Operation

924 102 1
                                    

Pagi pagi y/n sudah siap dengan pakaian rapinya. Ia duduk di ruang makan sambil melihat beberapa email dari ponselnya. Tak lupa secangkir americano panas di depannya.

"Loh y/n, kok udah rapi aja?" Tanya Daejung yang kebetulan menginap di rumah y/n yang sudah kayak istana itu.

"Iya appa, habis ini aku mau ke rumah sakit. Mau nemenin Hera" ujar y/n yang masih fokus dengan ponselnya.

"Oh begitu, tumben perhatian banget sama orang yang baru di kenal" ujar Daejung.

"Entahlah, hanya ingin saja" ujar y/n yang juga tak tau ada apa dengan dirinya.

"Yaudah terserah kamu aja, mau diantar atau berangkat sendiri?" Tanya Daejung.

"Aku berangkat sendiri aja, appa bangunkan yang lain. Aku sudah siapkan masakan ada di lemari es semua tinggal dihangatkan" ujar y/n sambil berdiri.

"Baiklah, hati hati jangan ngebut ngebut" ujar Daejung yang diacungi jempol oleh y/n.

Setelahnya y/n berjalan menuju mobil nya yang sudah terparkir di halaman rumahnya. Y/n duduk dengan nyaman, kemudian menekan beberapa nomor di ponselnya. Setelahnya menempelkan ponsel miliknya di telinga.

"Halo, ada apa? Tumben pagi pagi udah telpon aja"

"Kerumah sakit L'A"

"Ngapain?"

"Temenin aku lah, cepetan kalau telat gaji dipotong"

"Iya iya, ini berangkat. Bye"

"Hm"

Y/n meletakkan ponselnya di jok penumpang samping supir. Kemudian ia memakai sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobilnya. Y/n melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.

Skip

Sampailah y/n di rumah sakit, mobilnya juga sudah ia parkiran. Y/n berjalan menuju ruang rawat inap milik Wonu. Saat diperjalanan y/n bertemu dengan Ronald yang sedang bersandar di salah satu pilar sambil memainkan ponselnya. Banyak suster yang melirik ke arah Ronald.

"Ini rumah sakit, bukan tempat tebar pesona" ujar y/n yang membuat Ronald menaikkan kepalanya.

"Siapa yang tebar pesona juga? Aku kan memang tampan" ujar Ronald dengan tingkat ke pd annya yang tinggi.

"Terserah dah" ujar y/n kemudian melangkah terlebih dahulu.

Ronald mengikuti y/n dan mensejajarkan langkahnya dengan y/n. Beberapa saat mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di ruang rawat inap milik Wonu.

Y/n dan Ronald masuk ke ruangan itu setelah mengetuk pintu. Betapa terkejutnya Ronald yang melihat ada Ara disana.

Sedangkan y/n hanya melewatinya berjalan menuju Hera yang terus memegangi tangan Wonu. Y/n mengelus kepala Hera sayang, ia memberikan kekuatan sebanyak mungkin untuk Hera.

"Semua akan baik baik saja" ujar y/n lembut, Hera mengangukkan kepalanya kemudian menatap Wonu.

Bertepatan dengan itu masuklah 2 suster, mereka bertugas untuk memindahkan ranjang Wonu menuju ruang operasi.

Y/n, Ronald dan Hera berjalan di belakang ranjang Wonu. Y/n merangkul Hera, memberikan kekuatan penuh untuk gadis itu. Sedangkan Ronald hanya mengikuti saja.

Sesampainya di depan pintu ruang operasi, Hera mengecup seluruh wajah Wonu sambil memanjatkan doa. Setelahnya ranjang Wonu dibawa masuk.

"Permisi nona y/n, operasi akan diperkirakan berjalan selama 7 jam kedepan. Itu adalah perkiraan terlama untuk operasi ini" ujar dokter Kim.

"Lakukan apa yang harus dokter Kim lakukan, keluarga pasien menunggu kabar baik dari dokter Kim" ujar y/n.

"Baik, kami akan melakukan apa yang kami bisa. Kalau begitu kami permisi" ujar dokter Kim yang diangguki oleh y/n.

Dokter Kim dan asistennya masuk ke ruang operasi. Y/n menggiring Hera untuk duduk di kursi tunggu. Ronald juga ikut duduk berhadapan dengan y/n.

"Oh iya kenalin ini Ronald, asisten pribadi unnie" ujar y/n memperkenalkan Ronald.

"Hai, panggil aja Ronald oppa. Kamu Hera kan?" Tanya Ronald dengan senyuman manisnya.

"Kok oppa tau?" Tanya Hera dengan polosnya.

"Semua yang berhubungan dengan dia oppa pasti tau" ujar Ronald bangga dengan dirinya.

"Hidih" ujar y/n.

"Apa? Bener kan?" Tanya Ronald.

"Yain dah" ujar y/n sedangkan Hera terkekeh.

"Makasih ya unnie, sudah mau membantu Hera" ujar Hera.

"Sama sama" ujar y/n.

Kemudian ketiganya sesekali beebincnag ringan. Mendekatkan satu sama lain.

6 jam kemudian

Dokter Kim keluar dari ruang operasi, secara otomatis y/n, Ronald dan Hera berdiri bersamaan.

"Bagiaman dok?" Tanya Hera.

"Puji Tuhan, operasi berjalan dengan lancar. Pasien akan siuman sekitar 3 Samapi 4 kedepan. Setelah ini pasien akan dipindahkan ke kamar inap khusu untuk pemantauan lebih lanjut. Kalau begitu saya permisi" ujar dokter Kim.

"Terimakasih dok" ujar Hera yang dibalas senyuman oleh dokter Kim.

"Terimakasih tuhan, engkau menjawab doa hambamu ini" ujar Hera dengan mata yang berkaca kaca.

"Yaudah yuk kita ke kamar inap Wonu" ujar y/n ya g diangguki oleh Hera.

Ronald mengikuti keduanya dari belakang, kemudian ia teringat sesuatu.

"Y/n, kamu dan Hera duluan ada hal yang harus aku lakukan" ujar Ronald yang langsung diangguki oleh y/n.

"Nanti kalau udah selesai langsung aja ke parkiran" ujar y/n yang diacungi jempol oleh Ronald.

Ronald memutar arah menuju sebuah ruangan. Sedangkan y/n dan Hera melanjutkan perjalanan mereka.

Ronald berjalan dengan santai, ia berusaha menerapkan emosinya. Ia tau bahwa Ara ada teman sekamar Wonu. Yang secara otomatis Ara dan y/n sudah saling bertemu.

Ronald memasuki kamar inap tanpa mengetuknya terlebih dahulu, yang membuag orang di dalamnya terkejut.

"Ronald?!" Ucap Ara terkejut saat Ronald berada di hadapannya.

"Aku enggak mau lama lama, aku disini berbicara sebagai sahabatnya y/n. Jangan pernah lagi kamu bertemu dengan y/n, mau dimanapun menghindar jangan pernah bertatapan dengan y/n. Walau diluar y/n baik baik saja tapi di dalam dirinya ia hancur. Luka atas kehilangan Soobin belum hilang tetapi kamu malah menambah lukanya lagi" ujar Ronald sambil menahan emosinya.

"Aku tau berhubungan dengan Fangyin, siapapun yang berhubungan dengannya sama sama pembuat masalah. Jadi aku tekan sekali lagi, jauhi y/n. Dengan begitu y/n akan hidup dengan lebih baik" ujar Ronald kemudian langsung keluar dari ruang inap milik Ara.

Sedangkan Ara hanya terdiam, untuk sekarang ia hanya bisa menangis. Kekuatan untuk dirinya hanya bayinya.

Dilain sisi, y/n berjalan menuju parkiran. Setelah mengantar Hera menuju ruang inap baru Wonu, y/n pamit karena pekerjaan. Ia akan pergi ke SM untuk mengurus beberapa hal disana.

Sampailah y/n di parkiran, ia bisa melihat Ronald yang bersandar di mobil miliknya sambil memainkan ponselnya.

"Temenin ke SM yak" ujar y/n.

"Okey, pakai mobilku atau mobilmu atau berangkat sendiri sendiri?" Tanya Ronald.

"Sendiri sendiri aja lah" ujar y/n yang diangguki oleh Ronald.

Mereka memasuki mobil masing masing, kemudian melajukan mobil mereka menuju SM entertainment.

TBC
Thx
Xoxoxo

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang