Protect

1K 119 6
                                    

Y/n bersama kelima bodyguard pribadinya memasuki kawasan Seongsan. Tak begitu banyak pengunjung disana. Hanya ada beberapa pasangan dan beberapa keluarga yang mengunjungi tempat ini.

Y/n berjalan sambil mengenang semua kenangan indah di tempat ini. Matanya melihat seorang pria yang sangat ia kenal. Ia mendekatinya kemudian menepuk pundak pria tersebut.

"Astaga" seru pria tersebut sambil berbalik.

"Y/n, kau benar benar ya" ujar pria tersebut sambil memegang dadanya.

"Santai aja sih mukanya, lagi ngapain disini?" Tanya y/n.

"Pikir aja sendiri" ujar pria tersebut.

"Iya iya Ronald, enggak usah marah kali. Mereka dimana?" Tanya y/n.

"Tuh disana, sedang berdua an. Sumpah ya kalau bukan karena pekerjaan, males banget aku ngikutin Ara. Isinya cuma mesra mesra an sama Fangyin" ujar Ronald menyampaikan keluhannya.

"Nanti aku tambahin gaji mu" ujar y/n yang disambut dengan senyuman bahagia Ronald.

"Siap kapten, saya akan mengerjakan tugas dengan baik" ujar Ronald sambil memberikan hormat ala tentara.

"Yaudah semangat kerja, aku akan berjalan jalan dulu" ujar y/n sambil menepuk bahu Ronald.

"Oh iya, anak NCT 127 juga disini" ujar Ronald sebelum y/n menjauh.

"Hm, aku tau itu" jawab y/n yang tetap membelakangi Ronald.

Y/n kembali berjalan bersama kelima bodyguardnya. Selama beberapa saat y/n menikmati waktunya disana dengan memandangi pemandangan yang indah. Hingga matanya tak sengaja melihat Jaehyun dan Haechan yang seperti tertinggal oleh rombongan.

Dan yang menarik perhatiannya adalah ada 4 orang perempuan yang terlihat seperti Sasaeng fans. Y/n langsung berjalan menuju Jaehyun dan Haechan yang diikuti kelima bodyguard nya.

Y/n berjalan dengan santai dan berdiri di hadapan ke empat perempuan itu. Y/n dapat mendengar helaan napas Jaehyun dan Haechan.

"Siapa kau? Jangan ikut campur urusan kami, sebaikanya kau pergi sana" ujar salah satu diantara keempatnya yang paling depan.

"Urusan mereka adalah urusanku juga" ujar y/n dengan entengnya.

"Dan seharusnya yang pergi itu kamu, kamu membuat privasi mereka terganggu asal kau tau itu" ujar y/n dengan nada yang menyelekit.

"Sedangkan kau sendiri? Kau juga mengganggu privasi mereka" ujar perempuan itu tetap tak mau kalah.

"Oh ayolah, kalian ini sebenarnya benar benar fans apa bukan sih? Sudahlah sana kalian belajar dengan benar" ujar y/n yang sudah jengah.

"Berani beraninya kau menyuruh kami, kau tak tau siapa orang tua kami?" Tanya perempuan itu.

"Aku tak peduli dengan orang tua kalian, aku peduli dengan kalian. Jadi pergilah sebelum kesabaranmu menghilang" ujar y/n yang sudah tak berminat lagi.

"Dasar ahjumma tak tau diri" seru perempuan itu, kemudian tangannya siap untuk menampar wajah y/n.

Dengan cekatan y/n mencengkram tangan perempuan itu, kemudian memplintir tangan perempuan itu.

"Cepat pergi sebelum aku menghabisi kalian" bisik y/n, kemudian sedikit mendorong perempuan itu.

Perempuan tersebut langsung mengajak antek anteknya pergi. Y/n membalikan badannya kemudian menatap keduanya dengan tatapan tajam.

"Ngapain kalian hanya berdua saja? Dimana yang lain?" Tanya y/n layaknya seorang Noona.

"Tadi kami terpisah saat sedang mengantri, jadi kami sekarang sedang mencari yang lain" jawab Haechan.

Y/n menghela napasnya, kemudian memanggil Samuel.

"Jaga mereka dan bantu cari rombongan mereka, ajak Chris juga" ujar y/n kepada Samuel.

Samuel menganggukkan kepalanya, kemudian Samuel dan Chris berdiri di belakang Jaehyun serta Haechan.

"Kalian cari yang lainnya bersama mereka berdua, aku pergi dulu" ujar y/n kemudian langsung pergi bersama ketiga bodyguardnya yang tersisa.

Skip

Y/n masih berada di Seongsan, dan ia masih melihat Ronald yang mengintai Ara. Ia hanya menggeleng gelengkan kepalanya karena tingkah Ronald yang absurd saat mengintai Ara.

Secara logika, kita bisa duduk di sekitar target dan bersikap biasa saja. Beda halnya dengan Ronald yang bersembunyi di balik semak semak yang membuat dirinya menjadi bahan tontonan anak kecil.

Pandangan y/n juga tak luput dengan Ara, ia tetap mengawasi walau dengan diam. Hingga Fangyin meninggalkan Ara sendiri, Ara berdiri sendiri sambil memfoto beberapa objek.

Tiba tiba seorang pria berdiri tepat dibelakang Ara dan menempelkan dirinya kepada Ara. Tangan pria tersebut sudah menyentuh pantat Ara dan meremasnya. Ara hanya bisa terdiam mematung, ia ingin meminta tolong. Namun, rasa takutnya lebih besar.

Dengan segera y/n langsung mencekal tangan pria tersebut kemudian langsung membantingnya. Setelah pria tersebut tersungkur di bawah, y/n langsung menendang alat kelamin pria tersebut beberapa kali.

Pria tersebut nampak sangat kesakitan, y/n mencengkram kerah kemaja pria tersebut yang membuat pria tersebut sedikit terangkat.

"Carilah jalang di club', bukan disini" ujar y/n dengan nada dinginnya.

Y/n mendorong pria tersebut dan menyuruh Yeoreum untuk membawa pri tersebut pergi dari hadapannya.

Sedangkan Ara terkejut melihat y/n berada disini. Bukannya Ara memeluk sahabatnya yang sudah lama ia tak temui, ia lebih memilih kabur dari tempatnya berdiri.

Y/n hanya tersenyum miring kemudian pergi dari tempat itu. Ronald yang melihat itu bimbang antara tetap mengikuti Ara atau mengikuti y/n.

"Ronald kau ikut aku kembali ke hotel, dan hentikan pengintaian" ujar y/n saat sudah berada di dekat Ronald.

Ronald menganggukkan kepalanya, kemudian keempatnya pergi dari Seongsan. Chris, Samuel, dan Yeoreum sudah berada di mobil menunggu mereka.

Ronald tetap menggunakan motor milik y/n.

"Nanti malam jadi ikut makan malam?" Tanya Ronald yang tau bahwa suasana hati y/n sedang tidak baik.

"Iya, mereka sudah mengundang kita" ujar y/n kemudian langsung masuk ke dalam mobil.

Daejung memberi tanda kepada Ronald bahwa y/n akan baik baik saja. Kemudian mereka pun kembali ke hotel.

Skip

Y/n sudah sampai di hotel, ia berpesan untuk tidak mengganggunya sampai makan malam tiba. Ia ingin menetralkan emosinya terlebih dahulu. Terlalu banyak hal yang ia rasakan sekarang.

"Apakah y/n akan baik baik saja?" Tanya Yonghwa.

"Dia akan baik baik saja, sudah kembali bekerja" ujar ketua Park yang diangguki oleh semuanya.

Sedangkan y/n hanya memandang keluar jendela kamarnya. Ia memasukkan tangannya ke saku celana yang ia pakai. Pandangannya kosong, tak ada tanda tanda emosi yang terlihat. Maka itu tandanya ia sedang sangat kecewa.

Kemudian tangannya mengambil ponsel yang berada di atas meja.

"Siapkan penerbangan ke Seoul besok, aku akan kembali"

"Ne, aku dan yang lain ikut?"

"Iya"

"Baiklah"

Sambungan y/n matikan secara sepihak. Ia menaruh ponselnya sedikit kasar. Kemudian kembali memandang keluar jendela dengan tatapan kosong.

TBC
Thx
Xoxoxo

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang