Chapter 20

116 11 1
                                    


Setelah kejadian kemarin Davira jadi tambah malas masuk sekolah, ia masih tidak bisa melupakan apa yang Dewa lakukan kemarin, membuat dirinya malu sekaligus kesal, ia menjadi pusat perhatian, masalahnya adalah orang yang menjadiknnya pusat perhatian mempunyai banyak fans-fans alay, tidak lucu kalau dirinya diserbu oleh orang-orang itu, apalagi Meera? Entah apa yang akan ia lakukan kepada Davira nantinya.

Davira menghela nafas panjang sebelum masuk ke area sekolah, masih terlalu pagi tetapi tidak sedikit siswa yang sudah datang hal itu membuat Davira menunduk dalam-dalam, ia berjalan dengan cepat memasuki gedung area kelasnya berada, ia tidak ingin melihat tatapan orang-orang yang seakan ingin membunuhnya.

Davira masuk ke dalam kelas dengan nafas tersengal-sengal, Raila yang melihat itu mengernyit bingung ada-apa dengan Davira yang bertindak seperti itu, kelas masih sepi hanya mereka bedua, entah apa yang terjadi Raila bisa datang cepat pagi ini.

"Kenapa Ra?" tanya Raila, ketika Davira sudah menyimpan tasnya dan duduk di sebelahnya.

Davira menggeleng pelan,

"Gak tau, orang-orang natap udah kayak mau terkam gue." sungutnya sambil menormalkan deru nafasnya.

Raila terkekeh kecil, "Gimana gak di makan, kemarin lo bikin heboh lagi gila!" sekarang Raila ikut heboh.

"Gak nyangka aja gitu Kak Dewa buka seragam tengah lapangan, di kasi ke elo lagi siapa coba yang gak iri, Mana kemarin dia tambah ganteng lagi padahal pake kaos doang!" ucap Raila membuat Davira kesal.

"Apaan sih La!, Kak Dewa gak se-menarik yang lo bayangkan" ujar Davira.

"Gak menarik lo bilang?!, periksa mata deh Ra, Lo gak liat gantengnya kak Dewa kemarin?!"

"Percuma" sahutnya acuh, ia malas sekali membahas cowok itu pagi ini.

"Sumpah ya Ra!, Gue kesel banget sama Geisha kemarin!, Dia belum minta maaf kan sama lo?" ucap Raila beralih topik.

"Gak tau, udah lewat juga" Sahut Davira cuek.

"Tapi Davira--"

"Gak papa Raila, gue juga udah di hukum-kan jadi gak usah di bahas lagi" ucap Davira sambil membuka buku catatannya, rencananya ia ingin menyalin catatan kemarin waktu ia di hukum.

"Terserah deh.."

Baru saja Davira sibuk dengan kegiatannya menyalin suara heboh langsung saja menghentikan kegiatannya, dan memandang perempuan yang berlari ke arahnya.

"Eh-Eh Davira!, gila yaa lo jadi trending topik lagi, Gimana Ra pake bajunya Kak Dewa, Duh kok gue iri sih..." Celetuk Vinca yang baru saja datang langsung mengagetkan Davira serta Raila.

"Vinca!, lo toa banget sih, sakit nih telinga gue!" ujar Raila menatap kesal Vinca, yang di tatap hanya nyengir polos.

"Astaga...kemarin kak Dewa ganteng banget!, sumpah gue bahkan gak bisa berenti liat, kalau gue jadi elo udah pingsan deh di tatap sama Kak Dewa, dari dekat lagi!" Sambungnya.

Davira malas sekali hanya untuk menyahut ia sibuk kembali menulis catatannya.

"Davira dengar gue gak sih?" ucap Vinca merasa di cueki.

"Percuma lo puji-puji Kak Dewa, gak bakalan ngaruh sama tuh bocah.." ucap Raila sambil memainkan ponselnya.

"Bisa diam nggak?" ucap Davira membuat Raila dan Vinca mengangkat jarinya membentuk V sambil nyengir polos.

"Iya maap-maap"

Davira kembali menulis ketika tidak lagi mendengar sahutan-sahutan dari Vinca dan juga Raila.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang