Tigapuluhdelapan

4.6K 475 30
                                    

Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar begitu sangat menggema disebuah koridor rumah sakit, langkahnya terlihat begitu lebar dan cepat, bahkan sesekali dia tidak sengaja menubruk orang yang kebetulan berlalu lalang disana, mengingat koridor rumah sakit memang selalu ramai oleh orang-orang.

"Mark."seru Ten.

"Bibi dimana Haechan, bibi cepat katakan."tanyanya dengan terburu-buru, bahkan Mark menghiraukan keberadaan ibu dan ayahnya sendiri yang menatap Mark tidak percaya, bukan Taeyeong tidak menyukainya dia hanya terharu karena putra satu-satunya ternyata telah tumbuh dewasa, dan juga Mark terlihat begitu bahagia terlihat dari sorot matanya yang memancarkan kebahagiaan.

"Haechan didalam, Mark."ten menunjuk sebuah ruang rawat VIP, karena Haechan telah dipindahkan dari ruang ICU setelah dokter mengatakan jika perkembangan kesehatan Haechan sangat membaik dengan cepat, mungkin ini adalah sebuah keajaiban dari Tuhan, dan untuk ruangan VIP sendiri adalah saran dari Jaehyun.

Tanpa menjawab kembali ucapan Ten, Mark membuka pintu sebuah ruangan dengan sangat keras, hingga membuat Haechan menolehkan kepalanya, dan menjatuhkan novel yang tengah dibacanya laku tersenyum dan sekaligus menangis bahagia.

Mark menghentikan langkahnya, menatap seseorang yang telah dia rindukan selama dua hari ini dan sekarang dia bisa melihat matahari nya tersenyum kembali meskipun tidak secerah biasanya tapi Mark bersyukur Haechan-nya akhirnya telah bangun, bahkan Haechan masih terlihat begitu pucat.

Tanpa disadarinya Mark telah menangis, dan Haechan melihat semuanya dia ikut menangis dan tersenyum, Mark-nya yang kaku dan minim ekspresi ternyata bisa menangis, apa itu sungguhan!. Lihatlah Mark terlihat begitu kacau sekarang, pakaian yang digunakannya pun terlihat berantakan, Mark juga terlihat sedikit kurusan apakah dia tidak mengurus diri dengan baik selama Haechan sakit .

Jika saja Haechan tahu, Mark tidak istirahat sedikitpun bahkan dia tidak memiliki waktu untuk mengganti pakaian nya sendiri, setelah anak buahnya menelpon dan memberitahu keadaan Haechan, Mark langsung melajukan mobilnya untuk menuju bandara.

Keduanya menangis dalam diam, lalu Haechan merentangkan tangannya menyambut kedatangan Mark, sedangkan Mark dia melangkahkan kakinya dengan perlahan, karena masih belum percaya dengan apa yang tengah ia lihat, Haechan-nya telah kembali.

Menghiraukan mereka yang berada disana, Mark memeluk Haechan dengan erat setelahnya menangis kembali dengan sesekali mengecup lembut kening Haechan, bahkan Haechan membalas pelukan Mark dengan lebih erat.

"Aku merindukan mu, sangat."katanya dengan memejamkan matanya berbarengan dengan air matanya yang terus jatuh.

Sedangkan Haechan, dia hanya mencari posisi ternyaman dalam pelukan Mark, membiarkan Mark melakukan apapun yang dia ingin kan.

"Dunia seperti telah berhenti, Haechan."

"Aku seperti tidak memiliki tujuan hidup lagi."

"Berjanjilah setelah ini untuk tidak melakukan hal konyol seperti ini lagi, Haechan."lanjut Mark, setelah melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Haechan lalu mencium kembali kening Haechan. Dapat Mark lihat rambut Haechan yang sedikit lepek karena keringat.

"Kau tau Mark, jika aku tidak melakukan ini maka yang berada ditempat ini adalah kau, dan aku tidak mau itu terjadi."Haechan menggenggam tangan Mark yang masih menangkup wajahnya.

Mark menggeleng. "Itu lebih baik bukan."

"Tidak, kau tau mungkin aku tidak akan sekuat dirimu Mark,"

"Maafkan aku." Ucapnya dengan suara bergetar.

"Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak bisa menjagamu dengan baik."kata Mark, dengan menarik kembali Haechan kedalam pelukannya.

"Mark."

"Iya, sayang."

"Apa kau tidak makan dengan baik?, kau juga tidak menjaga diri dengan baik?."

"Ntahlah, semuanya terasa sulit tanpa dirimu."jawabnya.

Haechan melepaskan pelukannya dari Mark lalu menggeser tubuhnya dan menepuk sebagian kasur nya mengisyaratkan pada Mark agar naik pada ranjang pasien.

"Kau merindukan ku bukan, naiklah."

"Mark, aku ingin tidur dengan sebuah pelukan, maukah." cicitnya.

Mark terkekeh lalu naik keatas ranjang pasien milik Haechan dan membaringkan tubuhnya lalu menarik Haechan dan menidurkan Haechan disebelah lengannya, dengan posisi saling menghadap.

"Tidurlah, kau harus istirahat dengan cukup agar cepat sembuh."

Tersenyum sambil menatap Mark, Haechan memposisikan dirinya senyaman mungkin dan mulai memejamkan matanya.

Ntah karena posisi keduanya yang begitu nyaman, atau ntah karena keduanya tengah saling merindukan satu sama lain, sehingga Mark dan Haechan tertidur dengan cepat dalam posisi saling memeluk.

Sementara diluar ruangan, mereka tengah sibuk menguping dan mengintip.

"Kau lihat Jae, Mark persis seperti dirimu."kata Taeyong sambil terkikik.

"Tentu saja, karena aku yang membuatnya." jawabnya enteng, hingga membuat Renjun dan Ten, melongo tidak percaya.

"Tuan Jung, maaf jika saya tidak sopan tapi bisakah anda tidak membicarakan hal itu disini."

"Ah maaf saya lupa." Setelahnya mereka menggelengkan kepala, sulit dipercaya ternyata sikap Mark yang sering berubah-ubah adalah dari ayahnya sendiri.

Sedangkan Ten, dia hanya diam. Bersyukur atas apa yang tengah dijalaninya, ternyata masih banyak orang-orang yang peduli pada keluarganya.

"Pulanglah, kalian harus istirahat."

"Kami akan tetap disini."

"Tapi kalian harus istirahat."kekeh Ten, bukan bermaksud mengusir hanya saja Ten, merasa tidak enak hati.

"Kau juga pasti lelah, kau juga harus pulang Ten, Mark akan menjaga Haechan."tanya Taeyong.

"Aku akan tetap disini."

"Bibi yang dibilang nyonya Jung benar, sebaiknya kita pulang, lagipula sekarang Haechan tidak sendiri biarkan mereka menikmati waktu berdua mereka, kita bisa kembali besok, aku yakin direktur Jung akan menjaga Haechan dengan baik." kata Renjun.

"Baiklah, tapi biarkan aku disini dulu untuk beberapa saat."

Mereka semua akhirnya mengangguk, Jaehyun dan Taeyong mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Renjun dan Ten.

Ten mendudukkan kembali tubuhnya, sedangkan Renjun dia kembali sibuk melihat keromantisan Mark dan Haechan.

"Beruntung nya Haechan, bisa memiliki kekasih seperti direktur Jung."

"Apakah orang seperti direktur Jung masih ada."

"Nasib, sampai kapan aku akan terus menyendiri seperti ini."

"Kau tidak sendiri." jawab seseorang hingga membuat Renjun berjengit kaget dan membalikkan tubuhnya lalu berteriak.

"Kyaaaa, siapa kau."teriak Renjun dan menunjuk-nunjuk wajah orang didepannya, hingga membuat orang didepannya menutup telinganya, sedangkan Ten memandang kearah Renjun dan orang didepannya.

"Tentu saja, aku adalah orang yang memiliki pribadi yang sama seperti Mark." tuturnya dengan menaik turunkan alisnya, dan membuat Renjun berlari kearah Ten karena merasa merinding.

"Bibi tolong aku, dia seperti seorang ahjussi yang sedang menggoda para wanita polos seperti ku."dramatisnya.

"Ayo bibi kita harus segera pulang, sepertinya dedemit dirumah sakit ini mulai berkeliaran." katanya dengan menarik Ten, yang sepertinya masih kebingungan dengan situasi aneh itu.

Lucas memandang aneh Renjun yang terus menarik Ten lalu setelahnya tersenyum seperti orang bodoh, dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah, menggemaskan. From now on you are mine."

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang