Part 20

1K 91 15
                                    

Sesampainya di restoran Dirra dengan terburu-buru keluar dari mobil mengabaikan Ben.

"Huffhhh,,, akhirnya,,,,,," Dirra menghembuskan napas lelahnya sebelum kembali berkata.

"Sudah sepi." Gumam Dirra menoleh ke kanan kiri yang ternyata tempatnya sepi.

Ben menghampiri Dirra yang menampakkan wajah murungnya.

"Ada apa?" Tanya Ben yang sama bingungnya karena sepertinya tak ada pesta disini.

Tanpa menjawab pertanyaan Ben, Dirra keluar dari restoran milik kakeknya dengan cemberut.

Ah sial ia sudah berdandan bak putri kahyangan namun berakhir sia-sia, pangeran yang ia harapkan sanjungannya malah tak nampak di hadapannya.

Ben mencoba menelpon Dirga namun berkali-kali tak di angkat akhirnya ia menelpon Davian yang langsung di angkat bocah itu.

"Kamu dimana?" Tanya Ben tanpa basa-basi.

"Di hatimu bang." Jawabnya membuat Ben mendengus kesal karena ia salah jika menelpon Davian.

"Seriusan ini, aku di restoran kakek ternyata sepi, apa pestanya sudah kelar?" Tanyanya lagi namun yang ada gelak tawa dari seberang sana.

Ingin rasanya mengumpat namun Ben hanya menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Aku tanya kenapa ketawa? Gak sopan." Dengus Ben.

"Makanya tanya dulu sebelum berangkat."

"Ya ini aku tanya astagaaa,," Sungguh dengan keyakinan penuh ingin sekali menyambit Davian dengan sepatunya.

"Pestanya di adakan direstoran dekat villa ngapain Abang ke restoran situ hahahaha,,," Lagi-lagi Davian tertawa kencang.

"Kenapa gak bilang dari tadi adik laknat." Kali ini Ben gak bisa menahannya lagi, umpatan akhirnya ia lontarkan juga membuat Dirra memukul kepala Ben cukup keras.

"Jangan umpat adik gue." Ketusnya.

Lagi-lagi Ben mendengus kesal.
"Iya maaf,," Ucapan Ben ke Dirra membuat Davian kembali terbahak.

"Cepetan kesini ayah sudah menunggu kalian dari tadi."

"Hmm,,, iya-iya aku kesitu, bye." Ben langsung memutuskan sambungannya lalu menoleh ke arah Dirra yang terlihat kesal.

"Ayo." Ajaknya.

"Kemana?" Tanya Dirra.

"Kehatimu." Jawab Ben.

"Lo mau duel hah?" Tanyanya dengan wajah galak.

"Gak adindaku sayang, kita salah tempat." Ucap Ben dengan lembut sembari tersenyum manis ke arahnya.

"Jiih,, ayah bener-bener nih ngerjain." Andai saja bukan ayahnya pasti Dirra sudah membalasnya namun lagi-lagi ia hanya bisa mendengus kesal karena ayahnya berhasil mengerjainya.

Beberapa jam perjalanan dalam keheningan akhirnya mereka sampai di villa.

"Selamat datang putrinya ayah, kenapa baru datang?" Sambut Dirga membuka pintu mobil untuk Dirra dengan wajah tanpa rasa bersalahnya.

Dirra hanya menatap ayahnya dengan wajah tak berminat.

"Kenapa wajahnya jutek gitu hmm,,?" Tanyanya lagi namun Dirra tak acuh, gadis itu berjalan melewati Dirga.

"Sayang,,," Panggil Dirga dengan lembut namun tidak meluluhkan hati Dirra.

"Kamu apain putri ayah Ben?"

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang