My Foolishness

6.9K 754 230
                                        

Hei....
How are you....

🌸🌸🌸

"Kenapa kau tidak punya pacar?".

"Ya karena aku bodoh, kau puas?!". Harry memutar bola matanya jengah lalu menghempaskan tubuhnya keatas kasur, menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Draco tertawa, "menurutku kau tidak bodoh, buktinya kau murid kesayangan Profesor Lupin, Profesor Slughorn, Profesor Moody, Profesor Snape".

"Darimana pula ceritanya aku murid kesayangan Profesor Snape?!". Harry menghempaskan selimutnya lalu menatap Draco horror.

"Hahah aku hanya bercanda".

Harry duduk lalu memeluk kedua lututnya, "tapi aku serius, aku memang bodoh dalam hal-hal seperti pacaran, hubungan, atau apapun semacamnya. Bahkan ketika anak-anak lain sudah sering menonton film biru sejak sekolah dasar, sedangkan aku? Aku baru tau cara kerja sex ketika sudah kelas 1 smp".

"Benarkah? Pertama kali aku menonton blue film ketika kelas 4 sd, tidak sengaja kulihat di ponsel Ayahku". Jelas Draco mengingat-ingat kejadian tak terlupakan itu.

"Ayahmu tau?".

"Ya, dia tau, karena aku bertanya padanya tentang hal itu". Draco merasa geli ketika mengingat masa lalu randomnya itu.

"Jadi Ayahmu bilang apa?".

"Dia memohon padaku untuk tidak memberitahukannya pada Ibuku".

"Kau menurut?".

Draco mendengus, "tentu saja tidak, aku ingin semua permintaanku dituruti selama seminggu".

Harry tertawa, "kau jahat sekali". Harry menghela nafas, "tapi aku serius, aku sangat bodoh, dulu aku pernah mengira bahwa aku hamil karena tidur satu kasur denganmu, dulu kupikir hal seperti itu bisa terjadi hanya dengan tidur saja tidak lebih". Harry berbicara dengan nada serius.

"What the hell! Kau bodoh sekali astaga!". Draco tertawa kencang bahkan sampai mengusap air matanya yang ikut menetes.

"Ya makanya, aku bilang juga apa". Harry merengut, "lagipula aku juga awkward, aku tidak tau nanti nasib hubungan asmaraku bagaimana". Harry menghela nafas pasrah lalu berbaring di kasur kemudian menutup wajahnya dengan bantal.

"Loh kenapa kau tidur di kasurku?". Protes Draco.

Harry memasang ekspresi bingung, "memangnya kenapa?".

"Nanti kau hamil". Ejek Draco.

"Apa-apaan sih Dray! Tidak lucu!". Kesal Harry lalu memukul Draco dengan sebuah bantal.

"Kau tidak mau bertanya tentang aku?".

"Tanya tentang apa?". Bingung Harry.

"Tentang kenapa aku tidak punya pacar". Balas Draco.

Harry berpikir sejenak, "karena kau suka milih-milih kan? Padahal yang mau samamu banyak, dasar tidak bersyukur".

"Yang mendekatiku semuanya tidak sesuai dengan tipeku".

"Memangnya tipemu yang bagaimana?". Tanya Harry.

"Tipeku itu yang senyumnya manis, lucu, imut, lebih kecil dariku, berambut hitam, bermata hijau emerald, bibirnya kemerahan, alisnya tebal, yang enak untuk dipeluk". Jelas Draco yang sebenarnya lebih ke ngode.

"Ohh begitu ya". Harry mengangguk-angguk, "sepertinya tipemu susah dicari, aku belum pernah bertemu yang seperti itu". Harry mengetuk-ngetuk dagunya sendiri dengan jarinya.

Draco mendengus, "aku mengakui kau sangat payah dalam hubungan asmara, kau memang bodoh".

"Yasudah tidak usah diperjelas". Harry mengerucutkan bibirnya.

Lama-kelamaan Draco jadi kesal juga sama kelemotan Harry, "kau pernah berkaca tidak?".

"Tentu saja pernah". Jawab Harry enteng.

"Coba berkaca lagi". Draco mengarahkan dagunya pada cermin dikamarnya.

"Untuk apa? Benar-benar kurang kerjaan". Harry menggeleng lalu meraih sebuah selimut berniat untuk memakainya.

"Jangan pakai yang itu, pakai yang ini saja". Draco memberikan selimut lain kepada Harry.

"Memangnya kenapa? Bukannya itu selimut yang biasanya kupakai?". Harry masih tidak rela untuk mengganti selimutnya.

"Justru karena biasa kamu pakai, bau selimut itu jadi sama sepertimu".

"Lalu?". Harry bangkit duduk dengan wajah yang masih bingung.

"Semalam aku coba pakai selimut itu, aku mimpi basah dan belum sempat mencucinya".

Wajah Harry memerah setelah mendengar perkataan Draco, "kamu mimpi-"

"Iya, aku bermimpi sedang melakukan sex denganmu". Potong Draco dengan kalimat frontal.

Harry merasa sangat speechless dengan jawaban Draco, "ba- bagaimana mungkin, setauku orang yang masuk kedalam mimpi adalah orang yang kita sukai atau kita idolakan".

"Memang benar".

"Tapi kenapa aku bisa masuk kedalam mimpimu". Harry meremas kuat selimut yang ada di genggamannya.

"Masih belum mengerti?". Tanya Draco yang sudah mulai jengah.

"Maksudmu?". Harry memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya.

"Astaga, entah karena kau polos atau lemot". Draco menepuk jidatnya, "aku menyukaimu Harry lemot nyerempet bodoh tapi aku sayang! Aku su ka sa ma ka mu! Masih belum paham?".

Harry hanya diam tidak tau harus membalas apa.

Draco mendorong tubuh Harry hingga berbaring dan menindihnya. Lalu segera memciumi bibir dan lehernya.

"Apa yang akan kau lakukan?!". Bola mata Harry melebar ketika Draco mulai membuka kancing celana Harry lalu menurunkannya.

Draco menyeringai, "aku rasa kali ini kau akan benar-benar hamil karena tidur bersamaku".

.
.
🌸End
🌸Thank you so much
.
.

🌸End🌸Thank you so much

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brilliant!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang