeringai sambil menatap poto Bella yang berada digenggamannya.

Arnold kembali menyalakan ponselnya. Ia langsung menelpon Aurora, Adiknya. Kalian masih ingat 'kan dengan Aurora?

[ Ada apa telpon gue? ] tanya Aurora di seberang sana.

[ Antaris dan Bella, mereka sudah jadian. ]

[ HAH? JADIAN? ENGGAK! PASTI LO BOHONG, 'KAN? LO JANGAN NGE-PRANK GUE LAH, BANG! ]

Arnold sedikit menjauhkan telponnya dari telinganya. [ Gak usah teriak-teriak juga kali! Sakit telinga gue, bangke! ]

[ Makannya, elo jangan nge-prank gue, dong! Gak lucu tahu! ]

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang