Jam tangan hitam dipergelangan tangan Andaru menunjukkan pukul tujuh pagi, lelaki itu menghembuskan nafas panjang menunggu perempuan yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.
Davira tersentak, karena sibuk memperbaiki pakaiannya sampai ia tidak melihat Andaru yang sudah berdiri di depannya. "Eh!" Ucap perempuan itu refleks.
Andaru yang melihat Davira sempat tersenyum miring "Lo mestinya gak lupa" Ucap Andaru, membuat Davira langsung tersadar ia sempat memukul kepalanya pelan.
"Ayo" Ucap Andaru karena Davira masih diam di tempatmya. "iya, iya" Balas perempuan itu dan langsung naik ke boncengan Andaru dalam diam, Ia menatap punggung tegap Andaru didepannya. Ini kali pertama dirinya kesekolah bersama Andaru.
Motor yang dikendarai Andaru masuk kedalam sekolah yang sudah ramai, mengingat sekarang sudah pukul tujuh lewat, ketika Davira dan Andaru datang banyak sekali pasang mata yang melihat mereka berdua.
"Gila ya...kemarin Dewa, sekarang Ravin besok-besok siapa lagi"
"Iya! itu Davira, gak punya malu banget sih.."
Beberapa orang yang duduk di koridor sesekali memandangnya sinis sambil berbisik-bisik tetapi masih dapat ia dengar dengan jelas.
"Itu kak Ravin yah?, gue baru liat. Ternyata kak Ravin ganteng banget"
"Kak Ravin lumayan misterius gitu yah orangnya?, gak terlalu mencolok dibanding Kak Dewa"
"Iya, kok mau sih sama Davira"
"Bukannya Davira sama Kak Dewa, kok sekarang sama Kak Ravin sih?"
Davira mencoba untuk benar-benar tidak peduli dengan beberapa sahutan yang ia dengar, bahkan ini terlalu pagi untuk dirinya meladeni omongan orang-orang tersebut. Diujung koridor ia bisa melihat Feri dan juga teman-temannya sedang berkumpul dengan ponsel di tangannya.
"WOI...ini bukannya pengusaha terkenal itu ya?" Ucap salah satu lelaki tersebut sambil memperlihatkan gambar di ponselnya.
"Mana gue mau lihat!"
"Wah, dia nikah lagi?"
"Dia termasuk donatur terbesar di sekolah kita, gak nyangka aja sih gue"
"Santai aja kali, pengusaha yang udah terkenal emang gitu, palingan istri pertamanya di telantarin terus nikah lagi deh.." Ucap Feri sambil membuka bungkus permen ditanganya.
Davira diam, ia mengerti arah pembicaraan laki-laki tersebut, ia menoleh melihat Andaru diam dengan kepalan di tangannya menandakan laki-laki itu tidak baik-baik saja.
"Di telantarin gimana maksud lo?" kembali terdengar percakapan dari sekelompok lelaki tersebut.
"Yah gitu, semacam gak di urus lah. Gak di peduliin lagi Hahahaha" Ucap feri sambil tertawa keras.
Andaru maju melangkah ke arah Feri dan teman-temannya, Davira bahkan belum sempat menahannya lelaki tersebut, ia jadi khawatir apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Lo terlalu berisik" desis Andaru mendorong Feri hingga terjatuh.
Lelaki itu jelas kaget melihat kehadiran Andaru yang tiba-tiba. Sekarang semua siswa heboh melihat kejadian itu, ini pertama kalinya bagi seorang Andaru, lelaki yang dikenal jarang memperlihatkan batang hidungnya di sekolah, melihat kejadian itu mereka langsung saja membentuk lingkaran, Feri dibantu oleh teman-temannya untuk berdiri.
"Tahan Fer!" Ucap salah satu temannya ketika Feri berusaha mendekati Andaru.
"Lo ada masalah sama gue?!" Balas Feri mencengkram seragam milik Andaru, jujur sebenarnya ia tidak berani dengan Andaru, tetapi ia malu ketika Andaru tiba-tiba mendorongnya seperti itu. Tanpa banyak bicara Andaru memberikan satu pukulan keras kearah Feri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic
Teen FictionDavira sekar, gadis cuek dengan parasnya yang manis tidak begitu peduli dengan sekitarnya tetapi membuat heboh satu sekolah. Kedatangannya di SMA Sanjaya membuat sang pentolan sekolah dengan sifatnya yang dingin, Meliriknya. Dia, Dewa Kananta merasa...