Tigapuluhsatu

4.3K 457 12
                                    

Haechan tengah membantu ibunya membereskan toko kue, hari ini adalah hari pertama Haechan bekerja ditoko kue miliknya karena Haechan kan sudah mengundurkan diri dari perusahaan Jung. Menghela napas lalu menghembuskan nya terus saja seperti itu sambil tersenyum aneh, ntah sampai kapan Haechan akan menghela napas terus-menerus, jika seperti itu terus pekerjaannya tidak akan cepat selesai.

"Oh yaampun Noona, berhentilah bernafas dengan seperti itu kau membuang oksigen mu dengan percuma."seru Sungchan.

"Kau ini bodoh atau bagaimana, menghela nafas itu bukan membuang oksigen, bukankah secara tidak sadar kita memang menghela nafas disetiap detiknya."jawabannya.

"Tapi caramu bernafas terlihat begitu boros, apalagi kau tersenyum seperti orang gila."

"Ah sangat sulit dipercaya, seseorang yang baru saja kehilangan pekerjaan malah terlihat sangat bahagia."lanjut Sungchan.

Haechan melemparkan kain lap yang tengah dipegangnya kearah Sungchan, lalu mendelik dan menginjak kaki Sungchan dengan satu hentakan, membuat sang empu mengerang kesakitan.

"Rasakan itu."

"Bibi anakmu sangat menyebalkan."adu Sungchan.

"Hei sudahlah kalian ini kebiasaan sekali, kalau bertemu pasti saja bertengkar."lerai Ten.

Haechan memilih untuk pergi ke belakang saja, lebih baik membuat kue daripada meladeni Sungchan yang mana otaknya sangat minim, sangat tidak sesuai dengan tinggi badannya yang melebihi tiang listrik itu.

Memilih mencuci piring terlebih dahulu Haechan bersenandung dengan pelan, menyanyikan beberapa bait lagu kesukaannya. Tapi tiba-tiba Sungchan memanggilnya, uh apakah Sungchan tidak bisa membuat Haechan tenang barang sedetik saja, sangat menyebalkan.

"Noona, pakeeeett."

Menghela napas kasar, Haechan menyimpan cuciannya lalu mencuci tangannya dan pergi kedepan.

"Ada apa."tanya Haechan dengan jutek.

"Paket Noona, paket."

"Paket apa, aku rasa aku tidak memesan apa-apa."

Haechan mengerutkan dahinya, perasaan Haechan tidak memesan apapun jadi darimana asalnya paket itu, ataukah kurirnya salah orang, salah tempat atau kurirnya rabun dekat.

"Mana ku tau, sudah sana jangan membuat kurirnya menunggu."

"Iya."Haechan menghentakkan kakinya, menghampiri kurir paket yang katanya mengantarkan pesanan Haechan.

Saat sudah didepan toko, Haechan melihat seorang kurir membawa sebuah bunga mawar dengan dua warna, begitu cantik dan juga elegant, tapi untuk siapa itu, tidak mungkin kan untuk nya.

"Maaf paman, mungkin kau salah orang."tanya Haechan.

"Sepertinya tidak, disini tertera atas nama Lee Haechan, dan saat bertanya mereka menunjukkan saya kearah toko kue ini."jelas sang kurir.

"Tapi saya tidak memesannya."

"Saya tidak tahu, anda bisa menerimanya dulu nona."

Terpaksa Haechan mengambil bunganya dan menandatanganinya, setelah itu kurirnya pun pergi dan Haechan menatap bunganya lamat-lamat memangnya siapa orang yang mengirimkan nya bunga mawar dipagi hari seperti ini.

"Kira-kira siapa orang yang mengirimkan bunga dipagi hari seperti ini."gumamnya.

"Mungkin dari Mark, biasanya selalu ada surat didalamnya."

Haechan menolehkan kepalanya kearah sang ibu, lalu membulatkan mulutnya kenapa bisa Haechan lupa jika dia memiliki kekasih, ibunya benar mungkin itu dari Mark, Haechan buru-buru saja mencari surat itu, dan menemukannya.

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang