Daily

971 104 5
                                    

Y/n dan kelima bodyguardnya sudah sampai di New York sejak 5 jam yang lalu. Sekarang mereka sedang istirahat di salah satu mansion milik y/n. Y/n merendam kakinya di kolam renang, sesekali ia meminum kopi hangatnya.

"Baru juga sembuh udah minum kopi aja" ujar seorang pria.

Y/n menolehkan kepalanya, dan terlihat Daejung berjalan menuju arahnya dan duduk di sampingnya.

"Hehehe, salahin Ronald. Dia yang buat aku kepengin kopi" ujar y/n membela dirinya.

"Enggak usah nyalahin orang" ujar Daejung.

"Ne ne ne appa" ujar y/n.

Keheningan menyelimuti keduanya, sibuk dengan pemikiran masing masing.

"Y/n" panggil Daejung.

"Ya?" Tanya y/n.

"Apa kamu tidak ingin bertemu dengan keluargamu?" Tanya Daejung.

"Sepertinya pertanyaannya harusnya seperti ini, 'apa mereka mau bertemu denganku?' pertanyaan itu baru tepat" ujar y/n.

Daejung menatap kearah y/n dengan tatapan yang sulit diartikan. Tetapi tatapan tersebut di dominasi dengan tatapan yang khawatir. Setelahnya Daejung langsung memeluk y/n. Ia tahu perempuan itu sangat rapuh walau dia selalu menutupinya.

Y/n tak menolak oelukan Daejung, ia sudah menganggap Daejung sebagai appa sama seperti yang lain. Daejung sendiri memiliki umur yang sama dengan umur appa kandungnya.

"Y/n selalu suka kalau dipeluk Daejung appa, nyaman sama seperti pelukan appa kandung y/n dulu saat kecil" ujar y/n.

Daejung semakin mengeratkan pelukannya. Daejung sebenarnya memiliki istri, tetapi entah mengapa Tuhan belum memberikan dirinya dan istri tercintanya kepercayaan untuk menjaga titipan-Nya. Alhasil semua anggota timnya ia anggap sebagai anaknya. Begitu juga dengan y/n dan Ronald.

Skip

Ronald sedang mengerjakan beberapa berkas di kantor. Ia sesekali memijat oangkal hidungnya, ia sangat pusing dan lelah. Ronald melihat jam yang melingkar di tangan kanannya.

"Seharusnya y/n sudah sampai New York, coba ah aku hubungi" monolog Ronald.

Ronald mengmabil ponselnya yang letakkan di samping berkas berkas yang menumpuk. Ia pun mencari kontak y/n kemudian menelponnya.

Suara sambungan telpon terdengar, Ronald menunggu beberapa saat sampai akhirnya telponnya di angkat oleh y/n.

"Apa? Tumben nelpon?"

"Ye sewot amat sih mbak, udah di mansion?"

"Udah, ini lagi pada istirahat. Gimana enggak ada masalahkan?"

"Enggak ada, semua akan terkendali. Tapi aku mau tanya nih"

"Tanya aja, kalau bisa aku jawab"

"Kamu kemarin tidak membaca berkas berkas yang aku berikan kemarin?"

"Hehehe, tau aja deh. Biar kamu ada kerjaan, kalau aku kerjain kemarin kamu sekarang nganggur dong"

"Nganggur Mbah mu, makin banyak berkas yang harus aku kerjakan. Kamu tuh ya, atasan enggak ada akhlak"

"Yaudah deh maap, nanti gaji mu aku naikkin"

"Beneran?!?!"

"Kapan sih aku main main sama ucapanku?"

"Iya deh iya percaya, oh iya tadi ada Ara datang"

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang