BBI 27

390 35 2
                                    

Tawa mereka menggema di kamar bernuansa serba pink ini. Bungkus ciki dimana mana, posisi mereka yang bisa di bilang begitu absurd. Ya, namanya juga anak muda jadi apa pun gayanya yang penting nyaman.

"Eh--" Karin langsung terduduk dari tidurnya. Tapi terdiam, ia mengamati Hanum yang sedang fokus pada laptop dihadapannya.

"Apaan?" Hanum menoleh ke arah Karin.

"Ga jadi," ucap Karin dan berbaring kembali di kasur king size nya ini.

"Ga jelas!"

Aisyah bangkit dari tidurnya. Awalnya ia ingin memejamkan matanya sekejap saja. Akibat akhir-akhir ini ia selalu susah tidur dan pusing. Tadinya ia juga ingin beristirahat di rumah saja, mungkin lelahnya akan berkurang. Dan kebetulan hari ini hari libur.

Tapi, kedua gadis ini memaksa dirinya untuk ikut berkumpul di rumah Karin. Jujur, sebenarnya ia malas ke luar rumah. Hanum sampai membujuk dirinya dengan embel embel mengerjakan tugas bersama.

Eh, tau nya malah Aisyah doang yang selesai. Karin dan Hanum? Mereka bodo amat. Memang sih, awalnya mereka sudah menyiapkan alat tulis lengkap dengan buku paket yang tebal. Baru lima menit saja mereka sudah menyerah. Katanya bosan dan berakhirlah mereka maraton drama korea. Aisyah hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan mereka. Paling ujungnya minjam tugas Aisyah. Kebiasaan memang.

"HWAAA, kok ganteng banget sih!" teriak Hanum histeris.

Aisyah dan Karin yang sedang bobo enak sampai terjengkit kaget. Mereka ikut nimbrung melihat apa yang membuat Hanum histeris.

"WHAT? Suami gueeee, aaaa ...."

"NO! Itu suami gueeee," rengek Hanum.

Aisyah menutup kedua telingannya dan geleng kepala. Cuman karena salah satu tokoh drama korea tersebut mereka rebutan dan begitu heboh. Ampun deh.

"Kalian halu, ngaku suami kalian lagi! Ga boleh yah!" Ia berkacak pinggang menghadap dua wanita yang masih fokus pada laptop.

"Alahh," ucap Karin mengibaskan tangannya.

"Sini deh Aisyah, ganteng banget tauu, jadi gemess deh!" Hanum semakin histeris.

Aisyah memutar bola matanya dan menghendikan bahu. Sudah cape ia mengingatkan mereka. Dasarnya mereka keras kepala, jadi yah mau gimana lagi.

Ia mengelilingi kamar Karin. Bukan sekali ia pernah ke sini bahkan sering. Tapi entah kenapa selalu ada saja objek yang membuat dirinya penasaran. Kamar Karin bisa di bilang sangat luas.

Rak buku yang menjulang tinggi berisi komik, novel, buku ilmiah, kamus dan masih banyak lagi. Tidak heran kalau dirinya selalu merasa betah disini.

Ada lemari khusus di ujung sana yang kata Karin berisi foto dan poster artis korea dan masih banyak lagi, tentunya Aisyah tidak tahu.

Semakin berjalan ke sisi kanan, terdapat koleksi album keluarga Karin. Dalam satu rak itu isinya kenangan dari Karin masih bayi sampai sekarang. Aisyah terkekeh melihat gigi ompong milik Karin yang masih kecil tengah tersenyum lebar.

Beralih pada foto lain, ia melihat Karin menggunakan kerudung. Jujur, Aisyah belum pernah melihat Karin memakai jilbab. Di foto ini ia nampak begitu cantik. Ingin rasanya Aisyah merubah Karin untuk memakai jilbab namun ia tau semuanya butuh proses dan berusaha untuk selalu menasehati Karin.

Berjalan lagi, menyusuri setiap barang yang ada di kamar ini. Namun, yang menarik dimata Aisyah di sana ada gitar. Ia mengambil gitar itu dan menoleh ke arah Karin.

"Rin, aku pinjem ini yah?" Karin menoleh lalu mengangguk.

"Emang bisa?" tanya Hanum. Kepalanya langsung di toyor oleh Karin.

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang