BBI 10

451 43 0
                                    

"See ,kamu itu udah mapan,ganteng lagi. Ayolah kamu turutin kemauan aku,please," kata sang wanita.

"Gue ga bisa put. Sorry  sebejad-bejad nya gue, tapi gue ga bakalan nyentuh tu minuman haram,seenggak nya gue masih waras."

Walaupun dia memang anak yang petakilan,terkenal dengan kenakalannya,selalu membuat onar, namun di dalam hidup nya bahkan agama pun melarang untuk meminum minuman keras apalagi sampai main ke club.Tidak! tidak akan pernah walaupun setetes.Di dalam Al-qur'an pun di jelaskan,

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan" (Q.S Al-Maidah:90)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Khamr adalah induk dari segala kejahatan, barangsiapa meminumnya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, apabila ia mati sementara ada khamr di dalam perutnya, maka ia mati sebagaimana matinya orang Jahiliyyah.” Hasan: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 3344)], ath-Thabrani dalam al-Ausath (no. 3810).

Putri berusaha membujuk agar Rizal ikut dengannya malam ini untuk pergi ke club,namun dengan sekeras apapun ia berusaha maka akan di tolak. Rizal akan tetap pada pendiriannya.Ya sekarang ia akui bahwa Rizal mulai membalas perasaan putri dengan seiring jalannya waktu maka perasaan itu tumbuh sendiri,namun tidak dengan niat busuk nya dia mudah terpengaruh.

Cup

Satu ciuman mendarat tepat di pipi Rizal, ia sendiri terpaku dengan sentuhan yang baru saja menempel di pipinya sang wanita pun beralih memeluk.

"Please yah kamu mau ikut aku."

Rizal menganggukan kepalanya.

Traanggg

Jatuh nya tong sampah di ujung lorong,membuat mereka berdua langsung menoleh ke arah suara dan Rizal langsung tersadar berjalan menuju ujung lorong.

"Sialan!" Ia melihat seorang wanita berhijab panjang sedang berjalan menjauhi lorong 'ahh apa tadi dia liat pas putri nyium gue'.

"Udah yuk pulang. Nanti malem aku tunggu kamu jam 8," kata Putri sembari menghampiri Rizal dan hanya di balas deheman olehnya.

***
Hari Minggu adalah hari yang di nanti nantikan oleh semua orang terutama untuk Aisyah karena hari ini ia bisa istirahat,kumpul bersama keluarga,bermain ahh senang nya.

"Abang pulanggg"

"Abang kalau masuk itu salam dulu," kata Umi.

"Iya tuhh kebiasaan,abang mah." celoteh Aisyah sambil mengaduk adonan kue coklat. Ya sekarang mereka sedang berada di dapur.

"Hehe Assalamu'alaikum bidadari bidadariku."

"Wa'alaikumussalam," jawab Umi dan Aisyah.

"Lagi bikin apa dek?" Zulfan duduk di meja makan sembari melihat ke arah adiknya.

"Kue coklat,abang mau?"

Aisyah juga memiliki hobi memasak terutama dalam membuat kue dia sudah handal dalam resep apa pun,dan jangan salah rasa nya pun selalu lezat.

"Wiihh mau dong! kan itu kesukaan abang."

"Enak aja,bikin aja sendiri ini mah buat aisyah doang,iya kan Mi?"

"Ya jangan semua nya juga sayang. Kan itu buat tamu juga,nanti bakalan ada temen Abi datang kesini," jelas Umi yang sedang mengolesi loyang dengan mentega.

"Tuhh denger dek,kalau jadi orang itu jangan serakah harus seneng berbagi."

"Kapan mi dateng nya temen Abi?" lanjut Zulfan

"Kalau ga salah sih malem ini."

"Ohhh" jawab mereka berdua.

"Urusan kerja ya Mi?" tanya Aisyah.

"Bukan. Tapi anak nya mau ngelamar kamu,iya kan Mi?" kata Zulfan sambil memakan keripik singkong.

"Apaan sih bang,suka ngaco kalo ngomong. Adek masih kecil belum waktunya,adanya juga Bang zulfan tuh nyari calon umur udah tua juga" balas Aisyah dengan melotot ke arah sang kakak.

Umi hanya bisa mengelengkan kepala melihat tingkah dua anaknya.

"Emm iya kayaknya urusan kerja,tapi kata Abi sih itu temennya pas SMA dulu."

Aisyah dan Zulfan hanya menganggukkan kepala

"Umi nanti adek sore ini mau pergi kajian yah? "

"Sama Hanum?"

"Nggak umi, Hanum ga bisa ikut katanya mau ada acara keluarga."

"Terus kamu berangkat nya sama siapa?"

"Sama abang"
"Iya kan bang ... Yah yah?" Sambil menangkupkan kedua tangan.

"Ga bisa,abang sibuk!"

"Ihh abang kok gitu sih,nantinya kan abang juga bisa ikutan kajiannya."

"Ga bisa adek abang mau ngerjain  skripsi,belum lagi tugas."

" Yahhh,ya udah deh Aisyah pesen ojol aja,"
"Boleh kan Mi?"

"Iya boleh, asal pulangnya jangan kemaleman."

"Oke siap Umi." Dengan tangan seperti memberi hormat tak lupa dengan cengirannya.

"Pulang nya abang nitip beliin martabak yah." Mohon Zulfan.

"Uang nya?" Sambil menengadahkan tangan ke arah Zulfan.

"Pake uang adek aja dulu yah,abang lagi kanker." Sambil memasang wajah sedih

"Astagfirullah,abang punya kanker? Umi kok ga bilang sih kalau abang punya penyakit kanker "

"Tanyain aja ke abang mu," jawab Umi sambil berlalu menuju ruang tamu.

"Kanker apa abang?" panik Aisyah.

"Hahahahahaha,,kantong kering Aisyah." Sambil terbahak bahak lucu melihat ekspresi panik Aisyah.

"Ish tau ah abang nyebelin!" Sambil berlalu menuju kamarnya.

"Loh loh kok di tinggalin gini sih,"
"Dek jangan lupa martabak isi kacangnya" teriak Zulfan

Pada saat sampai tangga menuju kamarnya Aisyah menoleh ke arah sang abang, "ENGGAK.MALES!"

"Ah kok gitu sih dek."

***
"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab semua orang yang berada di ruang tamu.

"Alhamdulillah,kebenaran udah dateng juga Rom," ucap sang Abi

"Sini duduk sayang," kata sang Umi.

Aisyah pun duduk menghampiri sambil menyalimi tangan kedua orang tua nya dan duduk di sofa yang telah di kosong kan oleh Umi.

"Dek kenalin ini temen Abi namanya Pak Romi, ini istrinya Sarah, dan ini anak nya..." sang Abi memperkenalkan satu persatu tamu sekaligus teman Abi. Namun seperti ada yang janggal.

Deg









Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang