Jam sudah menunjukkan waktu istirahat, dan bel telah berdering dengan lantang di setiap sudut sekolah SMA SANJAYA. Tanpa berpikir dua kali seluruh siswa bergegas menuju ke kantin, untuk mengisi perut yang sendari tadi minta di isi."Ra!, gak ke kantin?" tanya Raila ketika melihat Davira yang sekarang sedang tertidur sambil memakai earphone yang menyumbat kedua telinganya.
"Yaelah nih anak, Woii!" ucapnya sekali lagi sampai mendorong bahu Davira dengan pelan.
"Apasih La!, Gue ngantuk" Ucap Davira sambil melepas kedua earphone nya.
"Lo sakit?, gue mau ke kantin bareng Kesya sama Vinca, lo gak mau ikut?" tanya Raila.
"Gak deh La, lagi malas keluar kelas" Jawab Davira.
"Kenapa?, soal kemarin ya?" Ujar Raila yang
mendapat anggukan dari Davira."Masalah jangan lo hindarin Ra, hadapin aja selama lo ngerasa enggak merugikan orang lain, cuman itu sih yang mau gue bilang terserah dari diri lo sendiri karena lo yang jalanin Vir.."
"Yaudah-, Lo gak mau nitip gitu?" Lanjut Raila, bisa-bisa Davira tidak makan hanya karena masalah kemarin.
"Roti aja deh La" Ucap Davira.
"Roti doang?, terus minumnya apa?" tanya Raila
"Iya, gue bawa air kok dari rumah" Jawab Davira
"Oke-gue duluan yah!" Teriak Raila sambil berlari ke depan kelas karena sepertinya Vinca dan Kesya sudah menunggu.
••••
Kelas sepi, hanya Davira yang tinggal saat ini, ia kira ada sebagian yang membawa bekal dan makan di kelas ternyata mereka memilih makan di taman Sekolah, di bandingkan makan di kelas, Davira tidak terlalu memusingkannya.
Baru saja ia ingin kembali pada posisinya. Seseorang datang dan masuk kedalam kelasnya sebelum itu ia menutup pintu kembali dengan rapat, Davira belum menyadari kehadiran orang tersebut sebelum ia mengebrak dengan keras meja yang ada di depan Davira. Membuat sang-empunya tiba-tiba terlonjak kaget.
Meera datang dengan kedua temannya, yang berdiri di depan pintu memastikan tidak ada yang melihat ataupun ingin masuk, Davira yang melihat itu merasa was-was sebab ia tahu kalau Meera tipekal orang yang nekat.
"Tegang banget lo, tau-kan punya salah?" Ucap Meera sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Jangan keganjenan jadi cewek. Perlu berapa kali lagi gue ingetin ke lo?, masih kurang peringatan gue yang kemarin?" Ucap Meera sambil tersenyum sinis.
"Maksudnya?" Ucap Davira, ia tidak mengerti dimana letak kata "ganjen" yang Meera katakan tadi.
"Jadi sekarang pura-pura gak tahu?, sok polos banget lo jadi orang" Ujar Meera berdecih.
"Kasi tahu sama gue rencana lo buat deketin Dewa!" bentaknya ke arah Davira.
"Deketin Dewa?, maksud lo apa?" Ucap Davira.
"Gue tahu, Lo cari perhatihan dia-kan biar dia mau deket sama lo?! Ngerasa jadi ratu di sekolah ini HAH?!" ia mendorong kursi yang ada di dapan Davira.
"Lo pikir lo lebih cantik dari gue?!" tanya-nya lagi.
Davira menautkan kedua alisnya, Meera terlalu berbelit dalam masalah ini, Ia tiba-tiba datang dengan kedua temannya lengkap dengan pakaian khas seorang primadona sekolah yang menurut Davira terlalu mini untuk ukuran seragam anak SMA di anjurkan, Meera memiliki wajah yang cantik, rambutnya yang ombre berwarna grey menambahkan kesan modis pada diri Meera, tetapi perempuan itu terlalu buta akan Dewa, ia sangat menyukai Dewa karena itu juga yang menjadi alasan ia berdiri sekarang di dalam kelas Davira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic
Teen FictionDavira sekar, gadis cuek dengan parasnya yang manis tidak begitu peduli dengan sekitarnya tetapi membuat heboh satu sekolah. Kedatangannya di SMA Sanjaya membuat sang pentolan sekolah dengan sifatnya yang dingin, Meliriknya. Dia, Dewa Kananta merasa...