Davira dibuat uring-uringan mengingat kejadian kemarin bersama Andaru, entah kenapa lelaki itu akhir-akhir ini memasuki pikirannya, ia sama sekali tidak mengerti lelaki misterius dengan segudang rahasianya yang ternyata hanyalah lelaki rapuh dan juga manis bisa membuatnya seperti ini.
Hari ini Davira berangkat pagi menuju sekolahnya, entah kenapa pagi ini suasana sedikit berubah, banyak sekali murid-murid yang berkumpul membicarakan sesuatu bersama-sama, Ia juga sempat melihat beberapa anak Osis yang sedang memasang spanduk. Hal itu yang menjadi pembicaraan murid SMA SANJAYA sekarang.
Davira tidak begitu peduli, ia melangkah menuju lantai tiga tempat kelasnya berada, baru saja ia berjalan melewati parkiran, seseorang dengan pakaian yang di keluarkan dan juga rambut yang acak-acakan, jangan lupa dasi yang selalu ia pegang tanpa repot-repot untuk memakainya dan juga tas yang disampirkan di bahu kanan. Lelaki itu baru saja memarkirkan motornya.
Davira yang melihatnya membulatkan matanya, ia berusaha sebisa mungkin pergi tanpa ketahuan, entahlah kejadian kemarin masih sangat membekas pada dirinya, ia tau kalau hal itu bisa-bisa membuat dirinya canggung.
Davira bahkan sesekali menabrak murid-murid yang tidak ia lihat karena terburu-buru, Ia meminta maaf tanpa suara dan melangkah cepat berusaha sampai dikelasnya, ia berlari ketika menaiki tangga. Ketika ia akan sampai di tangga ketiga, seseorang yang sendari tadi ia hindari muncul di hadapannya.
Lelaki itu berada di pijakan tangga diatas dengan kedua tangannya yang di masukkan kedalam saku celana abu-abu miliknya, hal itu membuat Davira terdiam, ia kaget pasalnya baru saja dirinya melihat lelaki tersebut di parkiran.
Andaru melangkah turun sontak Davira melangkah mundur, hal itu membuat lelaki didepannya menatap dirinya heran.
"Kenapa ngindarin gue?"
"Kapan gue kek gitu?" Ucap Davira, ia melangkah naik
"Lo kabur tadi" Ucap Andaru, membuat Davira diam menatapnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Lo liat?"
"Iya" Sekarang Andaru yang melangkah turun, berhenti tepat menyisahkan satu anak tangga lagi, aroma parfum Andaru yang menusuk indra penciumannya membuat dirinya tidak bisa berucap sama sekali.
"Kenapa?" Lanjut Andaru.
"Karena kemarin?" ia kembali bertanya karena Davira hanya diam.
"Gue anggap ucapan lo serius" perkataan Andaru sontak membuat jantung Davira berdegup kencang. ia paham maksud ucapan lelaki didepannya, perkataannya tempo hari yang membuat lelaki itu mengikutinya.
"Hah?" Davira mengambil nafas sesaat, ia gugup seketika. "Enggak" Lanjutnya.
"Kenapa enggak?"
"Gue mau pergi, udah bel" Ucap Davira berusaha menghindari kontak mata dengan Andaru.
"Jadi, kapan?"
"Kapan apanya?"
"Ucapan lo jadi serius"
"Ha?-eh, nanti iya nanti" Ucap Davira gugup, apa ini? kenapa dia tidak bisa berkutik didepan Andaru, lelaki itu terlalu memancarkan aura yang entah Davira pahami seperti apa, dirinya hanya merasa tidak bisa berkata apa-apa.
"Nanti kapan?"
Davira menatap lelaki didepannya, dia bingung sendiri kenapa mengatakan hal tersebut, mau tidak mau ia harus kabur sekarang.
"Gak tau" Ucap Davira berlari cepat menaiki tangga melewati Andaru, lelaki itu menatap punggung Davira sambil tersenyum.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic
Teen FictionDavira sekar, gadis cuek dengan parasnya yang manis tidak begitu peduli dengan sekitarnya tetapi membuat heboh satu sekolah. Kedatangannya di SMA Sanjaya membuat sang pentolan sekolah dengan sifatnya yang dingin, Meliriknya. Dia, Dewa Kananta merasa...