Chapter 15

127 13 1
                                    

Jangan terlalu seenaknya hanya karena kamu tahu aku akan selalu memaafkan

***

Yang membedakan kantin belakang dengan kantin umum adalah isi muridnya, di kantin belakang kalian tidak akan melihat siswa-siswa berprestasi, Rajin, Tidak pernah melanggar, Atau siswa-siswi yang selalu mancantumkan namanya sebagai pemenang lomba membawakan nama sekolah, mereka hanya berisikan sebaliknya, Melanggar, Bermasalah, Dan Bobrok kalian akan melihat murid seperti itu dikantin belakang.

Pertama kalinya untuk Davira menginjak Kantin belakang, ketika masuk ia bisa mendengar beberapa beberapa murid tertawa lepas sambil merokok, jangan heran kantin belakang ini tidak terekspos sama sekali, mereka akan dengan bebas melakukan segalanya, jika kalian pikir hanya akan ada murid laki-laki di sini kalian salah, di meja bagian tengah sudah di isi dengan perempuan-perempuan berseragam ketat dengan bandana nyetrik dan sepatu berwarna, sangat mencerminkan siswi bermasalah, siapa lagi kalau bukan Meera.

Davira tidak tahu dengan masuk kesini sama saja mengundang maut, ia telah masuk ke kandang singa SMA SANJAYA, hanya satu tujuannya dan bergegas pergi secepatnya.

Di ujung sana ia bisa melihat Andaru bersama teman-temannya, mereka tertawa dengan lelucon yang salah satu temannya sampaikan, mereka seakan sibuk dengan dunianya sendiri. Sekarang Davira mencoba untuk tenang dan melangkahkan kakinya untuk sampai ke penjual minuman dingin disana, sesekali ia melirik untun memastikan orang yang mengirimnya pesan mengetahui keberadaan dirinya agar ia bisa mengetahui siapa orang tersebut.

"Mang, air botolnya satu" ucap Davira kepada penjual minuman yang sedang menghitung uangnya.

Penjual tersebut memberikan botol minuman tersebut dan Davira memberikan uangnya.

"Sendirian neng.."

"Eh-iya.." Ucap Davira sambil melirik sekeliling ruang kantin.

"Saya baru liat neng geulis datang ke sini, murid baru ya..?"

"Saya baru kelas sepuluh mang"

"Kenapa neng. kok kayak gelisah gitu, nyari orang?, maaf yah neng saya banyak nanya soalnya heran"

Davira mengernyit bingung lantas menghadap ke arah penjual minuman itu.

"Loh, heran kenapa mang?"

"Jarang atuh neng murid kelas sepuluh datang ke sini, kebanyakan kelas Duabelas, Katanya pada gak berani tapi neng datang sendirian jadi saya heran gituh.."

Mampus, sekarang Davira tahu pesan itu tidak bertujuan apa-apa selain membuat dirinya berada di kandang singa ini, setelah mendapat kembaliannya Davira bergegas pergi dari kantin belakang, sebelum orang-orang sadar akan kehadirannya, mungkin karena tergesa-gesa tidak sengaja ia terjatuh hal itu membuat semua sadar atas kehadirannya, Davira mencoba berdiri dan tetap berjalan keluar sebelum teriak seseorang menghentikan langkahnya.

"EH-LO!, JANGAN KABUR LO!"

Meera datang menghampiri Davira yang berdiri kikuk ditempatnya, sekang arah pandang semua orang tertuju padanya, jujur rasanya Davira lebih takut dipandang oleh murid-murid bermasalah ini, seakan-akan dirinya siap diterkam kapan saja.

"NGAPAIN LO KESINI, INI BUKAN TEMPAT MURID KAYAK LO!"

"Eh-KALAU ORANG DITANYA TUH JAWAB!"

"GAK TAHU PERATURAN?, DISINI KHUSUS TEMPAT KELAS DUA BELAS, LO MASIH JUNIOR NGAPAIN?!"

"CARPER?"

"gue cuman beli minuman"

"ALESAN LO!, URUSAN SAMA GUE BELUM SELESAI JANGAN PURA-PURA LUPA!"

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang