Jangan lupa vote dan komennya🥳❤️
Happy Reading ❣️
* * *
"Mau ngomong apaan, Ris?" tanya Garrick yang sudah terlihat kepo.
Antaris, Arrion, Ander, Garrick, dan Alfio. Kelima cowok itu sekarang sedang berada di dalam kelas yang sudah terlihat sepi. Karena, kebanyakan siswa-siswi sedang berada di kantin, untuk mengisi perutnya masing-masing yang sudah terasa lapar.
"Kalian masih ingat sama Aurora, 'kan?" tanya Antaris memulai pembicaraannya.
"Masih. Kenapa emangnya, Ris?" tanya balik Alfio.
"Dia, bakalan balik lagi kesini, untuk membalaskan dendamnya," bukan Antaris yang menjawab, melainkan Arrion.
Jawaban Arrion, mampu membuat ketegangan di wajah mereka. Tak terkecuali dengan Antaris.
"Lo ... tahu dari mana, Ri?" tanya Ander dengan raut wajah kagetnya.
"Dari temen gue yang sekolahnya sama dengan Aurora," jawab Arrion. Ander mengangguk mengerti.
"Gue heran deh. Kenapa, sekarang kebanyakan musuh kita yang balik lagi kesini hanya untuk membalaskan dendamnya?" tanya Garrick yang dibalas anggukan setuju oleh mereka.
"Sama anjir, gue juga heran. Padahal kagak ada manfaatnya yakan?" ujar Alfio sambil menatap satu persatu sahabatnya.
"Ya ... tetap aja kita harus berhati-hati. Apalagi sekarang Aurora dan Arnold udah kembali lagi. Gue yakin pasti mereka bakalan bersekongkol untuk membalaskan dendam mereka," tutur Antaris dengan wajah datarnya.
Arrion mengangguk setuju. "Apalagi lo, Ris. Lo harus jaga baik-baik orang-orang yang lo sayang. Bisa aja 'kan mereka membalaskan dendamnya melalui orang-orang yang lo sayang?"
"Gue setuju tuh sama si Ari." Ander mengangguk.
Saat mereka sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba, dari arah depan pintu kelas, mereka mendengar suara pot tanaman yang terjatuh.
"Eh bangsut eh bangsut," kaget Alfio sambil memegang dadanya yang terus berdetak.
"Kaget anjir," ujar Garrick sambil memegang dadanya dengan refleks.
"Nder, coba lo cek. Gue takut kalau ada orang yang nguping pembicaraan kita," suruh Antaris.
"Bentar, Ris." Ander mulai melangkah menuju pintu kelasnya, untuk mengecek apakah ada orang atau tidak?
Ander menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa ada orang atau tidak. Tapi, nihil. Tidak ada siapa-siapa disini.
"Gak ada siapa-siapa," beritahu Ander setelah dirinya mendudukkan kembali bokongnya di kursi yang sempat tadi ia duduki.
"Terus, itu pot nya kenapa sampai bisa jatuh?" tanya Garrick yang merasa heran.
"Ditendang kucing kali," jawab Alfio ngawur.
"Sejak kapan kucing bisa nendang?" tanya Antaris sambil menahan tawanya.
Alfio menggeleng dengan muka polosnya. "Gak tahu."
Garrick langsung saja menggetok kepala Alfio pelan. Membuat Alfio meringis kemudian mengusap-usap kepalanya.
"Kok digetok sih?" tanya Alfio sambil menatap tajam Garrick. Dengan tangannya yang sibuk mengusap-usap kepalanya.
"Jawaban lo ngawur anjim bikin gue gemes pengen getok pala lo," jawab Garrick sambil menirukan gaya getokan terhandalnya.
Drrt ... drrt ...
Drrt ... drrt ...

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIS [LENGKAP]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JIKA KAMU MENIKMATI CERITA INI!] "Anda datang dengan damai kami menyambut dengan segan. Anda datang dengan kericuhan, tunggu kami datang dengan kesarkasan." -anggota geng Adler. Antaris Al...