Part 10

1.3K 125 52
                                    


Bagaimana bisa hati bergumam lirih menyebut namanya
Mengharapkan keberadaannya di setiap kehampaanku

-----

Sedari tadi hanya suara radio yang terdengar di dalam mobil. Dirra membungkam mulutnya karena merasa amat kesal sedangkan Ben dia terus saja menunduk dengan wajah sayunya.

"Stop disini dek." Ucap Dirra mengejutkan Davian serta Ben.

Davian melihat ke arah Dirra dengan mata bertanya.

"Aku mau beli sesuatu, kamu antar anak ini ke rumahnya. Aku gak mau lihat pembangkang seperti dia." Ucapan sadis Dirra sontak membuat Ben mendongak.

"Apa? Pembangkang? Apa gak salah dengar?" Gumamnya dalam hati.

Dirra keluar dari mobil lalu melangkah ke minimarket mengabaikan tatapan sendu Ben.

"Sudah jangan di liatain terus, pindah ke depan bang." Ben pun hanya menuruti perkataan Davian.

Dirra sedang memilih cemilan yang ingin ia makan namun matanya tak sengaja melihat seseorang yang sukses membuat hari-harinya kacau ya siapa lagi jika bukan omnya.

Dirra pun menghampiri Davi dengan detak jantung yang tak bisa di katakan baik-baik saja.

"Om." Sapa Dirra dengan senyuman manis.

Davi menunduk melihat ke arah Dirra lalu membalas senyumannya.
"Kamu sendirian?" Tanyanya yang langsung di angguki Dirra.

"Beli apa?" Tanyanya lagi.

Dirra hanya menunjukan keranjangnya yang hampir penuh dengan cemilan serta minuman kaleng.

Davi mengangguk sebentar sebelum kembali menatap Dirra.
"Sebanyak itu?" Tanya Davi karena setahunya abangnya tidak membolehkan anak-anaknya memakan Snacks maupun minuman bersoda.

Dirra menyengir karena ia sendiri baru sadar. Sekali-kali tak apa lah ya dari pada ia makan hati terus mendingan makan Snack kan.

"Aku harap ayahmu gak murka melihat putrinya jajanan seperti itu." Ucap Davi seraya berjalan ke arah kasir. Dirra menatap punggung Davi lalu mengikuti langkahnya.

"Sini biar om yang bayar."

"Tidak usah om, aku punya uang kok." Tolaknya namun Davi tetap menarik keranjang Dirra dan membayarnya.

Setelah selesai Davi mengajak Dirra pulang bersamanya. Ya ini kesempatan Davi untuk melihat wanita yang selalu di rindukannya.

"Ayo kita sudah sampai." Ajaknya.

Dirra melirik Davi yang menampakan wajah girangnya. Davi tak bisa menutupi pancaran matanya, Dirra sadar akan hal itu ada seseorang yang membuatnya berubah dalam waktu bersamaan.

"Assalamualaikum." Salam Dirra.

"Wa'alaikumsalam sayang, kamu kemana saja hmm." Aisyah menyambut uluran tangan putrinya lalu mengecup kepala sang putri.

"Beli ini Bu." Dirra menunjukkan sekantong plastik besar yang berisi beraneka cemilan dan minuman.

Aisyah menatap horror putrinya yang di balas dengan cengiran.

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang