BBI 37

327 33 20
                                    

"Terus kenapa lo bilang dia suaminya Aisyah?"tanya Rendi, ia jadi ingat kejadian tempo lalu dimana Hanum dan temannya menanyakan keberadaan Rizal.

"Lah, emang iya. Kak Rizal itu emang suaminya. Mereka kan, udah nikah. Makanya, kenapa gue langsung nge gas pas waktu itu."

"Ya, masa iya gue jadi pelakor."

"Lo ga lagi bercanda, kan?"

"Nggaklah! Soalnya kata Aisyah kita ga boleh boong dan harus selalu bisa ngejaga kalau di kasih ama--"

Hanum langsung menoleh, ia baru teringat sesuatu.

"Tadi gue ngomong apa?" Matanya berkedip-kedip sambil mengingat.

"Lo ngasih tau gue kalau Aisyah istrinya Rizal."

Spontan Hanum langsung menutup mulutnya. Sumpah ini mulut kudu di lakban kali yah. Lemes amat.

Aisyah pernah bilang kalau statusnya dia dengan Rizal cuman Hanum dan Karin yang tahu dan mereka di beri amanah soal itu untuk jangan memberitahu siapapun.

Dan sekarang ....

Terlanjur nasi sudah jadi bubur.

"Astaghfirullah, gawat gue!!"

"Sumpah ih, gue bocor banget. Kalau Aisyah tahu dia bakalan marah nih!"

"Aduh gimana ini!! Udah terlanjur tahu lagi dia, ish!"

"Terlanjur, mulut lo udah ngomong soal ini dan gue baru tahu."

Muka Hanum langsung panik, secara tidak sadar langsung memegang lengan jaket yang di kenakan Rendi.

"Kak, pleasee banget. Gue mohon lo jangan bilang kesiapa-siapa yah!! Tolongin gue!"

"Hem."

"Tapi--"Rendi melepas tangan Hanum yang bertengker di jaketnya.

"Gue mau mastiin coba tanya ke Rizal, buat coba kejujuran dia."

Syok? Tentu saja

Ga percaya? Pasti

Rendi benar-benar tidak percaya apa yang Hanum katakan. Tapi saat dirinya melihat kejujuran dari Hanum membuat ia harus yakin.

"Gue pengen lo jawab jujur dan serius."

"Apa?"

"Lo udah nikah sama Aisyah?"

Glek

Rizal menalan air liur nya sendiri, pergerakan tangan yang hendak meminum kopi membuatnya terhenti dan itu yang meyakinkan Rendi bahwa Rizal panik dengan pertanyaan yang ia berikan.

"Aisyah si alim itu?"

"Ya enggaklah!"

"Bohong."

Gue lupa, si Rendi kan kaya cenayang!

"Mulut lo ga sesuai sama apa yang lo ucapin."

Hadehh

Rugi nya punya temen yang punya cita-cita psikolog tuh ya gini. Susah buat di boongin.

Akhirnya Rizal pasrah, ia memandang jalanan di bawah sana yang di penuhi dengan kerlap kerlip lampu dan kendaraan yang berlalu lalang.

"Lo tau darimana?"

"Itu ga penting."

Dirinya mendengus mendengar jawaban dari Rendi.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang