Apa dunia sedang mempermainkanku disaat hati berusaha untuk belajar ikhlas namun keadaan seakan tak mendukungnya.
=====
"Apa ada sesuatu?" Tanya Bobby karena sedari tadi Vanessa hanya mengaduk-aduk makanannya.
"Tidak ada."
Bobby tak lagi bertanya ia hanya memperhatikan gelagat istrinya yang aneh. Setelah makan malam Bobby menghampiri Vanessa di kamar yang lagi-lagi istrinya melamun sampai mengabaikan panggilannya.
Bobby memeluk Vanessa dari belakang, ia sadar jika istrinya terkejut namun masih bergeming dalam posisinya.
"Ada apa? Kamu terlihat aneh sejak tadi."
Vanessa menatap Bobby dengan pandangan ragu lalu menggeleng lemah. Ia tak bisa menceritakan apa yang terjadi siang tadi.
"Kamu tak mau cerita hmm,,?"
"Oke baiklah,," Bobby melepaskan pelukannya lalu berbalik hendak pergi namun tangan Vanessa mencekalnya.
Akhirnya dengan ragu Vanessa menceritakan semuanya sontak membuat Bobby menggeram tak terima lalu menarik tangan Vanessa pergi. Bobby tidak bisa bertindak sendiri karena Dirga pasti akan menghabisinya jadi ia putuskan malam ini juga pergi ke rumah bossnya.
Ke esokan harinya mereka sudah menyiapkan semua. Ryan sudah menentukan tempat dan waktunya untuk bertemu dan Vanessa terpaksa menyetujuinya.
"Kamu sudah siap?" Wanita bercadar itu hanya mengangguk malas.
"Pergilah, jangan khawatir aku akan melindungi kalian." Ucap Dirga.
Mereka hanya mengangguk mengerti. Bobby hanya mengawasi dari kejauhan bersama beberapa temannya. Mereka tahu Ryan juga sedang mengawasi rumah megah Dirga.
Dan tibalah di tempat yang di tuju. Disinilah mereka di rumah Ryan yang berada jauh dari permukiman. Dulu rumah ini adalah tempat favorit Vanessa menghabiskan waktu santainya bersama Ryan namun sekarang sudah berbeda hanya kenangan-kenangan manis yang masih melekat di otak wanita itu.
Vanessa menuntun wanita bercadar itu untuk duduk lalu memegang tangannya.
"Maaf sudah melibatkanmu." Ucap Vanessa dengan mata sendu, rasa khawatirnya kini membuat jantungnya berdetak kencang."Serahkan semua padaku. Jangan khawatir." Ucapnya seraya mengelus lembut tangan Vanessa.
Vanessa hanya menjawab dengan anggukan.
Beberapa menit kemudian Ryan muncul dari dalam dengan seringaian licik.
"Hallo sayang, sekarang kamu boleh pergi dari tempat ini." Usir Ryan pada Vanessa.Vanessa menatap tajam Ryan lalu kembali menatap wanita bercadar itu yang sedang mengangguk meyakinkan Vanessa jika ia baik-baik saja. Vanessa pun pergi dengan langkah berat meninggalkan mereka berdua.
Ryan mengunci pintu lalu melemparnya ke sembarang. Pria itu melangkah mendekati wanita yang sedang menunduk dengan seringain ia membuka cadarnya namun sedetik kemudian ia menatapnya tajam.
"Brengsek dia menipu saya." Umpatnya.
"Ckkk,,, apa kabar om? Akhirnya kita bertemu lagi." Ya wanita bercadar itu adalah Dirra yang menyamar jadi ibunya.
Dirra mengeluarkan bantal dari balik gamisnya.
"Ah,,legaaa." Ucapnya setelah melepaskan bantal di perutnya.
Ryan tersenyum sinis masih menatap Dirra dengan tajam.
"Apa kamu mau bermain-main dengan saya?" Tanyanya dengan nada menggoda."Tidak,," Dirra menggeleng namun bibirnya tertarik ke atas tersenyum mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dirra
Teen FictionSequel Kesabaran Seorang Istri Gadis remaja yang tak tahu tentang artinya cinta, yang ia tahu jika cinta adalah suka dengan seseorang. "Aku cinta sama om, om harus tahu itu!" Ucapnya dengan lantang gadis itu tak peduli dengan tatapan orang yang ad...