Empatpuluh

8.8K 433 28
                                    

"Apa?"

"Hah... Hah.. Kau tau Chan, dari kemarin hah... Hahh aku dikejar-kejar oleh dedemit rumah sakit."jawab Renjun dengan terengah-engah dan berdiri dihadapan Haechan hingga tanpa sadar membuat Mark memundurkan langkahnya dan mengerutkan dahinya.

Haechan memutar bola matanya malas. "Kau ini tidak konsisten sekali, tadi bilangnya seorang ahjussi mesum sekarang dedemit rumah sakit, "

"Aku yakin sebenarnya yang bodoh disini bukan aku tapi kau."lanjutnya dengan enteng.

"Yak, tentu saja kalau menyangkut soal bodoh kau juaranya." renggut Renjun.

"Dasar kau rubah kecil, apa kau tau kau mengganggu momen romantisku"

"Dan lagi ka-"

"Ekhem." Haechan tidak melanjutkan kata-kata nya kala Mark menyela perkataannya. Keduanya pun menoleh kearah Mark yang sedang memandang mereka berdua dengan bersedekap dada, sepertinya Mark sedang marah karena merasa diabaikan oleh kekasihnya, yang malah sibuk berdebat dengan temannya.

Renjun yang sadar pun menggeser posisi berdirinya hingga berada disamping Haechan, oh sungguh sekarang Renjun meresa sangat gugup bagaimana bisa dia lupa tentang keberadaan Mark.

Tamat sudah riwayat Renjun jika seperti ini, mungkin ini sedikit berlebihan tapi saat melihat ekspresi Mark kalian juga akan merasakan apa yang Renjun rasakan, karena tatapan Mark seperti seorang psikopat yang siap memutilasi mangsanya.

"Ah, Direktur Jung maaf saya tidak sengaja." ucapnya dengan susah payah, bahkan Renjun berkali-kali membungkuk hormat.

Sementara Haechan yang melihat adegan didepannya hanya terkekeh dan rasanya ingin tertawa terbahak-bahak saat melihat ekspresi keduanya, sangat lucu.

"Mmmptthahahahah."akhirnya Haechan tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Dasar bodoh, kenapa kau malah tertawa." geram Renjun sambil menoyor kepala Haechan, sedangkan Mark hanya menaikkan alisnya karena heran, kenapa Haechan banyak tertawa hari ini. Apakah perutnya tidak sakit, lukanya kan belum sembuh.

"Haechan berhenti, perutmu akan sakit."

"Baiklah, lagipula kalian lucu sekali."

"Mark berhenti menatap Renjun seperti itu, kau menakutinya."

Saat akan menjawab perkataan Haechan, tiba-tiba saja suara menggelegar mengacaukan segalanya.

"Oh my sweetie, I coming."teriak Lucas dengan keras hingga membuat orang-orang yang ada disana menatap kearah Lucas, tapi Lucas mana peduli yang dia pedulikan cuma satu yaitu Renjun.

Mereka pun serentak menoleh dan melihat Lucas sedang merentangkan tangannya lalu berlari kearah mereka bertiga, hingga membuat bahu Renjun melemas.

"Berakhir sudah hidupku." gumamnya.

Jika Mark mengerutkan dahinya karena kelakuan Lucas, berbeda lagi dengan Haechan yang menatap Lucas dengan polos karena pada dasarnya Haechan memang tidak mengetahui siapa Lucas.

"Oh yaampun Mark, kau disini juga,"

"Dan hai Haechan." sapanya dengan sangat ceria, hingga membuat Renjun merasa malu dan ingin menenggelamkan diri disungai Han saja. Tapi tunggu! Kenapa Renjun harus merasa malu.

Dengan ragu Haechan pun membalas sapaan Lucas. "Hai." katanya dengan sedikit bingung, pasalnya Haechan tidak mengenal sama sekali orang didepannya ini.

"Luke apa yang kau lakukan disini?"

"Tentu saja menjemput calon istriku, kau tau Mark dia terus saja berlari jadi aku sedikit kesulitan, bukan begitu sayang." katanya sambil menatap Renjun dengan tatapan memuja sedangkan Renjun hanya memutar bola matanya malas.

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang