BBI 34

341 33 3
                                    

Brukk

"Aww!"

Trak

"Huwaaa, kacamata GUEEE!!"

Yang menjadi tersangka mulai siap siaga. Cowok gembul katakanlah si Bimo mundur beberapa langkah saat melihat Hanum mulai menatap tajam dirinya.

"Lo ...."

"Gue ga sengaja sumpah, peach,"katanya mengangkat kedua jarinya.

"Kacamata gue patah Bimoooo!"

"Cuman patah sebelah kok Num."

Iya sih cuman patah sebelah, tapi harga dua juta. Apalagi uangnya hasil dia nabung.

"Astagaaa, ganti gak!"

"Gue ga punya duit asli."

"Isshhh, ngeselin banget sih! Untung aja bawa lem!" Dia menggerutu sambil membawa lem dari dalam tas nya.

"Sini deh, gue yang lem, biar ada tanggung jawab hehe,"ucapnya sambil menyengir.

"Nyenyenye!"

"Hanum,"panggil Karin yang baru masuk kelas.

"Apa?"

"Aisyah kok belum dateng yah?"

Hanum menengok keluar jendela, seperti mencari seseorang.

"Lah iya yah, biasanya jam segini dia udah dateng."

"Gue telpon ga aktif, di chat juga sama."

"Gue tunggu di luar aja deh,"ucap Karin melenggang keluar menunggu kedatangan Aisyah.

"Nih beres."

"Maaf yah Hanum, tadi gue bener-bener ga sengaja."

"Hem, iya ga papa. Gue ke Karin dulu yah, bye!"

Tut tut tut

Terpampang jelas raut khawatir Karin, menunggu sosok Aisyah yang belum datang juga.

"Masih ga aktif yah?"tanya Hanum saat menghampiri Karin di depan pintu.

"Iya, gue takut dia kenapa napa."

"Coba tanya aja ke Kak Rizal."

"Nyamperin dia gitu?"

Hanum mengangkat kedua bahunya,"Mau gimana lagi."

"Tanya ke Umi Aisyah takut nanti dia malah khawatir,"ucap Karin membuat Hanum mengangguk.

"Eh, itu temennya Kak Rizal kan? Coba aja tanya ke dia dulu, udah dateng belum Kak Rizalnya." Mereka melihat Revan dan Rendi yang berjalan ke arah koridor mereka.

"Lo nyuruh gue?"

"Iya."

"Males ah!"

"Ya udah gue aja."

Dua orang cowok itu mulai mendekati kelas mereka.

"Misii,"ucap Hanum membuat Revan dan Rendi yang lewat di depan mereka berhenti.

"Numpang tanya boleh?"tanyanya membuat Revan tertawa kecil.

"Boleh, mau nanya alamat ya mbak?"jawab Revan.

"Bukan. Tapi mau nanya orang."

Lagi-lagi membuat Revan terkekeh.

"Lo mau nanyain siapa?"

"Kalau Kak Rizal dateng belum?"

"Belum, dia mah pasti telat."

"Kenapa lo nanyain dia? Mau kasih coklat yah?" Revan tersenyum mengejek. Pasalnya suka ada beberapa siswi yang jadiin dia tukang pos. Kirim coklat lah, surat lah. Padahal dia juga sama ganteng ga kalah jauh sama Rizal.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang