Chapter 22

97 8 0
                                    


"Nanti aja deh Vin balik, pelajaran pak Lode-kan gampanglah" Ucap Rio

"Gue ikut deh, malas gue ke kelas suntuk banget" Sahut Gavin

"Gue denger-denger ada murid baru, Katanya cantik?" Ujar Gavin.

Rio mengangguk dengan antusias, saat ini mereka sedang di kantin, waktu sudah menunjukkan bahwa pelajaran telah dimulai tetapi mereka masih dengan santai duduk di kantin.

"Yoi, Nah itu gue mau liat, pindahan dari bandung katanya- cakep tuh pasti" Ujar Rio

"Urusan cewek aja paling depan, giliran ditagih tugas sama bu Tikce paling belakang lo" Ucap Gavin.

"Lo kayak enggak aja." balas Rio.

"Eh Wa!, kenapa lo diam aja?" Ucap Gavin setelah melihat Dewa sendari tadi hanya diam saja.

"Lo kayak gak kenal Dewa aja" celetuk Rio

"Gak kelas Wa?"

"Gak, gue lagi males masuk kelas"

"Kenapa?, lo kepikiran sesuatu, gara-gara Davira?"

"Enggak tau" jawab Dewa pada Gavin.

"Lo sama dia sebenarnya ada hubungan apa sih?, gue bingung sama lo Wa"

"Gak ada" Balasnya singkat

"Halah!, bohong tuh! kalau gak ada ngapain lo kasi seragam lo kemarin ke dia?" Celetuk Rio

"Atau lo suka sama dia?" tanya Gavin tidak memperdulikan Rio.

"Enggak" Ucap Dewa

"Dari awal gue ngerasa lo udah suka sama dia, jangan bohongin perasaan lo sendiri Wa" Ujar Gavin sambil meminum es teh yang tinggal sedikit.

"Waktu kita tawuran, disitu secara gak sadar lo buat anak SMA BAKTI hampir mati akibat pukulan lo, Gue kenal lo udah lama, mau se-emosi apapun diri lo, Dewa yang gue kenal gak akan ngabisin lawan sampai pingsan dan itu semua karena lo khawatir sama Davira, lo takut kehilangan dia, sekarang gue tanya lo suka sama dia atau enggak, lo bilang enggak. Sandiwara lo buruk bro.." Ujar Gavin panjang lebar.

"Udah Vin- Dewa gak mau pacaran, gue tahu maksud ucapan lo, biar Dewa punya pacar kan?, emang cowok kayak Dia bisa pacaran?" Celetuk Rio.

"Lo kira teman lo homo eh?!" Ucap Gavin sambil melempar tisu ke arah Rio.

"Ya maap, sapa tau aja gitu" Ujar Rio terkekeh pelan.

"Habisnya Meera yang bening gitu gak dilirik sama sekali, jadikan gue takut gak normal" sambungnya.

"Eh tuh mulut kurang ajar banget, Lo jadi teman malah jahat! sana Lo gak usah di sini, di hantam Dewa baru tau lo"

"Diam bisa gak?" Ucapan Dewa membuat keduanya langsung terdiam bersamaan.

Seorang Wanita berlari masuk ke dalam kantin menuju warung tempat, Dewa dan teman-temannya duduk, ia bahkan terlihat tergesa-gesa ketika memasuki kantin.

"Bu saya minta es, sama pinjam wadah kecilnya ada bu?" Ucap wanita tersebut dengan gelisah.

"Ada neng..tunggu sebentar yah.." Ucap penjaga warung sambil mencari yang tadi di sebutkan.

"Iya bu..cepat yaa soalnya darurat!" Ucap wanita tersebut dengan nada panik.

"Ini atuh neng..buat apa teh kalau boleh tau.." ucap penjaga warung sambil mengambil es batu dan di letakkan kedalam wadah berukuran sedang.

"Buat kompres bu, soalnya ada yang luka di UKS, ini yah bu uangnya!" Ucap wanita tersebut sambil berlari.

Tangan perempuan tersebut di cekal oleh Gavin ketika akan melewati meja-nya, perempuan itu menoleh, walaupun sempat kaget melihat siapa yang mencekalnya, ia berusaha kembali tenang, dan bertanya.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang