Sore ini Haechan memutuskan untuk belanja ke sebuah supermarket untuk membeli beberapa bahan makan. Disepanjang perjalanan pulang Haechan terus saja bersenandung ria, sambil sesekali menyanyikan lagu paporitnya.
Dan satu lagi, hari ini Haechan sendirian karena Mark masih memiliki banyak pekerjaan dan pertemuan dengan beberapa kolega bisnis lainnya, dan mark mengizinkan Haechan pulang, dengan syarat Haechan harus mencium mark sebelum pulang.
Dengan senang hati Haechan mengabulkan syarat mark, karena mereka kan memang sepasang kekasih jadi tidak ada yang salah, lagi pula hanya kecupan bukan ciuman panjang.
Haechan terkikik, mengingat hal itu karena malu sekaligus senang dengan itu dia semakin percaya jika mark memang tidak main-main akan hubungan nya.
Saat melewati sebuah kursi umum haechan melihat seseorang yang tidak asing sedang melamun sendirian, tatapannya kosong dan wajah nya sangat pucat. Buru-buru saja haechan menghampiri orang itu.
Dan benar saja, dia Jaemin orang yang waktu itu Haechan tolong dirumah sakit, tapi apa Jaemin sudah sembuh kenapa dia malah ada diluar.
"Jaemin-ss."
Orang yang dipanggil jaemin tidak bergeming sedikitpun, dan haechan merasa khawatir lalu memegang bahu jaemin dan menggoyahkan nya pelan.
"Jaemin-ssi."
"Eoh, apa aku menghalangi jalanmu."jawab jaemin dan membuat gerakan seperti akan pergi.
"Tidak, tidak kau tidak menghalangi siapapun. Kau lupa denganku."
Jaemin menatap Haechan lekat, meneliti setiap inci wajah Haechan lalu menutup mulutnya karena terkejut.
"K-au, Haechan."
Haechan tersenyum lalu mengangguk, ah akhirnya jaemin mengenal nya juga.
Mereka berdua duduk dikursi taman, setelah saling mengingat satu sama lain, tapi belum ada yang memulai bicara kembali dan keduanya sangat tidak suka keheningan tapi terlalu ragu memulai pembicaraan.
Sepertinya Jaemin akan memulai pembicaraan dalam keheningan ini.
"Aku tidak percaya kita akan bertemu lagi."
Haechan menoleh dan tersenyum. "Aku juga, tadinya aku ragu jika itu kau tapi saat aku mendekat itu benar-benar dirimu".
"Apa yang kau lakukan disini."tanya Haechan.
"Hanya berjalan-jalan."bohong Jaemin dengan pandangan lurus kedepan. Haechan hanya ber 'oh' ria menanggapi jawaban Jaemin.
"Dan kau."
"Ahhh, aku hanya habis membeli beberapa bahan makanan."jawab haechan. Dan Jaemin mengangguk.
Suasana kembali hening, sebenarnya Haechan ingin berbicara banyak hal dengan Jaemin tapi darimana dia harus memulai. Ah Haechan ada ide, bagaimana jika dia bertanya tentang kesehatan Jaemin bukan awal yang buruk kan.
"Jaemin, setelah pertemuan kita dirumah sakit, kita tidak pernah bertemu lagi. Bagaimana dengan kesehatan mu sekarang."
"Dokter bilang kesehatan ku semakin stabil, dan aku sehat lebih cepat."
"Tapi dokter juga bilang, aku akan mudah mengalami sakit kepala jika terlalu banyak berpikir."lanjutnya.
"Kalau begitu jagalah kesehatan mu, jangan terlalu banyak berpikir."
Jaemin menunduk kan kepalanya, rasanya ia ingin menangis kembali dan menceritakan segalanya kepada Haechan, tapi bukankah jaemin dan Haechan baru saja berteman jadi bagaimana bisa jaemin membagi bebanya kepada orang lain.
"Jaemin, kau tidak papa."tanya Haechan hati-hati, haechan jadi merasa bersalah pasalnya setelah perkataan haechan jaemin jadi diam dan menunduk.
Jaemin mengangkat kepalanya menatap Haechan sendu. "Haechan-ah, mari bertemu lagi minggu depan, dan aku ingin menceritakan banyak hal padamu."
Haechan tersenyum dan mengangguk. "Bukankah setelah pertemuan kita dirumah sakit kita telah menjadi teman, jadi mari bertemu lagi dan saling bercerita."
Setelah mendengar penuturan haechan, jaemin langsung saja memeluk haechan dan terus saja mengucapkan kata 'terimakasih', haechan memang terkejut dengan apa yang dilakukan jaemin hanya saja haechan tidak terlalu diambil pusing dan membalas pelukan jaemin.
Memiliki teman baru adalah hal yang paling menyenangkan bukan, meskipun baru saling mengenal, tapi saat kita merasa sudah cocok satu sama lain akan membuat pertemanan terjalin lebih cepat.
_________________________________________
Mark berdiri dibalkon apartemen nya, dia menatap jalanan kota Seoul yang masih ramai oleh kendaraan meskipun ini sudah larut malam.
Pikiran mark tentang pembicaraan dengan ayahnya terus saja berputar diotaknya.
Flashback
"Sudah kubilang jangan libatkan haechan, dalam perjodohan konyol mu."
"Jaga, sikap mu mark."
"Aku akan menjaga sikapku jika saja kau tidak ikut campur dalam masalah pendamping hidupku."
Keduanya saling menatap tajam satu sama lain, kobaran api dalam diri masing-masing semakin memanas, jika saja emosi keduanya bisa dilihat makan akan terlihat aura hitam disekeliling tubuh keduanya.
Mark menatap ayahnya dengan sorot yang lebih menusuk, persetan dengan ikatan antara ayah dan anak, mark tidak bisa diam jika itu menyangkut orang yang dia sayangi.
Seorang ayah seharusnya menjadi panutan untuk anaknya bukan, tapi jaehyun, dia malah menghancurkan masa depannya dengan keegoisan nya sendiri.
"Aku akan tetap menolak perjodohan ini, lakukan apa saja yang ingin kau lakukan kepada ku dan haechan, karena aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh haechan seujung kukupun. Kau harus ingat itu tuan jung yang terhormat."
Brak
Jaehyun menggebrak meja kerjannya dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang menggema.
"Tutup mulut mu mark, kau lupa jika kau sedang berbicara dengan ayahmu."
"Aku tidak akan pernah lupa jika kau adalah ayahku, seorang ayah yang hanya memikirkan kebahagiaan nya sendiri dan mengorbankan kebahagian anaknya."
"Kau.. " Seru jaehyun dengan suara gigi yang bergemelatuk.
"Apakah kau tidak pernah puas dengan apa yang kau miliki sekarang, hingga berusaha menghancurkan kebahagiaan orang lain."
"MARK CUKUP, KUBILANG CUKUP."teriak jaehyun.
"Kenapa? Kau tidak terima dengan apa yang aku katakan."
Sorot mata jaehyun menggelap, dia tidak akan kalah oleh anaknya sendiri, keinginan nya harus terpenuhi meskipun harus mengorbankan anaknya sekaligus, karena orang lain tidak akan pernah paham dengan apa yang pernah dia alami dulu hingga jaehyun bisa menjadi sukses sampai sekarang.
Merasa tidak mendapat jawaban dari sang ayah mark berniat meninggalkan ayahnya.
"Jika ini pilihan mu, jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu dengan keluarga kekasihmu mark."
Mark menoleh lalu berdecak. "Lakukan semampu mu."setelah mengatakan itu mark benar-benar pergi.
Flashback end.
Mark tersadar dari lamunan nya dan menelpon seseorang. "Carikan beberapa pengawal terbaik, dan kirimkan mereka ke alamat xxxx".
" Baik, tuan."
Tut
Maaf nih ya, kalau gak sesuai ekspetasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanficHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...