Part 1

6.3K 318 27
                                    

Hari minggu hari yang selalu ia tunggu karena hari ini hari dimana semua keluarga besar berkumpul di rumah besar kakek. Dan dimana hari yang selalu ia tunggu dan nantikan karena bisa melihatnya, melihat wajah dingin yang selalu di tunjukannya tapi ada sesuatu yang berbeda jika melihat ibunya, seakan ada kerinduan yang mendalam pada matanya karena sorot matanya tak lepas dari sosok ibu. Entah ini hanya perasaan saja atau memang ada cerita di masa lalunya.

"Dirra, inget kata ayah jangan bikin ulah, jangan dekat-dekat dengan om Davi. Mengerti?" Ucap Dirga mengingatkan sang putri sebelum turun dari mobil.

"Iya yayah Dirra inget, setiap minggu yayah ngomong begitu Dirra sudah hapal." Katanya dengan malas.

"Sudah-sudah lebih baik kita turun kakek nenek sudah menunggu tuh!" Lerai Aisyah karena kedua mertuanya sudah menyambut di depan teras.

Dirra turun terlebih dahulu lalu berlari menuju kakek neneknya yang sudah menyambutnya dengan senyuman hangat yang di susul oleh Davin bersama Davian.

Dirga membantu Aisyah karena istrinya sedang hamil besar yang sudah tidak bisa bergerak dengan bebas.

Siapa sangka jika ayahnya masih saja menghamili ibunya, kadang Dirra merasa tersisihkan karena kasih sayang orang tuanya harus terbagi buat adik-adiknya.

Dirra sempat mendengar perdebatan kedua orangtuanya mungkin di pagi itu untuk pertama kalinya ia melihat ayahnya sangat marah pada ibunya sampai ibunya menangis. Ia baru mengerti jika ibunya tertangkap basah mengkonsumsi pil KB yang membuat ayahnya sangat murka. Dan bisa kalian lihat sendiri di usia Dirra yang sudah menginjak 17 tahun ibunya baru hamil kembali.

Sudah lupakan tentang itu, sekarang waktunya Dirra mencari pria tua yang selalu menatapnya dengan dingin tapi sukses membuat hatinya berdetak kencang. Siapa lagi kalau bukan om Davi, pria tua dengan ketampanan yang maksimal meski wajahnya tidak jauh beda dengan sang ayah.

"Nek, apa tante Devi kesini?" Tanya Dirra basa basi karena jika tantenya kesini otomatis omnya juga kesini.

"Tadi pagi-pagi sekali kesini bantuin nenek, kamu kenapa telat hmm?" Tanya Bella meski sudah tahu jawabannya.

Dirra hanya menyengir canggung karena memang waktu sudah menunjukan makan siang. Biasanya juga ia datang pagi hari beserta kurcaci-kurcaci dan ayah bersama ibu biasanya menyusul.

"Hmmn tuh tanya ayah ajah nek, aku mau ke tante dulu. Daaah!" Dengan cengiran khasnya Dirra melenggang pergi ke arah dapur.

"Hy tante, mana si upin ipin?" Tanyanya menengok kanan kiri.

"Ckk kamu ini kebiasaan banget deh mereka punya nama kali dek." Ucap Devi membela anak kembarnya.

"Hehehe tapi mereka lucu kayak upin ipin!" Katanya dengan cengiran yang hanya dapat dengusan jengkel tantenya.

"Eh ada om Davi." Dirra pura-pura baru tahu ada omnya padahal sedari tadi matanya mencuri pandang pada Davi.

Seperti biasa Davi mengabaikan Dirra, tangannya masih sibuk memainkan handphonenya.

"Om,, om tahu gak tadi aku nyasar loh!" Ujarnya dengan antusias tapi Davi masih tak merespon apa yang di katakan Dirra.

"Terus aku tanya ke Google map eh katanya aku nyasar ke hati om!"

Davi hanya mendengus matanya masih menatap handphone mengabaikan rayuan keponakannya.

"Aku yakin deh, om ini orangnya setia buktinya saja sampe sekarang masih menjomblo, setia pada kejombloannya ya om? Dirra harap om mempertahankan predikat jomblo paling lama karena jika om married mungkin aku orang yang paling tidak rela!" Ucapnya serius tapi yang mendengar hanya menganggap ucapan Dirra hanya lelucon.

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang