Confession

955 115 6
                                    

Y/n dan Ronald sudah sampai di parkiran SM entertainment, keduanya keluar dari mobil masing masing. Y/n berjalan terlebih dahulu dan di susul oleh Ronald.

"Karena ada 2 dokumen terpisah, kamu ke ruang CFO (Chief Financial Officer)" ujar y/n yang diangguki oleh Ronald.

Keduanya menggunakan lift, Ronald turun di lantai 2 sedangkan y/n di lantai 4.

Saat Ronald sudah keluar dulu, y/n menatap pantulan dirinya sendiri. Ia tersenyum miring, masih ada bekas luka yang diakibatkan oleh saudara tirinya.

"Malangnya nasib mu" gumam y/n kepada pantulannya.

Saat berada di lantai 3, lift berhenti. Y/n menggelengkan kepalanya pelan. Bertepatan dengan itu masuklah seorang pria yang menggunakan topi dan masker. Y/n mengernyitkan dahinya dan menggeser badannya ke kiri pojok belakang.

Pria itu menekan lantai 4, kemudian memasukkan tangannya ke saku. Ia seperti tak meperdulikan adanya y/n disana.

Untuk beberapa saat suasana di lift itu hening, y/n hanya memandang pantulan di depannya dan sesekali melirik ke pria yang berdiri di sebelah kanannya.

TING

Pintu lift terbuka, pria itu tak langsung keluar. Y/n pun memutuskan untuk keluar terlebih dahulu. Baru saja kaki kirinya keluar dari lift, tiba tiba tangan kanannya di tarik. Y/n memejamkan matanya dan ia merasakan tabrakan pelan di dada seseorang.

Y/n merasakan kedua tangan orang di depannya itu memeluk dengan erat. Y/n terdiam tak memberontak karena ia mendapat sebuah bisikan.

"Biarkan seperti ini dulu" bisik pria tersebut.

Tangan kanan pria tersebut menekan lantai paling atas dari gedung SM entertainment. Pintu lift kembali tertutup, y/n dapat merasakan lift berjalan naik.

Y/n masih terdiam, walau ia sebenarnya bingung dan sedikit risih. Namun, entah dari mana tubuh dan hatinya mengatakan untuk diam.

TING

Pintu lift kembali terbuka, pria itu kembali menekan tombol lift menuju tempat parkir. Ia masih memeluk y/n dengan sangat erat.

"Siapa? Kenapa?" Tanya y/n.

"Hanya rindu" ujar pria tersebut, y/n membulatkan matanya, ia mengenali suara itu.

"Jaehyun?" Panggil y/n dengan keraguan.

"Iya ini aku, biarkan seperti ini dulu" ujar Jaehyun pelan sambil menghirup dalam dalam wangi rambut y/n.

"Rambut Noona wangi" ujar Jaehyun diakhiri dengan kekehan.

"Kamu ini kenapa? Tiba tiba" tanya y/n yang masih dalam pelukan Jaehyun.

"Kangen" jawab Jaehyun.

"Pukul 9 malam nanti, mari bertemu di rooftop gedung ini. Aku tidak menerima penolakan, kalau begitu aku pergi dulu" ujar Jaehyun.

Kemudian Jaehyun melepas pelukannya pelan, pria itu berjalan keluar dari lift. Sedangkan y/n masih berdiri diam, ia masih tak percaya apa yang ia alami sekarang.

"Sepertinya aku akan gila" gumam y/n.

Pintu lift tertutup, y/n tersadar dari lamunannya. Ia buru buru menekan angka 4. Y/n bersandar di dinding lift, kemudian senyumannya merekah tanpa ia sadari.

TING

Lift sudah sampai di lantai 4, y/n berdeham dulu kemudian ia keluar dari lift. Bertepatan dengan itu juga ia bertemu dengan Ronald yang bersandar di dinding.

"Dari mana aja? Kok baru sampek?" Tanya Ronald sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Ada sedikit masalah tadi, yaudah yuk" ujar y/n yang diangguki oleh Ronald.

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang