Chapter 8

150 13 1
                                    

"Saya akan memperlakukan-mu sebagaimana kamu memperlakukan saya.."

****

"Lo bisu apa tuli?!"

Meera menjauhkan makanan yang sedang Davira nikmati, membuat kesabarannya habis, daritadi dirinya mencoba untuk bersabar tetapi sepertinya ia sudah muak dengan perempuan didepannya ini.

Davira langsung berdiri, dan mengebrak meja,hal itu membuat kursi berdecit dengan suara yang keras, sontak membuat semua orang di penjuru kantin kaget dengan apa yang baru saja davira lakukan.

"Lo siapa sih! seenak lo aja dorong makanan gue, pake ngajarin sopan santun lo sendiri gimana? sopan gak lo?!" Davira benar-benar kehabisan kesabaran, sampai mana dirinya mencoba bersabar tetapi kali ini ketenangannya di ganggu, dan ia benci itu.

Kali ini dirinya benar-benar menjadi pusat perhatian, semuanya berhenti melanjutkan makannya hanya ingin melihat si primadona bersama murid yang baru-baru ini menjadi topik hangat, semuanya memandang saling menyoraki siapa yang mereka dukung.

"Oh jadi lo berani sama gue?!" Meera maju mendekat ke arahnya menarik dasi yang dikenakan Davira, dan melemparnya asal.

Karena refleks Davira mendorong Meera menjauh,ia sudah dibatas emosi sekarang, seketika semuanya yang menonton bersorak, tidak ada niat sama sekali ingin melerai sebelum semuanya semakin kacau.

"Kenapa gue harus takut?" Davira melirik sekilas, melihat Meera dengan pandangan meremehkan.

Meera yang tidak ingin kalah mendorong balik davira, sehingga kursi-kursi semula di tempatnya menjadi berantakan.

"Jadi lo masih belum ngerti juga kesalahan lo?!" Meera mendorong sekali lagi Davira,membuat ia mundur beberapa langkah, orang-orang semakin menyoraki.

"Pertama lo udah narik perhatihan Dewa!, gue yang selama ini kejar Dewa gak pernah tuh gue di lirik sama dia!. Lo ini siapa hah? baru datang udah ngambil punya gue sialan!" ia mendorong kembali Davira membuat ia mundur selangkah lagi.

"Kedua lo kurang ajar sama gue! Lo gak tau gue ini senior!" ia mendorong sekali lagi Davira,kali ini dorongannya lebih kuat dibandingkan dengan yang tadi.

"HUUUU!!!!"

"AYOO MEERA LAWAN!!!"

"PRIMADONA GUE NIH!!"

"DABESTLAHH!!!!"

Hal tersebut membuat kantin benar-benar ramai seketika menjadi penuh akibat beberapa orang dengan heboh langsung menuju kekantin setelah mendengar terjadi pekelahian dengan primadona sekolah.

"Jadi karena itu?! gue gak yakin cewek kayak lo ternyata gak laku? taunya lo gak lebih dari pengemis cinta ya?" Sarkatis, itulah jawaban Davira membela dirinya.

Meera bersungut kesal, baru saja ia dipermalukan sama juniornya, yang benar saja seorang primadona sekolah tidak boleh dikalahkan.

"Berani lo sama gue?! Gak ada sopan santun banget lo!" tunjuknya ke arah Davira.

"Gue menghormati orang yang pantas untuk dihormati! Gue hormatin lo karena kakak kelas gue tapi kalau gini caranya gue bisa lebih kurang ajar dari lo!" tegas Davira dengan suara lantang.

Beberapa siswa yang menonton berdecak kagum, melihat bagaimana keberanian Davira melawan Meera yang notabenya senior sekaligus primadona di takuti.

Meera maju beberapa langkah mendekat kearah Davira berdiri.

"Eh! tunduk lo, gue senior di sini, lo anak baru jangan kurang ajar ya!!" Meera meletakkan tangannya di kepala davira dan menekannya, membuat ia menunduk seketika.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang