Part 37

819 71 5
                                    

Ternyata dunianya masih tertuju padanya meski ia sadar jika cintanya terlarang namun apalah daya hati yang tak mau berpaling ataupun menghempaskan rasa yang tak seharusnya ia rasakan padanya.

Mata Dirra sedari tadi tak berkedip memperhatikan pria yang kini duduk di kursi taman, wajahnya yang tersorot sinar matahari memancarkan aura karismatik sungguh pemandangan yang tak akan Dirra sia-siakan.

Sudah seminggu wajah gadis itu nampak bersinar bahkan seperti mendapat asupan vitamin yang berlebihan.

Dirga hanya menggeleng jengah melihat putrinya yang hanya fokus pada satu titik dan itu sukses membuatnya cemburu bahkan yang katanya beberapa hari itu sudah terhitung 7hari istrinya masih enggan untuk pulang membuat Dirga menggeram kesal namun ia tak bisa melampiaskan amarahnya.

Dirga menarik kursi tepat di hadapan putrinya sengaja menghalangi pandangan mata Dirra. Ia sudah berkali-kali memperingati putrinya agar jauh-jauh dari makhluk yang bernama Davi namun ternyata ucapannya bagai angin lalu dan lihatlah dimana ada Davi putrinya pun ada disitu meski tidak berdekatan namun tetap saja membuat Dirga khawatir.

Kini Dirga harus menjaga dua perempuan yang paling ia sayangi bahkan ia sampai rela tak bekerja hanya untuk menjaga wanita dan gadisnya ini. Dan sialnya makhluk yang bernama Davi itu selalu saja mencari kesempatan untuk berdekatan dengan istrinya.

"Yah kenapa ngalangin sih?"

"Siapa yang ngalangin?" Ucap Dirga cuek.

Dirra mendengus kesal lalu beranjak untuk masuk ke dalam. Moodnya sudah hancur setelah melihat wajah menyebalkan sang ayah.

"Hai mau kemana sayang?"

"Tahu ah, yayah merusak mood ku saja." Ucapnya kesal.

Dirga hanya terkekeh melihat putrinya, ia sangat paham jika putrinya mengagumi pria dingin itu dan Dirga tak suka. Dirga tidak rela jika putrinya memuji kêtampanan orang lain selain dirinya.

Pria tua tampan itu pun ikut beranjak berjalan mengikuti langkah Dirra.

"Bu nanti kita jadi jalan kan?" Tanya Dirra yang langsung di angguki Aisyah.

"Aku gak mau ajak yayah." Katanya sukses membuat Dirga mengerutkan keningnya.

"Kenapa begitu?" Tanya Dirga seraya menghampiri Aisyah lalu memeluknya dari belakang.

"Memangnya mau jalan kemana hmm,,?" Bisiknya seraya mengecupi pipi Aisyah yang tertutup cadar.

Aisyah mencoba menghindar namun pelukan erat di perutnya membuatnya tak bisa berkutik.

"Yah ada putri kita."

"Jadi kalau gak ada putri kita boleh dong." Ucapnya seraya mengigit bahu Aisyah dengan gemas.

"Yayah benar-benar deh aku masih ada di sini yah,," Sungut Dirra membuat Dirga terbahak.

"Ah iya, ada yang cemburu tuh bu,,"

"Ciiih pede amat,,," Dirra memalingkan wajahnya. Ia tak mau matanya ternoda, cukup omnya saja yang membuat matanya berdosa.

Dirga melepaskan pelukan pada Aisyah lalu menghampiri putrinya yang sudah manyun.

"Gak usah di manyunin gitu sayang, ayah tahu kamu minta di cium." Dengan gerakan cepat Dirga menyosor pipi Dirra bahkan sampai melesak ke dalam membuat gadis itu shock. Dirra menoleh kanan kiri takut ada yang melihatnya.

"Yayah iiih,,, aku udah gede yah." Sungutnya.

"Ah kata siapa? Bagi ayah kamu masih gadis kecilnya ayah jadi gak ada larangan ayah buat nyium inces kesayangan ayah." Ujarnya dengan cengiran menyebalkan.

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang