Meet again

892 112 4
                                    

Y/n duduk di sofa ruang kerjanya, disamping nya ada Hera. Di depan keduanya terdapat dokter Kim, Yuri, Minji, dan Eunbyul.

"Apa yang telah anak saya lakukan?" Tanya dokter Kim yang memecah keheningan ruangan tersebut.

"Sebelumnya, aku ingin bertanya padamu dokter Kim. Apa yang kau tau tentang anak anda?" Tanya y/n dengan nada datar nan dinginnya.

"Yuri memiliki 5 sahabat, 2 remaja ini dan 3 remaja laki laki di ruang perawatan. Mereka berenam sudah bersama sejak duduk di bangku sekolah dasar. Keenamnya pernah mengikuti beberapa olimpiade untuk mewakili sekolah. Mereka juga sering pergi ke tempat les bersama, dan sering melakukan kegiatan amal. Mungkin hanya itu yang saya ketahui sampai saat ini" ujar dokter Kim yakin.

Y/n tersenyum miring kemudian menatap kearah Yuri, Minji, dan Eunbyul dengan tatapan tajamnya. Ketiganya langsung menundukkan kepala mereka.

"Mereka sepertinya sangat cocok jika dimasukkan ke kelas teater. Akting mereka pasti sangat di minati khalayak banyak" ujar y/n dengan nada meremehkan.

"Dokter Kim, buka ponsel anda sekarang" ujar y/n.

Dokter Kim menuruti ucapan y/n, walau ia bingung apa yang terjadi sekarang. Ketiga remaja itu melirik kearah dokter Kim dengan penasaran. Tak terkecuali Hera juga penasaran apa yang akan terjadi.

Dokter Kim mengernyitkan dahinya, layar ponselnya langsung membuka sebuah folder berisi beberapa Vidio. Sebelum membuka Vidio pertama, dokter Kim menatap kearah y/n.

"Buka saja, itu hadiah untukku" ujar y/n.

Kemudian dokter Kim menekan Vidio pertama, dan terputar sebuah Vidio pembullyan remaja SMA. Dapat ia kenali bahwa perempuan yang berdiri angkuh di Vidio itu adalah Yuri, Minji, dan Eunbyul. Sedangkan 3 laki laki di Vidio itu adalah Jimny, Jihoon, dan Jisung. Ketiganya nampak memekuli seorang perempuan seumuran Yuri.

"Bagaimana? Terkejut?" Tanya y/n.

Dokter Kim mengeratkan genggamannya kemudian menatap Yuri dengan nyalang. Y/n yang melihat reaksi itu tersenyum kemenangan.

"Selesaikan urusan ini di rumah, jangan memakai kekerasan. Cukup nasehati mereka, mereka masih memiliki masa depan. Beri pengertian dan arahan untuk mereka" ujar y/n yang membuat dokter Kim langsung menolehkan kepalanya.

"Hera, apa kamu ingin membawa ini kejalur hukum?" Tanya y/n kepada Hera.

Hera terkejut dengan pertanyaan tiba tiba dari y/n. Dia nampak berpikir sebentar kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu unnie, aku sudah memaafkan mereka semua" ujar Hera dengan diakhiri senyuman manis. Y/n membalas senyuman Hera sebentar, kemudian langsung menatap orang orang yang ada di depannya.

"Urusan ini ku anggap selesai, selesaikan urusan kalian tanpa kekerasan. Dokter Kim aku percaya padamu" ujar y/n yang diangguki oleh dokter Kim.

"Terimakasih, kalau begitu saya permisi" ujar dokter Kim yang diangguki oleh y/n.

"Kalian bertiga cepat keluar" ujar dokter Kim kepada Yuri, Minji, dan Eunbyul.

Ketiga gadis tersebut langsung berdiri dan berjalan keluar. Dokter Kim mengikuti langkah ketiga remaja tersebut.

Setelah semuanya keluar, seakarang tinggallah y/n dan Hera.

"Adikmu di rawat disini kan?" Tanya y/n sambil berdiri dan berjalan menuju mejanya.

"Ne unnie, unnie tau darimana?" Tanya Hera.

"Unnie tau semuanya, yaudah yuk kita keruangan adikmu" ujar y/n.

Kemudian keduanya berjalan berdampingan menuju ruang rawat inap Wonu, adik Hera. Satu ruangan itu diisi oleh 2 pasien. Y/n tau siapa teman satu kamar dari Wonu.

"Kamu masuk dulu, unnie ingin memeriksa sesuatu dulu" ujar y/n.

"Siap unnie, kalau unnie mau masuk pelan pelan ya. Soalnya teman sekamar Wonu memiliki bayi, batu beberapa hari lahir" ujar Hera.

"Iya, yaudah unnie pergi dulu. Kamu jangan kemana mana sebelum unnie datang" ujar y/n yang diangguki oleh Hera.

Y/n berjalan menjauhi Hera, Hera masuk dengan perlahan. Jika dilihat lihat Hera seperti seorang maling.

"Astaga, Hera kamu ngagetin unnie saja" ujar seorang wanita sambil mengelus dadanya.

"Hehehe, maaf unnie. Habisnya aku enggak mau buat dedek Kangjun bangun" ujar Hera sambil mendekat kearah wanita itu.

"Ada ada aja kamu itu, oh iya tadi sama siapa? Sepertinya ada orang selain kamu" tanya wanita itu.

"Dia malaikat tanpa sayap yang dikirim oleh Tuhan. Sepertinya Tuhan mendengar setiap doaku unnie" ujar Hera, sedangkan wanita itu tersenyum.

"Laki laki atau perempuan?" Tanya wanita itu.

"Perempuan, tapi di wajahnya ada beberapa luka lebam. Sepertinya malaikatku habis melindungi seseorang selain aku" ujar Hera dengan polosnya.

"Kamu ini" ujar wanita itu.

Bertepatan dengan itu, masuklah seorang perempuan dengan masker yang menutupi setengah wajahnya. Wanita yang bersama Hera terkejut saat melihat perempuan itu.

"Y/n?" Tanya wanita itu.

"Unnie kenal dengan y/n unnie?" Tanya Hera.

"Kalian saling kenal?" Tanya wanita itu tanpa menjawab pertanyaan Hera.

"Dia malaikatku unnie" ujar Hera.

"Hai Ara, sudah lama tidak berjumpa" ujar y/n dengan lengkungan kecil di matanya.

Ara tak menjawab, ia masih terdiam. Ia tak percaya apa yang ada dihadapannya adalah nyata apa adanya.

"Hera, tadi dokter Park mengatakan bahwa besok wonu akan menjalankan operasi" ujar y/n.

"Operasi? Tapi bagaiamana aku bisa membayar operasi itu?" Tanya Hera.

"Kamu tidak perlu memikirkan itu, pikirkan saja kesehatan Wonu dan berdoa agar semuanya lancar" ujar y/n sambil mengelus kepala Hera pelan.

Kemudian y/n berjalan menuju ranjang Wonu, disana ia bisa melihat seorang laki laki yang terbaring lemah. Y/n mengelus pelan rambut laki laki itu kemudian tersenyum di balik maskernya.

"Aku akan pulang, sampai jumpa besok Hera" ujar y/n kemudian langsung pergi setelah mendapat anggukan dari Hera.

Ara terdiam, ia merindukan sahabat lamanya. Sekarang ia bisa bertemu dengan sahabatnya, tapi ia tak bisa berbuat apa apa.

"Unnie, kenapa melamun?" Tanya Hera.

"Ah tidak apa apa" jawab Ara dnegan sedikit tersentak.

"Ah aku senang besok Wonu bisa melakukan operasi" ujar Hera.

"Iya unnie juga senang" ujar Ara.

"Unnie kenal dengan y/n unnie?" Tanya Hera lagi.

"Itu tidak penting, unnie hanya ingin bilang dia adalah orang yang sangat baik. Jangan sia siakan kepercayaan nya" ujar Ara yang diangguki oleh Hera, ya walaupun Hera tak tau ada apa diantara Ara dengan y/n.

Disisi lain y/n berjalan menuju parkiran, disana sudah ada Daejung, Samuel dan Chris.

"Mereka sudah bangun?" Tanya y/n.

"Sudah, dan mereka langsung mendapat ceramahan dari dokter Kim" ujar Samuel.

"Yaudah, yuk pulang. Yonghwa dari tadi udah nelpon aku terus" ujar y/n yang langsung diangguki oleh ketiganya.

Mereka pun akhirnya pulang dengan mobil yang dikendarai oleh Chris.

TBC
Thx
Xoxoxo

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang