Part 18

1.2K 96 59
                                    

Hari pun menjelang sore gadis dengan seribu tingkah itu bersorak riang setelah mendengar bunyi bel pelajaran berakhir.

Alex menghampiri Dirra yang sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

"Pulang bareng yuk,," Ajaknya.

Dira mendongak lalu Menoleh ke arah teman-temannya memastikan jika tidak ada yang mendengar namun sepertinya teman sekelasnya sudah memperhatikannya sedari tadi. Dirra mendengar bisik-bisik yang kurang mengenakan tentang dirinya.

"Gue pulang bareng Ben." Ucap Dirra dengan wajah juteknya.

Alex mendengus pelan namun ia masih berusaha untuk menarik perhatian Dirra.

"Gimana kalau besok saja sekalian temenin gue beli buku." Ucapnya lagi.

"Besok gue sibuk. Sudah dulu ya gak enak di liatin." Dirra berjalan keluar kelas meninggalkan Alex yang termangu menatapnya.

Dirra melewati kelas Ben, ia ingin segera sampai rumah karena janji dengan ibunya itu lebih penting dari pada yang lain.

Tanpa menunggu Ben, Dirra pulang dengan naik taksi. Sesampainya di rumah seperti biasa Dirra masuk dengan wajah ceria namun seketika keningnya mengerut merasa ada aura aneh di dalam rumahnya.

"Assalamu'alaikum,, Bu,,, bubuuu,,, inces pulaaaaaaang." Teriaknya namun ibunya masih belum menampakan diri tidak seperti biasanya yang selalu menyambut kedatangannya dengan senyuman merekah sang ibu.

Dirra berjalan ke arah dapur dan melotot ketika melihat penampakan yang tidak ingin ia lihat hari ini.

"Yayah kenapa sudah pulang?" Tanyanya heran seraya menghampiri kedua orangtuanya untuk menyalaminya sedangkan Dirga tersenyum lebar menatap putrinya.

"Ayahmu bolos kerja." Jawab Aisyah dengan ketus.

Dirra melirik ibunya dengan pandangan bertanya.
"Kenapa, bukannya tadi pagi ayah berangkat kerja?" Tanyanya lagi.

Aisyah mengangkat bahunya karena malas menjawab bukan karena pertanyaan Dirra namun karena Dirga. Ia masih kesal dengan suaminya bayangkan saja setelah sarapan Aisyah kira Dirga pergi kerja karena meninggalkan dirinya tanpa pamit tapi dugaan Aisyah salah.

Dirga pergi ke kamar saat Aisyah ke kamar ia sendiri terkejut karena Dirga sudah mengganti pakaiannya dan kembali tidur. Dan sekarang dengan tak tahu malunya pria tua itu merengek agar Aisyah tak pergi bersama putrinya.

"Kamu jadi pergi sama ibu hmm,,?" Tanya Dirga menatap putrinya.
Dirra hanya mengangguk tak yakin.

"Kalau begitu cepat ganti baju." Suruhnya namun Dirra masih bergeming memperhatikan ayahnya.

"Yayah ikut?" Tanyanya dan langsung di angguki Dirga dengan cengiran yang menjengkelkan.

"Bu,,," Dirra menatap sang ibu yang hanya menjawab dengan gelengan lemah.

"Yah, lebih baik ayah jaga rumah deh." Ujarnya.

"Tidak bisa sayang, ayah kan mau menjaga ibu kalau ibu kenapa-napa terus melahirkan dijalan____aawwhhh,,,,,." Ucapan Dirga sukses membuat Aisyah bertambah emosi, Aisyah mencubit kuat perut Dirga sampai lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Mulut ayah nih bener-bener deh,,," Sungut Aisyah dengan wajah sangar.

"Apa,, kenapa kamu marah sih sayang kan aku khawatir,," Ucapnya lembut seraya menatap istrinya dengan tatapan sayang.

"Tahu ah,,," Aisyah berjalan ke arah putrinya lalu membisikan sesuatu yang membuat bibir Dirra mengembang sempurna lalu mengangguk cepat.

"Apa yang kalian rencanakan hmm,,?" Tanyanya penasaran.

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang