BBI 38

351 30 10
                                    

Bugh

"Bego!"

"Maksud lo apa hah?!" Rizal langsung berdiri saat mendapat pukulan yang tiba-tiba mendarat pada bahunya.

"Bagus. Buta lo!"

"Bini lo hampir mati bangsat!"

"Liat!" Telunjuk nya mengarahkan dimana Karin dan Hanum menangis melihat kondisi Aisyah yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari hidungnya.

Sedangkan Revan meminta pertolongan pada PMR.

Untungnya disini lumayan sepi, jadi kejadian seperti ini tidak ada yang tahu.

"Dari tadi lo ngapain aja hah?"

"Lo bener-bener--"ucapnya menggantung tidak tahu apa yang harus ia katakan.

"Akhh!"

"Dari tadi lo disini, mata lo buta? Sampai ga liat wujudnya dia hah?!"

Rizal hanya memandang acuh pada Rendi.

Dia ga buta. Dia memang sempat melihat Aisyah yang berada di pohon tersebut.

Namun dia sengaja tidak beranjak ya karena permintaan Putri dan sengaja juga karena ingin membuat Aisyah semakin sakit hati dan mulai benci padanya. Lalu berpisah.

Karena kunci mereka bisa berpisah hanya ada pada Aisyah. Itu yang di ucapkan oleh mendiangnya nenek dulu. Saat Rizal meminta untuk berpisah.

"Terus masalah sama Rizal apa?"ucap  Putri sinis dan menggenggam tangan Rizal erat. Seolah tidak ingin siapapun merebut darinya.

Rendi memandang jijik. Apa ada manusia kayak dia. Menghiraukan pertanyaan dari Putri ia beralih menatap Rizal penuh peringatan.

"Mana hati nurani lu?"

"Mana jiwa laki lo?"

"Mana kepedulian lo?"

Putri semakin mengeratkan genggamannya.

"Ga ada kata peduli sama orang kaya dia di kamus hidup gue."

Wajah Rendi memerah, tangannya sudah mengepal, emosinya sudah di ujung tanduk.

Bugh

Bogeman mendarat di pipi Rizal. Membuat Putri panik.

"Pengecut lo jadi cowok!"

Bugh

"Lo masuk jalan yang salah Zal!"

Rizal langsung terhuyung ke belakang, tenaga Rendi memang kuat.

"Otak lo udah di pengaruhi sama cewe ga tahu malu kayak gini."

"Sadar man, lo di manfaatin bego!!"

Tak mau kalah Rizal bangkit

Bugh

"Ga usah ngatur hidup gue anj*ng!"

"Lo--!"

"Rendi!! Cepet bantu gue!!"

Teriakan dari Revan disana membuatnya langsung berlari. Sebelumnya ia memberi tatapan peringatan pada Putri yang diam-diam tersenyum penuh kemenangan.

"Aku obatin luka kamu yuk!"

"Udah, jangan di liatin. Kan ada aku disini."

Rizal mengalihkan pandangannya pada beberapa orang yang membawa Aisyah. Dan pergi bersama Putri untuk mengobati lukanya yang lebam.

***
"Hiks, Aisyah Rin...."

"Shtt, Aisyah bakalan baik-baik aja, lo tenang yah,"ucapnya menenangkan Hanum yang menangis di pelukan Karin.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang