Chapter 26

125 8 2
                                    


Davira baru saja menginjakkan kakinya di SMA SANJAYA, belum sampai di kelasnya ia melihat keributan dari arah lapangan, sekarang pukul 07.00 sudah pasti sekolah mulai rame dengan murid-murid yang berdatangan, Mereka yang ingin melihat kejadian tersebut melangkah ke arah lapangan agar mengetahui apa yang sedang terjadi.

Awalnya Davira tidak peduli, ia tetap melangkahkan kakinya menuju lantai tiga tempat kelasnya berada, sebelum ia sempat melangkah kakinya untuk naik ke lantai 2. Banyak sekali murid-murid yang turun dengan terburu-buru, bahkan sesekali menabrak pundaknya.

Davira mengalah ia akhirny minggir menunggu sampai semuanya turun terlebih dahalu hingga ia mendengar bisik-bisik dari beberapa murid yang turun.

"Gue harus liat nih!, pasti heboh banget!" Ucap perempuan berambut pendek dengan temannya. Terdengar sangat antusias.

"Iyalah! Ini kan Kak Dewa, udah pasti heboh!" Balas temannya.

Davira mendengarnya ia berfikir sebentar, apakah kehebohan pagi ini di sebabkan karena Dewa?.

Karena tidak ingin tambah penasaran ia melangkah-kan kakinya menuju arah lapangan yang sekarang sudah ramai membentuk sebuah lingkaran, Davira berusaha melihat lebih dekat walaupun harus bersenggolan dengan orang-orang.

Disana Dewa bersama kedua temannya, ini jadi pemandangan untuk pertama kalinya seorang Dewa mencari masalah dengan lelaki berkacamata yang Davira tidak kenal.

"Berhenti main-main sama gue" Ucap Dewa dengan menekan setiap katanya. Ia mendorong lelaki tersebut sampai terjatuh dan menahannya ketika ingin berdiri, semua itu tidak luput dari pandangan Davira.

"Lo pikir gue gak tau kalau lo orangnya?" Ucapnya sekali lagi, lelaki tersebut menunduk takut tetapi di lihat dari tangannya yang mengepal menandakan bahwa ia berusaha menahan emosinya.

"Siapa yang nyuruh lo?" Ucap Dewa berdiri tegak sambil memandang lawannya yang terduduk di bawah kakinya.

Davira melihat itu, ia merasa kalau Dewa benar-benar gila, ia ingin sekali menolong lelaki tersebut tetapi melihat suasana sekarang yang sangat ramai membuat Davira hanya bisa diam.

'Ni orang psikopat kali ya?,'

"Lo dapat apa?!" Bentak Dewa menendang lelaki di bawahnya dengan kasar.

'Beneran gila' batin Davira.

Andaru ada disana, berdiri di ujung lapangan, ia bisa dengan jelas melihat kejadian itu karena tubuhnya yang tinggi, tetapi ia hanya diam tidak ingin ikut campur.

"Lo gak mau jawab gue?" Ucapnya sekali lagi.

"Bukan Gue Orangnya!" Ucap lelaki itu sambil berdiri di hadapan Dewa dan mendorongnya, namun tidak ada apa-apanya bagi Dewa.

Tindakan lelaki itu membuat semuanya kaget, Davira berani bertaruh bahwa itu membuat Dewa semakin marah.

"Lo buat situasi ini jadi buruk" Ucap Dewa dingin.

Lelaki tersebut ingin memukul Dewa tetapi belum sempat tangannya mengenai wajah Dewa, ia sudah menangkisnya dengan sekali bantingan membuat lelaki tersebut jatuh tak berdaya. Semua berteriak heboh ia melihat bagaimana Dewa melakukan itu dengan sangat cepat.

Sekarang Dewa berdiri tepat menghadap ke arah Davira dengan lelaki tersebut dibawah kakinya, Davira sempat menatap Dewa dengan tatapan yang sulit Dewa artikan. Ketika lelaki tersebut ingin berdiri Dewa menahannya menggunakan kakinya, ia berkata dengan pandangan lurus kearah Davira.

"Baru pesan gak jelas yang lo kirim, sampai gue tau lo lakukan hal lebih, gue gak akan main-main" Ucap Dewa penuh penekanan, Davira kaget juga bingung apa maksud perkataan Dewa barusan, setelah mengatakan itu ia berbalik pergi dengan kedua temannya yang mengikutinya di belakang.

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang