Karena chapter sebelumnya udah 20 vote, Rin kasih hari ini 2 kali update. Semoga suka :)
.
.
.
.
"Jangan ada yang bergerak dulu" ujar y/n kemudian badannya ia dekatkan dengan komputer di depannya.Ia berusaha melihat dengan jelas objek yang membuat ia menginstruksikan semuanya untuk tidak melanjutkan tindakan.
Tangannya terulur mengambil walkie talkie dan mendekatkannya ke bibirnya.
"Semua sandera sudah di pakaikan rompi bom. Dan waktu penghitungan sudah dimulai, kita hanya memiliki waktu 5 menit" ujar y/n.
Y/n meremas walkie talkie nya dengan erat sampai sampai kukunya berwarna putih.
"Langsung tembak pelaku, bom yang digunakan adalah tipe yang akan meledak saat waktu habis. Tidak ada tombol untuk mempercepat bom itu" ujar y/n dengan tegas.
Daejung yang menerima sinyal itu pun langsung memerintahkan tim alpa menembak pelaku.
Dengan sekejap, terdengar suara pecahan kaca yang membuat para sandera berteriak histeris. 2 pelaku langsung tergeletak di lantai bus.
Tim ketua Park langsung melesat mengeluarkan para sandera yang sudah memakai rompi bom. Bunyi hitungan mundur dari rompi itu memekakkan telinga saking kerasnya.
"Lempar ke arah sungai, kawasan sudah diamankan" ujar y/n.
Daejung, Yonghwa, Samuel, Ronald, dan tim alpa membantu untuk melepaskan rompi bom dari para sandera. Kemudian melemparnya menuju sungai.
"Cepat kalian lari sampai radius 1 km" seru Daejung yang membuat para sandera berlari dengan kalang kabut.
Y/n bersama Chris sudah menunggu di berbatasan radius 1 km. Dapat dilihat y/n menggigit jarinya dengan gelisah.
"Tenang saja, mereka pasti baik baik saja" ujar Chris sambil menepuk pelan bahu y/n.
Beberapa saat kemudian, keduanya dapat melihat para sandera dan tim sudah berada beberapa meter dari mereka. Dan y/n dapat melihat Hera yang berlari.
"Hera" panggil y/n dengan keras.
Hera yang melihat y/n langsung menambah kecepatan berlarinya. Ia menubruk badan y/n dan memeluknya dengan erat. Y/n membalas pelukan Hera.
"Unnie, takut" ujar Hera di dalam pelukan y/n.
"Tidak apa apa, sekarang semuanya sudah baik baik saja" ujar y/n.
Bertepatan dengan itu, terdengar suara ledakan yang sangat besar. Ledakan itu membuat air melayang dan jatuh seperti air hujan.
Y/n semakin mengeratkan pelukannya saat ia merasakan Hera ketakutan dengan suara ledakan itu.
"Sudah tidak apa apa, sekarang semuanya sudah baik baik saja" ujar y/n.
Skip
Sekarang para sandera sudah berada di rumah sakit untuk mengobati luka kecil mereka. Dan kedua pelaku sudah meninggal di tempat karena tembakan.
Setelah pengobatan, Hera terlihat hanya diam saja. Y/n menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Kemudian tangannya terulur untuk mengelus kepada Hera.
"Apa ada hal yang mengganggu pikiranmu?" Tanya y/n.
Hera terkejut saat mendengar suara y/n, sedangkan y/n hanya tersenyum melihat reaksi Hera.
"Sepertinya unnie tadi sudah mengelus kepala mu duluan deh. Kok masih kaget?" Tanya y/n yang membuat Hera salah tingkah.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya y/n lagi.
"Ahjussi itu, tadi mengatakan sesuatu padaku" ujar Hera.
"Ahjussi? Pelaku tadi?" Tanya y/n.
"Iya" jawab Hera.
"Apa yang ia katakan sampai sampai kau terusik?" Tanya y/n.
"Ahjussi itu mengatakan bahwa ia melakukan itu karena keluarga unnie. Katanya keluarga unnie sudah menghancurkan impian anaknya" ujar Hera.
"Ah begitu, kau tak perlu memikirkan itu. Unnie sudah tau semuanya, dan kamu harus tau. Mereka bukan keluarga unnie, mereka adalah musuh unnie jadi unnie akan menyingkirkan mereka semua. Jadi kamu tidak perlu memikirkan itu, okay?" Ujar y/n.
Hera menganggukkan kepalanya, y/n tersenyum kemudian mengelus pelan kepala Hera.
"Oh iya Hera, unnie mau bertanya" ujar y/n.
"Menanyakan apa?" Tanya Hera sambil mengerutkan dahinya.
"Apa kamu sedang dekat dengan seseorang gitu? atau kamu sudah memiliki pacar" tanya y/n.
Hera langsung salah tingkah, yang membuat y/n tertawa terbahak bahak melihat reaksi yang dikeluarkan oleh Hera.
"Tak usah menjawabnya juga tidak apa apa, unnie hanya bertanya saja. Yaudah sekarang kamu istirahat dulu, nanti kamu diantar pulang oleh Ronald ya" ujar y/n kemudian langsung berdiri.
Y/n melangkahkan kakinya, namun terhenti karena tangan kirinya dipegang oleh Hera. Y/n membalikkan badannya supaya menghadap kearah Hera.
"Aku menyukai Ronald oppa" ujar Hera pelan.
Y/n tersenyum kecil, kemudian ide jahil terlintas di kepalanya.
"Apa unnie tidak dengar?" Ujar y/n.
Hera nampak menghela napas kemudian menatap y/n.
"Aku menyukai Ronald oppa" ujar Hera dengan suara yang cukup kencang.
Y/n tersenyum lebar.
"Ronald sudah ada lampu hijau, jangan nguping" ujar y/n yang membuat Ronald terjatuh dari tempat persembunyiannya.
Sedangkan Hera menutup mukanya, ia sangat malu. Secara tidak langsung ia mengungkapkan perasaannya secara langsung kepada Ronald.
"Bersenang senanglah kalian berdua, aku akan ke baby boy ku. Bye" ujar y/n kemudian langsung melenggang pergi dari hadapan mereka.
Ronald dan Hera berada di atmosfer yang sangat canggung.
TBC
Thx
Xoxo
I Blue You
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story [NCT]
РазноеJudul sebelumnya : Best Friend Forever [NCT] Melewati Lika liku Berjuang bersama Start : 24 Agustus 2020 Finish :