Chapter 30

60 8 1
                                    

Davira memasuki perpustakaan dengan santai. Dia bersyukur guru Bahasa Indonesia belum masuk, jadi ia tidak akan terkena hukuman. Davira melangkah ketika melihat Raila dan Kesya, Ia menghampiri kedua temannya dan langsung duduk di samping Raila.

"Vinca mana?" Tanya Davira ketika tidak melihat temannya yang satu itu.

"Cari buku disana"

Raila sendari tadi tersenyum cerah melihat Davira, membuat perempuan itu mengerti apa yang ada dikepala temannya.

"Apa?"

"Gimana tadi sama kak Dewa?, dia ngomong apa aja?" Tanya Raila heboh.

"Ngomong apa?" balas Davira cuek.

"Dih.., gak usah sok lupa deh Ra"

"Gak penting juga" ucap Davira mengangkat bahu acuh.

"Nih buku!, kalian tinggal cari gue udah ya"  Tiba-tiba Vinca datang meletakkan beberapa susun muka di meja mereka.

"Lo ganggu amat deh" ucap Raila.

"Apasih?, gue udah cari susah-susah nih buku" kesal Vinca sambil menepuk tumpukan buku yang baru saja ia bawa.

"Susah apaan tinggal diambil juga" balas Raila tak mau kalah.

"Yeu..ngomong doang tuh emang gampang, lo coba cari sana bukunya." ucap Vinca tidak ingin kalah.

"Dih gitu doang baper" ia melangkah menjauh mencari buku yang Vinca bilang susah dicari.

"Eh, Vir luka lo udah di obatin?" Tanya Vinca ketika ia baru sadar melihat hansaplast terpasang di sekitar sudut luka Davira.

"Kok gue baru liat ya?"  Tanya Kesya mengernyit bingung tetapi setelahnya kembali tersenyum.

"Di obatin ya sama kak Dewa?" Lanjutnya lagi, semakin menggoda Davira.

"Ngomong apa sih?, gue gak ngerti. Gak jelas lo" cetus Davira.

Kesya, dan juga Vinca menatap Davira intens, sementara Davira hanya bisa mendengus kuat.

"Biasaja aja ngeliatinnya" Ucap Davira membuka buku-buku yang ada di depannya.

"Jadi gimana Vir?, kak Dewa ngomong apa aja ke lo?"

"Ini hansaplast dari mana?, gak mungkin kan datang sendiri"

"Kak Dewa yang ngobatin lo? Aaaa kok sweet banget sih, cerita kali Vir"

"Nanya satu-satu, jangan berisik ini di perpus"  ucap Davira membuat keduanya hanya menampilkan cengirannya dan entah sejak kapan Raila sudah kembali duduk disampingnya.

"Udah buruan cerita" Ucap Raila dengan suara yang kecil.

Awalnya Davira terlalu malas untuk bercerita, ia pikir tidak ada sesuatu yang istimewah yang terjadi antara dirinya dan juga Dewa. Namun akhirnya ia mulai menceritakan. Raila, Kesya dan juga Vinca yang mendengarkan cerita Davira tersenyum.

"Ah, serius Kak Dewa kek gitu sama lo? ih kok sosweet banget sih?"

"Kok jadi gue yang baper" Vinca mencengkran buku didepannya gemas.

"Kenapa jadi lo yang baper?" bingung Davira meletakkan satu persatu buku kehadapan teman-temannya.

"Gila aja, masa lo digituin kak Dewa gak baper sih?!" kesal Vinca heran melihat sikap Davira.

"Lo gak mati rasa kan Ra?" sahut Kesya polos.

"Atau jangan-jangan lo lesbi Ra?" ucap Raila menimpali perkataan Kesya barusan.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang