BBI 33

367 38 2
                                    

Hiks hiks hiks

"Akhh! Astaghfirullah, Umiii!"

"Ya Allah sakittt!"

Ia berusaha menopang tubuhnya bersender pada tembok yang begitu menusuk kulit, dingin. Menahan rasa sakit yang amat luar biasa. Apa pun yang ia lihat terasa berputar, matanya tidak bisa melihat jelas, semuanya buram. Hanya bisa menahan sakit yang menyerang begitu kuat di kepala.

"Tolongin Aisyah Ya Allah, Kak Rizal!"

Suara air yang mengalir dari keran membuat suara nya terendam, hanya doa yang bisa sekarang ia lakukan.

Ting nong

Ting nong

Ting nong

Pria yang menggunakan kaos hitam dan celana training panjang itu menghentikan pekerjaannya. Dia menutup laptop, berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

Cklek

Saat pintu di buka nampak dua wanita cantik yang tersenyum tipis menyapa Rizal.

"Assalamu'alaikum,"ucap mereka bersamaan.

"Wa'alaikumussalam."

"Aisyah nya ada Kak?" tanya Hanum.

Bukannya menjawab Rizal terdiam sebentar, melihat dua wanita yang berada di hadapannya ini dari ujung sepatu sampai ujung kepala.

"Dia kenapa sih?"bisik Karin.

Hanum menggeleng. Ia pun sebenarnya tidak tahu kenapa Rizal melihat mereka seperti ada yang aneh. Padahal jika ddi lihat lagi penampilan mereka rapi kok, sopan juga. Apa yang salah?

"Ekhem!" Suara Karin membuat Rizal tersadar, lalu mengajak mereka untuk masuk.

Tak lama kemudian Rizal datang dengan nampan yang berisi minuman dan cemilan yang ia bawa dari dapur.

Penampakkan itu membuat ke dua wanita yang duduk di sofa itu terbengong melihat sikap Rizal.

Yaa, aneh ga sih? Si pentolan sekolah ini sekarang beda banget, mereka tau kalau Rizal itu ga pedulian. Rizal itu  terkenal cuek, bar-bar, bandel, pokoknya serba negatif. Lah ini?

"Gue ke atas dulu."

"Aneh ga?"

"Ga tau gue. Kayak ada yang beda aja."

"Apa dia berubah jadi baik yah?"tanya Hanum.

"Semoga aja,"ucap Karin sambil mencomot kue cookies coklat.

"Mau ga lo?"

Hanum menoleh meninggalkan punggung Rizal yang sudah menghilang di anak tangga.

Suaranya yang begitu cempreng membuat Karin langsung menutup telinganya.

"Huwaaa, cookies gue. Sini bagi semuanya buat gue!" Hanum langsung merebut toples yang di pegang Karin. Membuat si empu kesal.

"Apa-apaan sih lo! Ga boleh serakah yah!"

"Bodo!" Toples itu langsung di rebut yang kini berada di tangan Hanum.

"Iiiihhhh! Gue juga mau Hanuuumm!"

"Minta aja ke Aisyah sana!"

"Gue pites lo Num!"

Dan pada akhirnya suara keributan mereka masih terdengar sampai Rizal di depan kamarnya Aisyah.

"Aneh gue, kok bisa Aisyah punya temen kayak gitu,"ucapnya sambil mengetok pintu kamar Aisyah.

Dia ga nyadar, padahal Rizal punya temen yang lebih bobrok. Rendi dan Revan yang sedikit gesrek.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang