34. Basket

3.9K 240 11
                                        

Jangan lupa vote 🤗💞

Happy Reading 💞

* * *

"Woy, pelajaran pertama bagian siapa?" tanya Alfio pada Antaris, Garrick, Ander, dan Arrion yang sedang duduk di atas motornya masing-masing.

"Gue, Yo." Garrick mengacungkan tangannya.

Alfio menoleh. "Kalau lo yang ngajar, siswa-siswi disini, bukannya malah jadi pintar, malah bakalan jadi tambah bodoh."

Ander tertawa sedangkan Garrick mendengkus kesal. "Gue setuju sama elo, Yo. Emang ya, hidup si Garrick mah penuh dengan kesesatan doang."

Garrick mendelik. "Terus aja bully gue, terus!"

Antaris dan Arrion hanya menatap malas melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu. Memang, hanya mereka berdua lah yang paling waras.

"Mau ke kelas, Bel?" tanya Antaris saat melihat Bella yang baru saja datang.

Bella menoleh kemudian mengangguk. "Iya. Kenapa emangnya? Mau bareng?"

Antaris mengangguk. Kemudian, seperti biasa ia merangkul Bella sambil sesekali mengusap rambutnya lembut. Bella tersenyum saat merasakan usapan lembut dirambutnya. Setelahnya, mereka berdua langsung berjalan ke arah kelas.

"Jadi pengen," ujar Eca tiba-tiba, membuat Meta, Grisel, dan Ales langsung menoleh ke arahnya.

"Lo lagi ngode si Garrick, Ca?" tanya Meta pada Eca yang sedang fokus melihat ke arah Antaris dan Bella yang mulai menjauh.

Meta yang tidak mendapatkan jawaban dari Eca pun, langsung menoleh ke arah Garrick. "Rik, si Eca lagi ngode elo, tuh. Katanya, pengen digituin sama elo."

Garrick menoleh. "Dih, ogah banget gue kek gitu sama si Eca!"

Eca yang mendengar namanya disebut-sebut pun langsung menoleh ke arah Garrick. "Apa lo, nyebut-nyebut nama gue!"

Garrick menatap Eca. "Dih, nama Eca itu banyak kali! Bukan lo doang!"

Eca memutar bola matanya malas. "Terserah lo!"

Ander menoleh ke arah Grisel yang sedari tadi hanya diam. Kemudian, ia bertanya. "Yayang Grisel, mau juga gak digituin sama Abang Ander?"

Grisel tak menjawab, ia hanya menatap datar Ander. Setelahnya, ia melangkah pergi ke kelasnya.

Alfio terbahak. "Kasian dikacangin!"

Ander mendelik. "Diem deh, lo!" setelahnya, Ander juga melangkah ke kelas menyusul sang pujaan hatinya.

Arrion hanya mampu menggelengkan kepalanya pelan saat melihat Ander yang terus saja mendekati Grisel si cewek dingin. Ia salut dengan Ander. Walaupun Ander seringkali diacuhkan, dan diabaikan oleh Grisel, ia tetap saja masih berusaha untuk meluluhkan hati Grisel.

Arrion menolehkan pandangannya ke samping, saat dirinya merasa ditatap terus menerus oleh seseorang. Dan ternyata, itu adalah Meta. Iya, Meta lah yang sedari tadi terus menatap Arrion. Dan sekarang, ia menundukkan kepalanya malu saat tertangkap basah oleh Arrion. Membuat Arrion tersenyum tipis.

"Yuk, lah kita ke kelas, keburu bel," ujar Ales pada Meta, dan Eca.

Meta dan Eca mengangguk. Kemudian, mereka bertiga mulai melangkah ke arah kelas diikuti oleh Garrick, Alfio, dan Arrion di belakangnya.

* * *

"Semuanya ke lapangan! Kita pemanasan terlebih dahulu!" suruh Pak Apip, guru olahraga.

Maka, semua murid kelas XI IPA 2 pun langsung berlarian ke tengah lapangan untuk melakukan pemanasan.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang