Chapter 2

212 19 0
                                    

"Misterius, mungkin itulah dirimu.."

*****

Saat ini Davira berada di dalam kantin, bukan bolos dari sambutan peserta baru, tetapi lebih baik dia berada disini lagipula Davira sudah meminta izin kepada guru yang menjaga untuk mengisi perutnya yang benar-benar kosong karena tidak sarapan, daripada dirinya merepotkan anak PMR, pikirnya.

Davira memanfaatkannya dengan memakan roti coklat yang baru saja dia beli dan tidak lupa susu kotak strawberry yang menjadi kesukaannya mengingat bahwa dirinya belum sarapan.

Sepertinya upacara sambutan sebentar lagi akan selesai mendengar beberapa kalimat penutup yang lumayan panjang.

Baru saja Davira ingin beranjak dari tempatnya untuk kelapangan melanjutkan berbaris kembali, tiba-tiba saja seseorang datang dengan tidak sopan menduduki meja tempat ia makan tadi walaupun jaraknya yang agak jauh dari Davira.

Sontak hal itu membuat ia kaget, sebab ia yakin hanya dirinya yang berada di kantin, sebelum kesinipun Davira melihat kantin ini benar-benar kosong hanya beberapa penjual yang berdiri di stannya masing-masing.

"Davira?" tegasnya dengan suara berat khas miliknya.

Ia bingung, tentu saja.

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja seorang cowok muncul di hadapannya dengan menyebutkan namanya, mungkin jika ia mengenalinya itu adalah hal yang wajar tetapi sungguh dirinya tidak mengenali cowok di hadapannya sekarang.

Davira melirik sebentar, ingin melihat budget nama cowok di depannya ini, dan dia baru saja sadar orang itu menutupi sebagian seragam sekolah yang dia kenakan menggunakan jaket denim berwarna hitam.

Dirinya merasa bingung dengan orang di depannya sekarang, tampangnya benar-benar seperti bukan siswa sekolah, di tambah lagi lelaki itu memakai gelang hitam di tangannya.

Davira yakin dia tidak salah liat cowok di depannya ini memiliki bekas jaitan di sekitar alis membuat siapa saja yang melihatnya pasti merasa ngeri dengan cowok tersebut.

Davira berfikir sekali lagi, ada apa dengan cowok di depannya ini, apakah dia berbuat kesalahan atau orang ini berfikir dirinya sedang bolos disini, tetapi ia sudah meminta izin kepada guru.

Tiba-tiba saja suasana kantin yang sepi menjadi lebih mencekam, ditambah lagi beberapa penjual seakan menyibukkan diri, padahal Davira yakin semua menyibukkan diri ketika cowok asing di depannya ini datang, siapa sebenarnya cowok di hadapannya ini, ia baru saja membuat seisi kantin seakan-akan takut dengan dirinya.

"Lo yang namanya Davira?!" bentaknya sekali lagi, melihat cowok di depannya tidak ada tanda-tanda akan menjawab.

Davira diam, hanya diam.

Dengan gerakan santai cowok di depannya ini mengambil ponsel miliknya yang terletak di atas meja.

Entah apa yang mengutuk Davira, tidak ada tanda-tanda ingin mengambil ponselnya dari orang asing di depan sekarang. Dirinya hanya diam memperhatikan, seakan nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.

Seperti telah selesai dari apa yang dia kerjakan, cowok tersebut mengembalikan ponsel milinya dengan santai tanpa memperhatikan sang pemilik ponsel.

"Kenapa?" hanya itu yang keluar dari mulut Davira, setelah beberapa saat merasa dirinya sadar dari apa yang cowok asing depannya ini perbuat.

Davira benar-benar bingung untuk saat ini seakan cowok dihadapannya ini baru-baru saja menghipnotis dirinya.

Tanpa perlu menjelaskan cowok tersebut pergi seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan perihal namanya saja seakan hanya angin lewat.

Davira melirik sekilas ponsel miliknya yang berada ditempat semula dan melihat orang yang meletakkannya hampir berbelok keluar dari kantin.

bersamaan dengan kerumunan orang-orang yang sebagian besar adalah siswa-siswi peserta didik baru memasuki kantin,itu tandanya upacara telah selesai.

Davira kembali setelah beberapa saat seakan terhipnotis, dengan cepat ia mengecek ponselnya dan menyerngit bingung, sebab yang di lakukan cowok asing itu adalah menyimpan nomornya di ponsel Davira.

"Andaru?"

••••

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang