Ini sudah pukul 06:00 dan mark tidak melihat tanda tanda haechan akan keluar dari kamarnya, mark berdecak kesal haechan emang benar benar. Setelah sepuluh menit mark menunggu akhirnya haechan keluar dari kamarnya.
"Ibu-."
"Ibumu tidak ada, dia sudah berangkat."jawab mark sambil dudul disopa,haechan menoleh ke arah mark.
"Eoh kenapa direktur masih disini, kupikir direktur sudah pulang."heran haechan.
"Ck, kau ingin mengusir ku."
"Tidak, tidak bukan itu maksudku."
"Sudahlah percuma saja bicara dengan mu, kita harus berangkat."ajak mark.
"Kita?, direktur apa maksud mu."
"Jangan berpikir macam macam, aku hanya ingin berbalas budi kepada ibumu."mark merenggang pergi keluar rumah. "Tunggu apa lagi, kau sudah terlambat."
Haechan mengikuti langkah mark dengan terpaksa, haechan kan belum sarapan, bagaimana pun haechan wajib sarapan sebelum berangkat bekerja.
Mark dan haechan memasuki mobil, dan pergi meninggalkan rumah haechan, haechan hanya memandangi jalan diluar jendela meskipun tidak menarik setidaknya haechan tidak melihat wajah datar direktur nya. Haechan tersadar saat mark melewati jalan yang salah.
"Direktur bukankah ini bukan jalan menuju kantor."akhirnya haechan memecahkan keheningan.
"Memang, ini jalan menuju apartemen ku."
"Apa, untuk apa direktur."
"Kau tidak lihat pakaian ku, aku harus berganti pakaian terlebih dahulu."haechan mengangguk dan kembali diam. Keheningan tercipta kembali.
Drrtt Drrrttt
Ponsel mark berbunyi dan mark memberhentikan mobilnya dipinggir jalan untuk mengangkat telpon.
"Ada apa."
"Kau dimana mark."
"Dijalan."
"Jalan mana, kau ini kebiasaan bicara selalu setengah setengah."
"Menuju apartemen, memangnya ada apa."
"Kebetulan sekali, datanglah ke hotel xxxx, sekarang juga."
"Kau gila, jangan libatkan aku dalam masalah mesum mu Luke."
Haechan hanya memperhatikan mark, ntah siapa yang menelepon mark sehingga mark terlihat jengkel. Merasa diperhatikan mark melirik haechan sebentar.
"Heyy, jangan berpikir hal yang konyol tentang ku, datang saja ada kejutan untuk mu dude."Mark mendengus sebaliknya, Lucas memang pengganggu mood dipagi harinya.
"Dasar gila, aku sibuk harus bekerja."
Tut.
Mark menutup telepon nya sepihak, dan berniat menyimpan ponselnya tetapi sebelum menyimpan nya notifikasi ponselnya berbunyi, dan itu dari lucas yang mengirimkannya pesan gambar, dengan terpaksa mark membuka pesan itu, Dan saat itu juga mark menggenggam ponselnya dengan kuat hingga buku buku kukunya memutih, tatapannya menajam, giginya terdengar bergemelatuk , tentu itu semua membuat haechan merasa takut. Mark kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, yang mana membuat haechan memekik tertahan. Haechan tidak berani untuk menyela mark jadi haechan hanya menutup matanya dan berdoa sepanjang perjalanan.
Ckiiittt
"Aaaaaaaaa."teriak haechan dan membuka matanya, haechan bersyukur dia pikir kecelakaan, haechan melirik mark.
"Turunlah."pinta mark, dan mark pun turun dari mobil dan membanting pintu mobilnya. Haechan kaget tapi tetap mengikuti mark.
Saat haechan turun betapa terkejut nya dia pasalnya ini bukan apartemen ataupun kantor, tetapi hotel. Haechan ingin bertanya tapi mark sudah pergi, haechan pun mengejar mark yang masuk kedalam hotel.
"Kang mina, dinomor berapa dia menyewa kamar."tanya mark kepada resepsionis hotel.
"Maaf tuan, tapi kami harus menjaga privasi penginap."
Mark menyodorkan sebuah kartu nama kepada si resepsionis, yang mana membuat resepsionis melongo dan langsung memberikan nomor kamar yang diminta mark.
"Ah maaf tuan jung, kang mina dia berada di kamar nomor 203."tanpa mengucapkan terimakasih mark langsung memasuki lift, haechan membungkuk kepada resepsionis dan mengikuti mark. Didalam lif hanya ada keheningan dan aura mencekam dari mark, sungguh haechan tidak berani bertanya, karena mark dua kali lipat lebih menyeramkan. Pintu lift terbuka dan mereka berdua keluar, mark terus berjalan dan berhenti didepan pintu no 203.
Braakk
Dobrak kan pintu mark membuat sepasang kekasih didalam nya berjengit kaget bahkan seorang wanita yang berada disana terkejut dengan kedatangan mark, ah bahkan mark telah mengganggu pagi indah mereka.
"Mark."serunya.
"Bajingan."desis mark sambil mendekati mereka, dan langsung menghajar laki laki itu.
Bugh bugh bugh
Haechan yang tadinya hanya menonton saja langsung berlari masuk dan menarik lengan mark.
"Direktur, sudah lepaskan."
Mark mendorong haechan dan menghiraukan nya lalu kembali membabibuta orang dihadapannya.
"Aww, bokong ku."ringis haechan.
Bugh bugh bugh
"Mark lepaskan."teriak seseorang. Mark berhenti dan melirik kepada orang itu. "Aku bisa menjelaskan semuanya."
"Tidak perlu, akan ku akhiri hubungan menjijikkan ini, jadi kau bebas tidur dengan laki-laki manapun."sarkasnya
"Mark kau-."
"Diamlah, jalang seperti mu tidak pantas menyebut namaku."
Setelah mengatakan itu mark pergi dan menarik haechan yang masih melongo dan terduduk dilantai. Sedangkan mina dia berdiri mematung dan mengepal kan tangannya dan laki laki tadi sudah terkapar karena serangan mark. Lupakan mereka berdu mari kembali kepada mark dan haechan.
Haechan tertatih tatih mengikuti langkah mark, apalagi tanganya sekarang dicekal kuat oleh mark, sebenarnya haechan ingin protes tapi ntah kenapa susah sekali untuk bicara. Mereka berdua memasuki mobil dan pergi menjauh dari hotel.
Cuma mau bilang makasih buat kalian yang udah vote sama mau baca cerita ini. Jujur kalian mau aku lanjut apa nggak, soalnya alurnya tuh kayak gak nyambung gitu gak sih, terus kayak acak acakan gitu.
Aku jadi nggak PD buat lanjut, takut makin aneh alurnya terus takut ngebosenin juga. Hmmmm jadi galau akutuh: (
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanfictionHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...