Chapter 11

120 12 0
                                    

Penderitaan yang dialami oleh seseorang, akan menjadikannya semakin kuat

🌧🌧🌧

Davira masuk kedalam rumah minimalis miliknya, tidak bisa dikakatan kecil rumah itu luas serta memiliki taman di depan, biasanya Davira akan keluar hanya untuk duduk melihat ikan-ikan di kolam kecil taman.

Dia sangat senang karena mamanya yang menjemputnya tadi, tumben sekali mamanya ada waktu untuk menjemputnya, biasanya mamanya sibuk dengan urusan dikantor.

"Kamu ganti baju gih, mama masak dulu yah" ucap renata kepada anak kesayangannya.

"Mama gak capek?, kan baru pulang" ia khawatir mamanya sakit, mengingat mereka sama-sama baru pulang dari pekerjaan masing-masing.

"Gapapa, kamu pasti lapar baru pulang sekolah, kita juga jarang kan makan bareng"

"Yaudah aku naik yah" ucap davira bergegas naik menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Davira masuk kedalam kamarnya, meletakkan tasnya di kursi belajar, dan segera bergegas mengganti baju. Setelah selesai mengganti baju, Davira mengecek ponselnya yang terletak manis ditempat tidur. ia melihat satu pesan masuk lima belas menit yang lalu.

0896549****
Kantin belakang, istirahat pertama.

Davira mengernyit bingung, nomor yang tidak ia kenali mengirimnya pesan singkat, pasti salah sambung pikirnya, Davira tidak terlalu memikirkannya, baru saja ia ingin meletakkan ponselnya satu pesan kembali masuk.

kalau lo mau tau siapa gue,temuin gue besok.

Kali ini Davira yakin memang pesan ini untuk dirinya, tetapi siapa?, dan mau apa orang itu bertemu dengannya, astaga, apa lagi sekarang ia berharap ini tidak menimbulkan masalah.

Seakan tersadar dari lamunannya ia begegas turun kebawah karena mamanya memanggil.

Setelah sampai di meja makan, mamanya telah menyiapkan beberapa lauk khas rumahan, Davira sangat menyukai masakan mamanya, menurutnya masakan mamanya lebih enak dibandingkan restoran-restoran yang pernah ia kunjungi.

"Papa mana ma?"

"Kan masih di luar kota sayang.."

"Papa kerja mulu, gak ingat punya anak sama istri di rumah"

"Huss!, gak boleh ngomong gitu, papa kan cari uang buat kita juga" ucap renata sambil mengelus rambut putri kesayangan nya itu.

Dibanding renata, papanya memang jauh lebih sibuk, bahkan Davira sendiri jarang bertemu dengan papanya, ia juga termasuk anak yang gengsi menghubungi orang tuanya duluan, pernah suatu waktu ia mengira papanya lupa dengan hari ulang tahunnya, Davira sampai begadang menunggu telfon dari papanya, ternyata papanya sudah menyiapkan suprise untuk dirinya di pagi hari, ia sangat senang mengingat papanya yang datang waktu itu.

"Gimana sekolah kamu, lancar?" ucap Renata sambil meletakkan beberapa lauk ke piring Davira.

"Yah,, mama-kan tau sendiri aku gak suka sama suasana sekolah" keluhnya, sambil memasang wajah memelas, berharap mamanya mengerti dengan keresahannya selama ini.

"Kamu, jalanin aja dulu nanti juga nyaman" nasehatnya kepada putrinya.

"Yaudah deh mah, aku udah selesai" Lanjutnya tanpa mendengar jawaban Renata, ia langsung pergi menuju kamarnya di lantai dua.

Davira jarang sekali bersekolah ditempat yang ia tidak minati biasanya ia akan memberitahukan sekolah dimana yang ia sukai dan orangtuanya dengan senang hati akan mendaftarkannya di situ, pernah sekali Davira tidak masuk sekolah selama sebulan tepatnya waktu ia menginjak kelas dia SD, waktu itu ia harus pindah sekolah karena pekerjaan orangtuanya mengharuskan Davira ikut pindah, karena tidak nyaman dan tidak suka perlu waktu yang lama agar dirinya bisa menerima sekolah barunya itu.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang