BBI 11

385 37 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 04:00 sore. Seorang perempuan terlihat gelisah sesekali ia melirik jam arloji di tangannya. Ia baru saja mengikuti kajian namun pesan dari sang Umi menyuruh untuk pulang secepatnya.

"Ck ck, mana sih ni abang taksi? Kok tumben lama ga nongol nongol? Apa pada libur yah?" monolog nya.

Tin tin

Kaca sang supir pun terbuka.

"Neng mau naik taksi?"

"Engga Pak mau naik pesawat."

"Loh? kalau neng mau naik pesawat mah mending ke bandara aja,ngapain di sini?"

"Ya ampun canda pak,ya mau naik taksi lah." Aisyah pun membuka pintu mobil.
"Bapak kok ga jalan?"

"Eh iya neng iya."

Kota Bandung akhir akhir ini sering macet mungkin karena waktunya weekand jadi para wisatan berlibur ke Bandung.

"Pak ini uang nya.Makasih" Sambil tersenyum.

Sang supir mengangguk," iya terima kasih kembali Neng."

Taksi pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Aisyah. Pada saat Aisyah membuka pagar rumah,dahi nya mengkerut ketika melihat mobil yang baru pertama kali ia lihat.

"Mungkin temen Abi "

Tanpa pikir panjang Aisyah berjalan menuju pintu rumah namun mengapa perasaannya menjadi tidak enak?

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam" jawab semua orang yang berada di ruang tamu.

"Alhamdulillah,kebenaran udah dateng juga Rom," ucap sang Abi.

"Sini duduk sayang," kata sang Umi.

Aisyah pun duduk menghampiri sambil menyalimi tangan kedua orang tuanya dan duduk di sofa yang telah di kosong kan oleh Umi.

"Dek kenalin ini temen Abi namanya Pak Romi, ini istrinya Sarah, dan ini anak nya..." sang Abi memperkenalkan satu persatu tamu sekaligus teman Abi. Namun seperti ada yang janggal.

Deg

"Kak Rizal"

Rizal hanya melirik sekilas ke arah Aisyah yang duduk tepat di hadapannya dan aisyah tersenyum ke arah mereka.

"Oalah Aisyah ini anak mba to, Aisyah masih inget sama bunda ga?" tanya Sarah.

Aisyah nampak berfikir mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu.

"MasyaAllah iya Aisyah inget bunda."

"Loh udah pada kenal yah?" tanya Umi.

"Iya mba,Aisyah ini pernah bantu saya pas lagi di mall."

Umi Aisyah hanya menganggukan kepala.

"Udah cocok lah jadi besan" ucap Sarah sambil tersenyum ke arah Aisyah.

Aisyah mengerutkan dahi nya ia bingung ada apa sebenarnya?

"Ekhem...karena semuanya sudah berkumpul saya akan menyampaikan itikad baik keluarga saya untuk melamar nak aisyah menjadi pendamping hidup anak saya,Rizal" jelas pak Romi--ayah rizal.

Jleb

Ya Allah apakah ini mimpi? Apakah ia memang salah dengar? Tubuh aisyah mematung,lidah nya serasa kelu,seorang lelaki yang terkenal dengan kenakalannya melamar aisyah?

"Saya selaku orang tua Aisyah menerima lamaran dari nak Rizal"

Semua mata terarah kepada Aisyah, ia semakin gugup, tidak tahu harus menjawab seperti apa?

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang