Mark terus saja menghubungi Haechan yang sialnya tidak aktif, menyetir mobilnya dengan gusar bahkan Mark membawanya diatas kecepatan rata-rata di jalanan kota Seoul yang terbilang sangat padat oleh para pengemudi mobil lain, tapi dia tidak memperdulikan nya karena yang Mark pikirkan hanya keselamatan Haechan-nya.
"Sial." Umpatnya, sambil memukul setir mobilnya.
"Kau ini sebenarnya kenapa, dari tadi terus saja mengumpat."
"Ada yang mengirim bunga pada Haechan atas namaku, dan sekarang Haechan berada ditaman Olympic Park."geram Mark disela menyetir nya.
Lucas berfikir sejenak, dan mulai mengerutkan dahinya. Ah sekarang Lucas mengerti, dan dia sepertinya tahu dalang dari semuanya. Siapa lagi kalau bukan wanita ular itu.
"Dan sialnya, ponsel Haechan tidak bisa dihubungi, aku takut dia dalam bahaya." Erang Mark.
"Tapi Mark Hati-hatilah, jika kau ngebut seperti ini bukan hanya Haechan yang dalam bahaya tapi kita juga."
Mark tidak menggubris ucapan Lucas, karena yang dia pikirkan hanya Haechan, ntah sadar ataupun tidak tapi Mark malah semakin menambah kecepatan mobilnya.
"Luke bisa kau suruh anak buahmu untuk mencari Haechan."
"Baiklah, tapi bisakah kau pelankan dulu laju mobilnya."
"Kau bisa melakukan nya sekarang, jadi cepat." Kata Mark tanpa mengurangi kecepatan mobilnya, dan Lucas pun menurut percuma saja menentang pria arogan macam Mark, tidak akan pernah menang.
Tut tut tut
"Datanglah ke taman Olympic Park, dan cari seseorang yang bernama Lee Haechan akan ku kirimkan potonya."
"Jika kalian sudah menemukannya, jagalah dia dengan baik atau kalau tidak akan ku pastikan kalian yang tidak akan baik."lanjutnya kepada orang disebrang sana.
"Baik tuan, akan kami lakukan."
Tut
Lucas mematikan sambungan nya secara sepihak saat dirasa para anak buahnya menyanggupi perintahnya, mudah bukan selama ada Lucas semuanya aman.
To: 08xxxxxxxx
Send a photoSetelah mengirimkan poto Haechan pada anak buahnya, Lucas menyimpan kembali ponselnya, lalu menoleh kearah Mark.
"Kau bisa lebih tenang Mark."
"Tidak sebelum aku melihat Haechan secara langsung." Jawab Mark dengan pandangan masih kedepan, bahkan tangannya juga masih sibuk menyetir.
Menghela nafas kasar, Lucas tidak akan bicara lagi sudah cukup, biarkan saja si Mark Jung ini bertindak semaunya.
Membantingkan setirnya, Mark memarkirkan mobilnya di sembarang tempat tak peduli jika akan ada orang yang marah sekalipun.
Turun dari mobilnya Mark mulai memasuki area taman dengan berlari, sampai-sampai Lucas tidak kuat untuk mengejar Mark.
"Dasar, kalau soal cinta saja lupa segalanya." Cibir Lucas dan kembali berlari mengikuti Mark, yang ntah kemana karena Lucas tidak melihat punggung Mark lagi.
Menggelengkan kepalanya lalu berlari untuk mencari Mark.
"Heyy Mark dimana kau, tunggu aku."
Kalau begini caranya bagaimana nanti Lucas memberikan tahu Mark tentang keadaan Haechan, Mark kan hanya tahu Haechan ditaman Olympic Park saja, memangnya dia tau dimana Haechan duduk, oh yaampun Lucas bisa-bisa tua sebelum waktunya, memang ya cinta bisa membuat orang pintar jadi bodoh.
_________________________________________
Sementara ditempat lain Haechan terus saja duduk dengan sesekali melihat-lihat taman sekalian menunggu kedatangan Mark, oh Haechan apakah dia tau, ada seseorang yang menjebaknya? Jika saja Haechan tahu bahwa Mark tidak pernah mengirimkan bunga untuk nya mungkin, Haechan tidak akan berakhir menunggu ditaman.
"Dimana Mark, kenapa lama sekali."
Haechan mulai duduk dengan gusar, pasalnya dia tidak sengaja melihat seseorang disebrang sana yang terus menatapnya, meskipun orang itu mengenakan masker tapi Haechan yakin orang itu tengah tersenyum mengerikan dan Haechan takut akan hal itu.
Mau menghubungi Mark juga percuma, ponselnya mati karena Haechan lupa untuk men charger nya, bagaimana ini.
Haechan berdiri dari duduknya berjalan seperti setrikaan, perasaannya mulai tidak karuan kali ini. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya yang mana membuat Haechan terkejut akan hal itu.
"Siapa kalian." Teriak Haechan sambil memundurkan langkahnya.
"Tenanglah nona, kami hanya diminta untuk menjaga anda."
Haechan mengerutkan dahinya, apakah orang-orang didepannya adalah suruhan Mark, tapi kenapa Mark tidak datang kenapa malah menyuruh orang lain untuk menjaganya, apakah terjadi sesuatu pada Mark.
Mata Haechan mulai bergulir resah dia terlalu memikirkan hal yang tidak -tidak tentang Mark.
"A-pa Mark yang menyuruh kalian."
"Mark, maaf yang menyuruh kami adalah tuan Wong."
"Tuan Wong."tanyanya dengan heran.
"Iya Wong Lucas, dia adalah teman dari kekasih anda jadi anda tidak perlu khawatir." Tutur orang itu.
Haruskah Haechan percaya dengan mereka, haruskah Haechan tetap diam disini dan menurut pada orang suruhan tuan Wong itu, jika dilihat memang mereka tidak mencurigakan hanya tetap saja Haechan tidak bisa mudah percaya dan yang dia inginkan hanya kedatangan Mark.
Haechan menolehkan kepalanya untuk melihat orang asing yang terus menatap nya itu, dan ternyata tetap sama orang itu terus saja mentap Haechan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.
Saat sedang sibuk menatap orang asing itu tiba-tiba saja maniknya dengan tidak sengaja melihat kedatangan kekasihnya, dia Mark.
Mark berhenti berlari dengan nafas terengah-engah dia terlihat sedikit tersenyum karena merasa senang melihat Haechan terlihat baik-baik saja, tubuhnya terlihat berkeringat tentu tidak mengurangi kadar ketampanannya, dengan lengan kemejanya yang digulung sampai sikut, membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan.
Haechan berniat menghampiri Mark berlari kecil dengan tersenyum manis, tapi sayang senyuman itu harus luntur kala melihat orang asing yang daritadi terus memperhatikan Haechan itu mendekati Mark dengan benda tajam di lengannya. Tanpa menunggu lagi Haechan berlari lebih cepat bersamaan dengan Mark yang juga ikut berlari dan diikuti oleh orang asing dibelakangnya.
Haechan menggeleng pelan disela langkah nya yang semakin cepat. "Tidak Tuhan, jangan Mark."batinnya.
"Mark awas." Teriaknya.
Sreeettt
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanfictionHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...