Magical Voice

6.4K 760 333
                                    

Salfok leher mulus bet 👆🏼:"D

Maap jika banyak typo. Udah kubaca ulang sih tapi kadang ada aja:")

🧀🧀🧀

"Potter! Potter!".

Harry yang sedang pura-pura menikmati pidato Dumbledore pun menoleh kebelakang karena mendengar suara gaib yang minta ditampol.

"Benarkah kau pingsan?". Tanya Draco dengan nada khawatir. Eh lupa lagi diliatin teman, "maksudku kau benar-benar pingsan?". Tanyanya sekali lagi dengan nada mengejek.

"Gak, aku ga pingsan, aku habis dinner sama dementor, puas?!". Jawab Harry dengan nada malas tetapi penuh penekanan.

"Menjauhlah Malfoy!". Tambah Ron, "sudahlah Mate, acuhkan saja". Ron menarik bahu Harry untuk berbalik dari si Pangeran Slytherin yang nampaknya patah hati karena dijutekin doi.

Padahal kan Spungen cuma nanya, walaupun agak ngeselin. Tapi kan gengsi nanya baik-baik didepan teman satu gengnya.

Dasar Spungen Malpuah kebanyakan gaya.

🧀🧀🧀

Harry sibuk sendiri mebalik-balik halaman buku tebal yang ada di perpustakaan. Tangannya terasa pegal karena sejak tadi menulis diatas 6 lembar buku dan tersisa 4 lembar lagi, dia terpaksa menjalani hukuman seorang diri dari Profesor Snape yang tak memperbolehkan Harry dibantu oleh siapapun. Dan alasan kenapa dia mendapat hukuman adalah karena tidak sengaja bernafas terlalu kencang ketika Profesor Snape sedang menjelaskan.

Namanya juga murid kesayangan.

Harry berusaha untuk meletakkan buku pada rak yang tinggi secara manual, tetapi usahanya sia-sia karena sudah jinjit sambil loncat-loncat pun tetap gak nyampe. Jadi daripada buang-buang tenaga dan waktu, Harry pun memutuskan untuk memantrai buku itu dengan Wingardium LeviosA eh salah maksudnya Wingardium LeviOsa. Untung Hermione gak liat.

"Kau beruntung Potter".

Nahkan suara gaib muncul lagi.

"Beruntung kau adalah seorang penyihir sehingga kau bisa mengatasi masalah tinggi badanmu dengan mantra".

"Sialnya aku jadi penyihir sehingga aku harus satu sekolah denganmu". Sinis Harry, "sepertinya aku akan pindah ke Beauxbatons saja". Tambahnya lagi.

"Ya, dan kau akan tenggelam diantara deretan orang-orang bertubuh tinggi di Perancis".

"Sudahlah Malfoy, aku tidak punya urusan denganmu". Harry mengambil buku tebal lain lalu meletakkannya di meja untuk melanjutkan tulisannya.

"Tapi aku sedang ingin punya urusan denganmu". Draco mulai menarik sebuah kursi lalu duduk dihadapan Harry.

"Dengar Malfoy, aku bukanlah anak yang bahagia dirumah, jadi tolong jangan ambil juga kebahagiaan ku disini di Hogwarts. Satu-satunya tempat yang bisa membuatku bahagia". Harry masih sibuk menggoreskan pena bulunya dengan gerakan cepat sambil sesekali merenggangkan jari-jarinya.

Draco tidak membalas, terlalu sibuk menatap Harry dengan pandangan memuja penuh dengan cinta dan kebucinan.

"Apa kau menyukai warna merah?". Tanya Draco.

Jujur Harry merasa agak aneh dengan pertanyaan Draco, tapi sudahlah, Harry masih punya urusan lain yang harus diselesaikan, "kalau iya memangnya kenapa?".

"Karena bibirmu semerah warna asramamu".

Harry hampir saja mengeluarkan bola matanya sendiri dari tempatnya, "Malfoy kau sakit?". Apa-apaan yang barusan itu? Pujian?.

Brilliant!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang