Mark mengatakan jika dia tidak peduli dengan haechan, tapi lihat apa yang dia lakukan sekarang, mengikuti haechan dan Jeno yang berakhir sakit hati. Sudah Mark katakan kalau dia mulai terjatuh dalam pesona haechan, tapi sulit sekali bagi mark untuk mengatakannya bahkan untuk mengekspresikan nya saja tidak bisa. Mark tidak tau apa yang sedang Jeno dan haechan bicarakan, karena posisi mereka membelakangi mark.
Dengan Jeno yang bersandar kepada haechan dan haechan yang duduk seperti tidak terbebani, tidak mau terlalu lama melihat kedekatan Jeno dan haechan mark segera saja membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat itu.
"Jeno, kau hanya perlu berjuang bukan."
"Beri tau aku sampai kapan aku harus berjuang."
Haechan menatap lurus kedepan, jujur saja sebelum nya Jeno tidak pernah menceritakan hal pribadi pada haechan, ini pertama kalinya dan haechan sangat terkejut. Saat mendengar cerita Jeno haechan tidak menyangka kisah cinta Jeno akan serumit ini.
Haechan memang bukan orang pandai, hanya saja dia juga mengerti dengan apa yang Jeno rasakan. Oh ayolah orang awam saja akan merasakan apa yang Jeno rasakan, saling mencintai tapi tak direstui, itu menyedihkan bukan. Haechan berdoa agar kisah cintanya tak serumit Jeno.
"Tentu saja sampai hubungan kalian direstui."
Jeno mengangkat kepalanya dan duduk mengahadap haechan, lalu membalikkan tubuh haechan agar berhadapan dengannya.
"Chan, bukankah setiap orang akan mengalami berada dititik dimana dia akan menyerah. Ku rasa, aku adalah salah satunya."tanya Jeno menatap mata haechan yang mengerjap ngerjapkan matanya.
Haechan menggeser duduknya. "Jeno, itu salah. Kau akan membuat orang yang kau cintai bersedih."
"Tapi chan, keluarga nya menjodohkan dia dengan sepupu ku, untuk itu aku akan mundur, mungkin ini kebahagiaan yang tuhan takdirkan untuknya."
Haechan melihat kesungguhan dimata Jeno. Dapat haechan lihat terdapat gurat prustasi didalamnya, Jeno benar-benar sedang kelelahan tapi ini salah, Jeno tidak boleh menyerah.
"Apa kau yakin dia akan bahagia, bukankah kau bilang kalian saling mencintai. Katakan Jen apa dia akan bahagia, dan untuk takdir dia takdir mu, Tuhan hanya ingin melihat kesungguhan mu."haechan menggoyangkan bahu Jeno. Sedangkan Jeno mendengar kata selanjutnya yang akan dikatakan oleh haechan.
"Jeno bukankah kita bicara seperti ini untuk kau meminta saran padaku. Saranku perjuangkan dia, aku yakin dia sedang menunggu perjuangan mu. Bukan hanya kau yang berjuang dia juga, karena kalian saling mencintai."
"Aku tidak tau siapa orang yang kau cintai, tapi melihat dari matamu, perkataan mu aku yakin dia orang yang baik."lanjut haechan.
Jeno meresapi semua yang diucapkan oleh haechan, memang berat melepaskan orang yang kita cintai tapi sejauh ini usaha yang Jeno lakukan tidak membuahkan hasil.
Baiklah jika haechan percaya dengan perjuangan Jeno, kenapa Jeno tidak. Mari melakukan nya lagi.
"Baiklah akan aku coba lagi".jawabnya. "Tapi--."jeno menjeda kata katanya dan menatap haechan. "Maukah kau menjadi tempat bersandar ku lagi, saat aku lelah kembali."
Haechan mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja. Tapi akan kupastikan kali ini kau berhasil."
_________________________________________
Hari ini haechan lembur karena banyak pekerjaan yang ketua moon berikan, rasanya lelah sekali tapi haechan harus mengerjakan nya agar besok tidak menumpuk. Haechan lembur sendiri hari ini, para karyawan yang lain sudah pulang daritadi, mungkin hanya tinggal beberapa orang.
Saat dirasa telah selesai, haechan meregangkan otot otot tangannya.
"Lelahnya."
Haechan menumpukan kepalanya kemeja kerja, menutup matanya sebentar untuk menghilangkan rasa ngantuknya.
"Sampai kapan kau akan disini."suara seseorang membangunkan haechan.
Langsung saja haechan mengangkat kepalanya dan berdiri, betapa terkejut nya haechan melihat direkturnya berdiri disamping nya.
Tapi bukan hanya itu yang membuat haechan terkejut. Ketampanan direkturnya membuat jantung haechan berdegup lebih kencang.
"Kenapa bengong."
"Uh, direktur masih disini."haechan bertanya balik.
"Ck. Ayo pulang, aku antar."mark menarik tangan haechan, tapi haechan tidak berdiri sedikitpun.
Mark menaikkan alisnya, kenapa haechan masih diam.
"Di-direktur saya akan pulang sendiri."jawab haechan gugup.
Mark melepaskan pegangan tangannya pada haechan, lalu mendekati haechan, karena refleks haechan memundurkan langkah nya dan menabrak meja kerja dibelakang nya. Kini jarak diantara keduanya semakin menipis.
"Kenapa? Kau takut Jeno marah. Ada hubungan apa antara kau dan Jeno."mark mengatakan itu tepat didepan wajah haechan.
Haechan menggeleng kan kepalanya kare semakin gugup dan takut, jarak dengan direkturnya sangat dekat bahkan napas mark dapat haechan rasakan.
"Je-jeno hanya teman ku."haechan berusaha mendorong tubuh mark, namun nihil kekuatan nya terlalu lemah.
Langsung saja haechan menunduk tidak mau lama lama menatap mark, karena takut semakin jatuh dalam pesona mark. Ya seperti nya haechan juga mulai menyukai mark.
Mark mengapit dagu haechan dan mengangkat nya, sehingga kini mereka saling bertatapan, terdapat cinta dikedua mata masing-masing.
"Direktur."cicit haechan
Mark tidak menggubris panggilan haechan, tetapi malah mendekatkan wajahnya dengan haechan, dan mencium haechan dengan lembut. Sementara haechan memejamkan matanya dan ikut terbuai oleh ciuman mark. Terjadilah aksi saling melumat bibir diantara keduanya, meskipun mark yang mendominasi.
Terdapat perasaan aneh diantara keduanya, seperti sedang saling menyalurkan perasaan masing-masing yang tak dapat disampaikan.
Ntah sejak kapan keduanya terbuai oleh ciuman masing-masing. Haechan mulai mengalungkan tangannya dileher mark sedang kan tangan mark melingkar dipinggang ramping haechan.
Dirasa mulai kekurangan oksigen haechan mendorong tubuh mark, dan bernafas dengan terengah-engah. Belum sempat haechan protes mark sudah menariknya, keluar dari kantor.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanfictionHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...