"Tidak selamanya kebenaran dapat diukur dari sebuah penglihatan.."
*****
Davira melangkah kakinya ke depan halte berharap ada bus yang lewat dan dirinya bisa segera pulang.
Sepertinya sebentar lagi akan hujan, dilihatnya langit yang mulai mendung, awan-awan mulai berubah warna. Sampai kapan ia menunggu disini, suasana sekolah mulai sepi, orang-orang yang tadinya menunggu sudah pulang.
Entah davira yang baru memikirkannya, ia ingat aplikasi yang bisa mengantarnya pulang, Davira akhirnya mengambil ponsel miliknya yang berada si saku seragam. Belum sempat ia membuka aplikasi untuk mengantarnya pulang tiba-tiba saja ia mendengar suara motor di depanya, berhenti tepat di depan Davira menunggu sekarang, ia mendongak untuk memastikan siapa orang tersebut.
"Gue antar lo pulang"
Andaru.
Lelaki itu tiba-tiba saja muncul di depannya lengkap dengan jaket yang tadi pagi ia lihat, dirinya sedang duduk di atas motor besar berwarna hitam, dengan helm bewarna senada. Satu kata yang mencerminkan lelaki di hadapannya saat ini.
Kegelapan.
Davira bingung, ini aneh sekali ia yakin dirinya benar-benar tidak mengenal cowok di depannya ini, bahkan ia berani jamin orang didepannya-pun baru mengenal dirinya, namun kenapa lelaki itu terus saja mengusik dirinya.
"Makasih. Tapi gak perlu, gue bisa pulang sendiri" tolak davira halus.
Lebih aneh lagi kalo dirinya pulang bersama dengan orang yang baru dia temui tadi pagi. Bisa saja lelaki didepannya ini bukan orang baik-baik, mengingat tampangnya seperti apa, Davira tidak ingin menjudge orang lain sebelum ia mengenalnya namun ia juga takut, bagaimana dirinya tidak takut lelaki yang belum ia kenali bahkan belum pernah ia temui tiba-tiba saja datang dan mengetahui namanya, tentu saja hal itu membuat dirinya takut.
Davira bukan menuduh orang sembarangan, ia hanya berjaga-jaga saja, kesan pertama cowok dihadapannya ini bukanlah kesan yang bagus, jadi ia hanya mencoba melindungi dirinya sendiri.
"Udah sore, disini bentar lagi sepi" ucap lelaki tersebut masih setia menunggunya.
Benar-benar membuat Davira berfikir dengan keras. Langsung saja dia mengecek ponselnya, berharap aplikasi yang mengantarnya pulang bisa menolong dirinya, ia buru-buru memesan taxi untuk mengantarnya pulang
Sepertinya keberuntungan berpihak kepada dirinya, Davira mendapat taxi online dan sebentar lagi akan datang menjemputnya. Dia melirik sebentar, ternyata cowok itu masih menunggunya.
"Gue udah pesan taxi online, bentar lagi datang" usir Davira secara halus.
"Gue tunggu" balas Andaru.
padat, singkat dan jelas.
Davira berpikir tidak ada salahnya, toh ia tidak minta, cowok itu sendiri yang berinisiatif, akhirnya ia membiarkan lelaki tersebut tetap diposisinya
Menunggu beberapa lama, Cowok dihadapannya pergi meninggalkan Davira, Cowok tersebut berniat ke warung terdekat untuk membeli minuman. Davira hanya melirik, dia sudah tahu cowok tersebut akan pergi dengan sendirinya, orang seperti itu tidak akan betah menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic
Teen FictionDavira sekar, gadis cuek dengan parasnya yang manis tidak begitu peduli dengan sekitarnya tetapi membuat heboh satu sekolah. Kedatangannya di SMA Sanjaya membuat sang pentolan sekolah dengan sifatnya yang dingin, Meliriknya. Dia, Dewa Kananta merasa...