Enam

5.6K 659 1
                                    

"Tubuhku terasa remuk, ahh lelahnya."haechan menidurkan diri disopa dengan posisi menelungkupkan badannya.

"Haechan kenapa kamu malah tiduran disopa sayang, bangun dan segeralah mandi."

"Ibu aku lelah, biarkan aku tidur lima menit saja."jawabnya dengan mata mulai tertutup.

"Tidak ada, lima menit mu adalah lima jam, ayo bangun anak ibu jangan malas malasan seperti ini."ten menarik lengan haechan agar bangun.

Tapi haechan tidak menggubris nya dan tetap tidur, mengabaikan ibunya yang terus mengomel. "Yaampun, haechan bangun tidak, kau itu sangat berat."ten mulai kesal.

Dengan terpaksa haechan bangun dan merengut kesal, dengan keadaan rambut yang acak acakan dan mata yang setengah terbuka. "Ibuuuuu."rengeknya.

" Haechan, tidak sopan bersikap seperti itu didepan tamu."

Tamu, tamu mana maksud ibunya haechan tidak melihat siapapun, saat haechan menoleh ke arah meja makan betapa terkejut nya haechan, jadi tamu yang dimaksud ibunya adalah.

"Direktur jung, apa yang kau lakukan disini."heran haechan. Mark hanya menatap haechan datar, ternyata haechan memang orang yang malas pikir mark. Sebenarnya mark juga terkejut hanya saja dia menyembunyikan keterkejutan nya dengan wajah datarnya itu.

"Direktur?, kau mengenal nya chan-ie."tanya ten.

"Tentu saja ibu dia direktur diperusahaan tempat ku bekerja."

"Oh benarkah."ten terkejut. "Yaampun, direktur maafkan saya."ten membungkuk hormat.

"Tidak perlu berlebihan, aku juga berterima kasih karena bibi telah menolongku, padahal aku hampir menabrak bibi."jelas mark.

Haechan melongo, apa ibunya hampir  tertabrak bagaimana bisa. "Apa itu benar, apa ibu terluka atau ada yang sakit, ibu katakanlah."panik haechan.

Mark melihat kekhawatiran haechan, ntah kenapa mark merasa bersyukur karena bisa menghindari kecelakaan, ibunya haechan bilang jika dia hanya tinggal berdua bersama anak gadisnya. Itu artinya dirumah ini hanya ada dua orang wanita.

"Haechan tenang lah, ibu tidak apa apa, ibu baik baik saja sayang, lagipula yang terluka adalah direktur mu, dia menabrakkan mobilnya ke pembatas jalan."

Haechan menoleh melihat mark, dan dapat haechan lihat terdapat perban di kening mark, pandangan mata mereka bertemu haechan seolah terhipnotis oleh tatapan mark. "Ibu menyuruh direktur mu untuk menginap disini."ten memegang bahu haechan, yang mana membuat haechan memutuskan pandangannya dengan mark.

"Menginap."haechan terkejut, pasalnya rumahnya tidak semewah milik mark, meskipun haechan belum pernah melihat rumah nya mark, bukankah mark orang kaya. "Ibu bukankah kita tidak memiliki kamar tamu, lagipula direktur jung mana mau menginap dirumah kecil kita".

"Aku tidak masalah, tapi kalau kau keberatan aku akan pulang."sela mark, ten dan haechan pun menoleh.

"Tidak direktur, kau bisa menginap. Gunakan lah kamar haechan, biar haechan tidur denganku. Sebelumnya saya minta maaf kalau tidak nyaman dengan rumah nya."titah ten. Dan mark mengangguk. "Terimakasih, rumah ini sangat nyaman bibi."

Haechan melihat ibunya dengan tatapan memohon. "Cepatlah mandi, lalu kembali kita akan makan malam bersama, tidak ada bantahan."haechan merenggut kesal, bukannya tidak senang rumahnya kedatangan tamu seperti mark si direktur tampan dari tempat nya bekerja, hanya saja ini bisa membuatnya terasa Canggung.

Sedangkan mark menatap haechan dengan tatapan yang sulit diartikan. Haechan pun menuruti permintaan ibunya dan memasuki kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

"Maaf direktur, haechan memang seperti itu."

"Aku tau. Bibi panggil saja aku mark."

"Tapi itu tidak sopan."

"Justru aku yang merasa tidak enak, bibi kau sudah menolong ku jadi anggap saja aku sedang berbalas budi."ten tersenyum dan mengangguk.

Tidak lama haechan datang dengan menggunakan baju tidur berwarna biru tua dengan gambar beruang kecil dimana mana. Haechan mendudukan dirinya di depan mark. Ini membuatnya canggung tapi sudahlah mau apa lagi, haechan tidak bisa membantah ibu tercinta nya.

"Direktur jung, baju siapa yang kau pakai aku seperti mengenalnya."haechan itu random apa aja ditanya kalau penasaran, penting tidak penting kalau penasaran ya tanya.

"Apa tidak ada pertanyaan lain diotak mu, selain menanyakan hal yang tidak penting."jawab mark sambil bersidekap dada.

"Ini penting bagiku direktur, pasalnya aku seperti mengenal baju yang kau kenakan."

Mark menghela napas kasar. "Aku tidak tau, tanya saja ibumu."

Ten menjawab pertanyaan tidak penting haechan. "Ibu meminjamnya dari sungchan, sudah jangan bertanya hal hal konyol lagi haechan, duduk dan makanlah lalu tidur, kau mengganggu direktur mu."tutur Ten. "Iya, padahal aku hanya penasaran saja."

Mereka bertiga pun makan tanpa ada yang berbicara,  tanpa disadari siapapun, saat makan mark selalu saja melirik haechan, oh jangan bilang mark mulai tertarik dengan haechan.

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang