Limabelas

5.2K 606 21
                                    

Haechan terus saja melirik orang disamping nya, dari tadi orang itu tidak bicara bicara, padahal kan haechan sudah lelah. Apalagi mereka terus saja berjalan tanpa tujuan.

Oke haechan akan bertanya lebih dulu. Haechan menghentikan langkahnya, yang mana membuat orang itu juga berhenti.

"Ada apa? Kau lelah."

Sungguh tidak masuk akal, dia mengajak haechan keluar untuk membicarakan suatu hal katanya, tapi lihatlah bahkan dia tidak bicara apapun, apa apaan itu.

"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan."

Orang itu malah tersenyum menanggapi omongan haechan, dan haechan yang melihat nya pun mendengus kasar.

"Kenapa malah tersenyum, aku serius hyunjin."

"Baiklah."jawabnya. "Apa aku masih memiliki kesempatan."tanyanya.

Haechan mengerutkan dahinya. "Kesempatan? Maksudmu apa. Ayolah bicara yang jelas."

Hyunjin menggenggam kedua tangan haechan dengan lembut, lalu menatap netra milik haechan yang semakin cantik, menurut hyunjin.

"Tentang perasaan mu dulu, bisakah aku membalas nya sekarang."

Haechan terdiam, ini tidak benar. Bahkan haechan sudah melupakan kejadian memalukan itu. Dimana haechan mengakui perasaan nya kepada hyunjin,tapi apa yang haechan dapat penolakan dari hyunjin karena dia lebih memilih untuk pokus kuliah diluar negri dan tidak mau menjalani hubungan jarak jauh bahkan setelah itu haechan mendapat kabar bahwa hyunjin tengah menjalin hubungan dengan wanita lain, itu artinya hyunjin berbohong. Lalu kenapa sekarang hyunjin tiba tiba datang kembali dan mengatakan jika dia akan membalas perasaan haechan.

"Mungkin ini sulit untukmu chan, tapi selama tiga tahun aku menyesal karena telah menolak mu."

"Kau tidak perlu menjawab sekarang, aku akan tinggal dikorea dan menunggu jawabanmu."

Tidak, haechan akan menjawabnya sekarang, karena menurut haechan menunggu itu sangat menyakitkan. Dulu haechan memang berharap hyunjin akan kembali dan menerima haechan, tapi setelah itu haechan sadar bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan akan menjadi milik kita.

"Maaf, aku tidak bisa."haechan melepaskan genggaman tangannya dari hyunjin.

"Sudah kubilang, kau tidak perlu menjawab sekarang chan."

"Tapi hyunjin, aku benar-benar tidak bisa. Itu dulu dan sekarang perasaan itu sudah tidak ada."jawab haechan sambil menundukkan kepalanya dan terisak pelan.

"Kenapa, apa sekarang kau membenci ku."

Haechan menggelengkan kepalanya, jujur saja mengingat kejadian itu membuat hati haechan kembali sakit, kalian bisa membayangkan nya, berlari menuju Bandara ditengah hujan hanya untuk menyatakan perasaan kepada orang yang kita sayangi tapi akhirnya hanya penolakan yang kita dapatkan. Sungguh haechan merasa menyesal dengan apa yang dia lakukan dulu.

Mungkin ini bukan salah hyunjin, tapi salah kan saja haechan yang dengan mudahnya menganggap kebaikan seseorang sebagai rasa cinta.

"Jawab aku chan kenapa."lanjut hyunjin sambil menggoyangkan bahu sempit haechan.

"Karena dia sudah memiliki kekasih."

Bukan, itu bukan haechan. Haechan dan hyunjin pun menoleh dan mendapati mark tengah berdiri dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.

Mark mendekati haechan lalu menggenggam tangan haechan erat.

"Jika dulu haechan memiliki perasaan padamu, maka sekarang tidak."

"Karena haechan adalah milikku sekarang. Jika dulu haechan mencintai mu maka sekarang haechan hanya akan mencintai ku."

"Dan yah, berhenti untuk mengharapkan haechan kembali, karena aku tidak suka milikku diusik."setelah mengatakan itu mark menarik haechan untuk pergi menjauhi hyunjin.

Haechan yang terkejut dengan tindakan mark yang tiba tiba pun hanya bisa terdiam, dan mengikuti langkah mark. Meskipun sebenarnya haechan bertanya tanya kenapa direkturnya bisa ada disini dan juga jangan lupakan mark yang mengaku sebagai kekasihnya haechan.

Sedangkan hyunjin mematung ditempatnya dan mendengus pasrah.

_________________________________________

"Jadi ini alasan mu tidak masuk bekerja haechan."

Haechan masih diam terduduk tanpa mau menjawab pertanyaan mark. Mark memutuskan membawa haechan ke apartemen nya, dan berakhir dengan mark yang terus menghakimi haechan.

"Terimakasih."gumam haechan yang masih terdengar oleh mark.

Mark berkacak pinggang lalu memijat pelipisnya. Kenapa haechan malah berterima kasih, bukannya dia harus menjawab pertanyaan mark.

"Untuk apa?."

Haechan memandang mark lamat. "Direktur, kau tadi membantu ku lolos dari hyunjin dengan cara mengatakan jika aku adalah kekasih mu, jadi.... Untuk itu aku berterima kasih."

Mark melongo segitu polosnya kah haechan. "Aku serius dengan ucapan ku tadi, aku benar-benar menyukai mu."jawab mark dengan enteng nya.

"Hah."haechan kembali menatap mark dengan mengerjap ngerjapkan matanya.

"Ck. Apakah ciuman semalam tidak cukup untukmu jika aku memiliki perasaan padamu haechan."

Pipi haechan bersemu merah, apakah mark harus mengatakan itu dengan gamblang, haechan kan malu.

Mark menyamakan posisinya dengan haechan, lalu memegang bahu haechan dengan lembut dan menatap netra milik haechan dengan intens. Ah mark memuja keindahan yang ada dalam diri haechan.

"Apa aku perlu melakukan nya lagi haechan."mark mengatakan itu tepat didepan bibir haechan.

Haechan yang merasa atmosfer diruangan apartemen mark berubah pun merasa merinding, mark sekarang terlihat seperti tengah dipenuhi nafsu.

"Tidak direktur."Haechan mendorong bahu mark. "A-ku hanya, butuh waktu. Ya butuh waktu."haechan berbicara dengan gugup.

Mark pun berdiri "Baiklah, tapi ingat besok aku akan menagih jawaban mu. Kalau besok kau tidak masuk bekerja, terpaksa aku akan datang kerumah mu."

Apa apaan direktur nya ini memberikan waktu cuma sehari, bisa mati haechan kalau begini. Sebenarnya haechan senang dengan pengakuan mark hanya saja haechan harus memikirkan banyak hal sebelum menyesalinya.















Iya tau, gak jelas banget kan ni cerita 🤒

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang