Seperti biasa, jangan lupa vote🙏❤️
Happy Reading ❣️
* * *
Bella yang sedang mengikat tali sepatunya, dikejutkan dengan suara dering ponselnya yang berada dalam saku seragamnya. Pertanda ada panggilan masuk. Tangannya terangkat untuk mengambil ponselnya, kemudian melihat nama siapa yang tertera dilayar ponselnya. Ales. Bella mengernyitkan dahinya heran. Mau apa Ales menelponnya?
[ Kenapa, Les? Tumben banget lo nelpon gue. ] ujar Bella setelah mengangkat panggilan dari Ales.
[ Lo belum berangkat ke sekolah, 'kan? ] tanya Ales dari seberang sana.
[ Ini mau otw. Kenapa emangnya? ]
[ Lo jangan berangkat dulu! Gue sama Meta bakalan jemput lo ke sana. ]
[ Terus, Grisel sama Eca? ]
[ Mereka udah berangkat duluan. ]
[ Oh, gitu. Ya udah cepetan ke sini! Kalau lama, gue tinggal lho! ]
[ Eh, jang--- ]
Tut ...
Bella mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
"Mau berangkat sekarang, Neng?" tanya Pak Dadang, sopir pribadi di rumah Bella.
"Gak jadi, Pak. Maaf, ya. Soalnya, teman aku bakalan jemput aku, Pak," jawab Bella.
"Cie aku-kamu," goda Pak Dadang. Udah tua, tapi tetap aja kelakuannya masih kayak playboy cap garam. Ngegoda sana-sini. Ck, meresahkan.
"Kalau panggil lo-gue mah serasa gak sopan, Pak," ujar Bella sambil tersenyum tipis.
"Jangan panggil saya Pak, Neng. Panggil Mas Dadang aja," ucap Pak Dadang sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Astaghfirullah Pak. Sadar umur napa, Pak," setelah mengatakan itu, Bella langsung tertawa. Tapi, setelah mendengar ucapan Pak Dadang selanjutnya, mampu membuat Bella membuka mulutnya lebar-lebar.
"Neng, kalau nanti Neng Bella sudah jadi Nenek-nenek, tolong kabarin Mas, ya? Biar Mas bisa ngelamar Eneng. Dan, biar bisa jadi Kakek untuk cucu-cucu kita nanti." Pak Dadang langsung pergi setelah mengatakan itu, meninggalkan Bella dengan mulutnya yang terbuka lebar.
"Hah?"
Meta dan Ales yang baru saja sampai di depan rumah Bella, menatap bingung ke arah Bella yang sedang membuka mulutnya lebar-lebar. Ales tersenyum menyeringai, kemudian tangannya merobek selembar kertas, lalu meremukkannya. Setelah itu, Ales memasukkan kertas itu ke dalam mulut Bella yang sedang terbuka. Membuat Bella sedikit kaget dan kesal.
Bella menatap tajam ke arah Ales. Sedangkan, Ales hanya nyengir tanpa dosa.
"Gimana Bel, kertasnya enak?" tanya Meta dengan tampang polosnya.
"Enak pala kau," jawab Bella, ketus.
"Lagian sih tuh mulut ngapain dibuka lebar-lebar, dah? Kalau entar mantan lo masuk, gimana?" tanya Ales bercanda.
"Gue gak punya mantan," elak Bella.
"Terus si Ar---," sebelum menyelesaikan ucapannya, Bella terlebih dahulu membekap mulut Ales.
"Diem deh, lo!" ujar Bella, kemudian melepaskan bekapannya.
"Ya udah yuk, ah. Kita berangkat, takut telat," ucap Meta yang dibalas anggukan oleh keduanya.
* * *
Setelah memarkirkan mobilnya, Bella, Ales, dan Meta langsung turun dari mobil tersebut.
"Eh, bukannya itu Antaris, Arrion, dan Ander ya?" tanya Meta saat matanya tak sengaja melihat ke arah Antaris, Arrion, dan Ander yang baru saja turun dari motornya masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIS [LENGKAP]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JIKA KAMU MENIKMATI CERITA INI!] "Anda datang dengan damai kami menyambut dengan segan. Anda datang dengan kericuhan, tunggu kami datang dengan kesarkasan." -anggota geng Adler. Antaris Al...