Sesampainya di apartemen, mark melampiaskan kemarahannya dengan melemparkan barang barang yang berada di apartemen nya. Haechan yang melihatnya pun merasa takut bagaimana mark menghancurkan isi apartemen nya sendiri dengan brutal.
Brugg
"Brengsek."mark menendang kursi yang ada diruang makan.
"Direktur, jangan."haechan memeluk mark dari belakang, mencegah agar mark tidak memukul kaca didepan nya. Mark terkejut dengan tindakan haechan yang tiba tiba.
"Kumohon direktur, cukup jangan melukai dirimu sendiri hanya karena patah hati."pinta haechan. Mark terdiam merasa perasaan nya menghangat. Bukan kah seharusnya mark marah tapi kenapa sulit sekali, semuanya terasa nyaman.
Haechan melepaskan pelukannya lalu berdiri dihadapkan mark. "Direktur, menyakiti diri sendiri bukanlah hal yang tepat, kau hanya perlu belajar dari apa yang kau alami. Jika hari ini kau kehilangan orang yang kau cintai maka kedepannya Tuhan akan menghadirkan seseorang yang lebih berharga dihidupmu".tuturnya. "Direktur hidup itu tidak akan selalu baik, bahkan hidup juga tidak akan selalu buruk bukan".
"Tau apa kau soal hidup."jawab mark dengan datar.
Haechan menatap mark dengan tatapan sendu. "meskipun orang orang selalu mengatakan jika saya adalah orang bodoh itu benar, tapi setidaknya saya bisa belajar dari apa yang saya lewati. Hidup menjadi orang bodoh bukan pilihan yang buruk. Direktur hidup itu pilihan rumit atau tidaknya hidup adalah bagaimana kita menjalani nya."
"Aku tidak butuh ceramah darimu."
"Saya tidak sedang menceramahi direktur, maaf jika saya tidak sopan tapi menurut saya hidup tidak akan berhenti hanya gara gara kekasih, maksudnya mantan kekasih direktur berkhianat bukan."
Mark mencerna kembali kata kata haechan, memang benar hidup mark tidak akan berhenti karna penghianatan mina, hanya saja mark sedang berusaha membuat ayahnya percaya tentang mina, namun apa yang mark dapat sebuah penghianatan. Mark juga berpikir bagaimana bisa haechan hidup dengan perasaan murni, seperti memafkan orang yang mengatainya, tidak marah saat ada orang yang menbentaknya, haechan terlalu polos.
"Pulanglah, aku akan mengizinkan mu kepada ketua Moon."
"Tapi direktur, saya tidak enak."
"Kubilang pulanglah, sebelum ku tarik kata kata ku, dan menghukum mu kembali."
Haechan gelagapan. "Baik direktur saya lebih baik pulang."haechan buru buru saja pergi dari apartemen mark. Sedangkan mark hampir terkikik geli melihat haechan yang gugup, heol bukankah tadi haechan baru saja mengatakan kata kata bijak.
_________________________________________
Haechan sedang berjalan dipinggir trotoar, hari ini dia tidak bekerja karena mark yang menyuruhnya untuk pulang. Membosankan memang jika tidak memiliki kegiatan, mau menelpon renjun juga percuma karena pasti renjun sedang sibuk bekerja. Lagi enak enaknya bengong eh ponselnya berbunyi.
Drrtt drrtt drrtt
Dahi haechan mengkerut karena aneh saja, sungchan menelpon nya. Ada apa ya.
"Ha-."
"Noona bibi pingsan aku membawanya ke Rumah Sakit Neo Hospital, segera lah datang."Haechan belum selesai berbicara tapi sungchan sudah memotongnya.
"APA, baik aku akan kesana, sungchan tolong jaga ibuku."haechan langsung saja berlari untuk mencari taxi, panik tentu saja haechan panik ibunya pingsan, dan dibawa kerumah sakit.
Setelah mendapatkan taxi haechan meminta kepada supirnya agar mengantarkan haechan ke Neo hospital.
"Suster, pasien atas nama Ten Lee."
"Sebentar saya akan mencarinya dulu."haechan mengangguk dengan gelisah.
"Pasien atas nama Ten Lee, berada di ruang rawat nomor 208."ucap suster.
"Terimakasih Sus."haechan membungkuk dan berlalu pergi.
Haechan berlarian dikoridor rumah sakit, dan kadang haechan menabrak orang orang yang berlalu lalang dikoridor. Sebelum memasuki ruangan ibunya haechan melihat seorang wanita yang sepertinya seumuran dengannya, dia terlihat seperti sedang kesusahan, haechan pun menghampiri nya.
"Maaf, apa kau butuh bantuan."orang itu menoleh dan melihat kearah haechan.
"Aku rasa tadinya tidak, tapi sekarang, bolehkah aku meminta bantuan."dia tersenyum lembut.
"Ah tentu saja."
" Tolong antarkan aku keruang rawat no 209."pintanya.
"Kebetulan sekali, ayo ibuku berada disebelah ruang rawat mu."haechan memapah orang itu dan membawa nya keruangan nya.
"Wahh cantiknya, kau yang mendekorasi ruang rawatmu."
"Tidak."haechan menatap orang itu dengan dahi mengkerut. "Setelah aku bangun dari komaku, ruangannya sudah seperti ini."
Haechan membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangan, "apa dia bilang, koma. What the hell."
Tapi dia malah jalan jalan diluar sendirian. Haechan ingin bertanya lebih, tapi dia sadar bahwa haechan baru mengenal orang didepan nya, lagipula tujuannya kesini untuk menemui ibunya."Ah seperti itu. Oh ya maaf aku harus pergi ibuku pasti sudah menunggu."
"Maaf merepotkan mu, dan namaku Na jaemin panggil saja nana." Jaemin mengulurkan tangannya sambil tersenyum dan diterima oleh haechan yang juga tersenyum.
"Ah tidak apa, namaku Lee haechan panggil saja haechan, senang berkenalan denganmu. Maaf tidak bisa lama lama, aku duluan mari."haechan pergi meninggalkan ruang rawat jaemin dan memasuki ruang rawat ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanfictionHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...