BBI 17

354 38 0
                                    

Rizal menuruni tangga dengan tas yang sudah tersampir di punggungnya. Saat tangga terakhir sudah tercium aroma masakan.

Rizal melihat Aisyah yang sedang menyiapkan makanan di atas meja makan hanya melirik sekilas. Rizal mengambil kunci motor di atas nakas lalu berlalu ke luar rumah untuk berangkat sekolah.

Aisyah menghetikan aktivitasnya lalu menyusul Rizal yang sedang memakai sepatu di teras depan.

"Kak." Rizal hanya melirik sekilas.

"Ga sarapan dulu? Makanannya udah siap kak, tadi aku bikin nasi gor--"

"Ga usah!"

"Emm, atau mau di bekal aja?"

Rizal berdiri menghadap Aisyah yang berada di ambang pintu, sedikit membungkukan tubuhnya karena Aisyah hanya setinggi pundaknya.

"Denger ... Gue bukan anak kecil dan juga gue ga mau makan masakan bocah kayak lo, ngerti!" Dengan penuh penekanan.

Aisyah yang sedari tadi menunduk memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan pandangannya langsung bertubrukan dengan si mata elang.

"Ta- tapi kak, kalau misalnya ga di makan jadi mubazir," ucapnya parau.

Rizal mengangkat bahunya acuh, "Gue ga peduli!"

Lalu berlalu dari hadapan Aisyah. Saat akan melajukan motornya terpaksa terhenti karena panggilan dari Aisyah.

Aisyah menghampiri Rizal.

"Emm Kak, aku mau minta izin, nanti pulang sekolah mau nengok ibunya Karin di rumah sakit. Jadi pulangnya pasti telat. Ga papa, kan?"

Rizal menutup matanya sejenak, moodnya hari ini menjadi buruk. Benar-benar hah! Lalu menatap Aisyah sekilas. Mengangkat bahunya acuh. Pergi meninggalkan Aisyah yang masih berdiri seperti patung.

Aisyah menghembuskan nafasnya kasar. Apakah hari-harinya akan terus seperti ini?

Ah, entahlah. Semoga saja tidak. Yang terpenting dia sudah mulai menjalankan perannya sebagai seorang istri meskipun tidak di anggap.

Bergegas memasuki rumah, takutnya ia malah kesiangan. Siap-siap untuk berangkat sekolah.

***

"Assalamu'alaikum"

Aisyah masuk ke dalam kelasnya. Sudah mulai ramai ternyata. Ada yang membaca buku, mengobrol, piket pagi, ada juga yang sedang bermain gitar.

Aisyah menghampiri wanita berkacamata bulat sedang duduk di depan meja guru  berkutat dengan buku absen di depannya.

"Assalamu'alaikum Win," sapa Aisyah

Winda mendongakkan kepalanya sambil menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.

"Wa'alaikumussalam Aisyah. Ada apa?"tanyanya.

"Kalau Karin izin ke kamu ga?"

"Izin apa yah? Perasaan ga ada deh, emang kenapa?"

"Ooh, Karin izin ga masuk sekolah, tadi pagi bilang sama aku soalnya ibunya di rumah sakit jadi ga bisa masuk sekolah."

"Oke sip!" Winda mengangkat jempol kananya sambil tersenyum.

"Makasih yah."

Aisyah berjalan menuju mejanya. Wanita yang duduk bersampingan dengan Aisyah tersenyum. Aisyah mulai duduk, ia melihat ke arah jam dinding di depannya menunjukkan pukul 06:40 WIB. Masih ada waktu untuk mempersiapkan materi presentasi hari ini.

Sepuluh menit mereka menyibukkan diri masing-masing. Hanum membaca buku novel favoritnya dan Aisyah berkutat dengan buku paket dan fokus untuk merangkum materi.

"Hanum, kamu di kasih tau ga sama Karin kalau sekarang ga masuk sekolah? Katanya sih ibunya lagi di rumah sakit, persiapan buat persalinan deh kayaknya." Aisyah mengoceh sembari menulis.

"Gimana kalau nanti pulang sekolah kita ke sana, sekalian kita jenguk. Siapa tau kan-- Hanum?" Karena merasa tidak di respon Aisyah menengok ke samping.

"Ya Allah Hanummm ... Ih kamu mah! Dari tadi aku ngoceh sendiri, kamunya malah asik-asikan baca!" ucapnya, " Nih-nih kebiasaan! kalau misalnya baca itu jangan sambil pake earphone! Kamu budeg tahu rasa!"

Aisyah melepas paksa earphone yang terpasang di telinga Hanum. Jadi dari tadi ia mengoceh panjang lebar, ehh tau-tau nya di kacangin. Kesel ga sih!

"A--Aw, sakit Aisyah! Kenapa sih? Kamu ngatain aku budeg?" Hanum mengusap telinganya yang terasa sakit, di tarik dengan paksa. Mungkin sekarang sudah memerah.

"Tau ah! Dari tadi aku ngomong ga di dengerin, gimana ga kesel coba!" Aisyah menggerutu sambil melanjutkan nulisnya dengan perasaan kesal.

"Eh iya gitu? Kok aku ga denger? Kamu tadi ngomong apa?" Ya ampun Hanum. Sabar Aisyah! Kamu kuat menghadapi anak yang begitu loading. Apa perlu Aisyah service otaknya?

Aisyah memutar bola matanya malas, lalu menghadap ke arah Hanum sambil bersedap di depan dada.

"Gimana kamu mau denger! Orang kamu pake earphone, mana kenceng banget lagi musiknya, Huh!"

"Oohh, terus tadi kamu ngomong apa?" tanyanya polos. Sabarkan hambamu ini Ya Allah.

"Ga ada pengulangan dua kali! Pulang sekolah kita ke rumah sakit. Titik."

Hanum mengangguk perlahan, entah ia memang mengerti atau ... Ah kalian pasti tahu bagaimana cara berfikirnya Hanum yang sangat lambat.

"Siapa yang sakit Syah?" Hanum melirik ke arah meja yang berada di depannya. Bangku Karin kosong.

"Eh Karin kemana Syah? Kok tumben belum dateng? Biasanya dia kan jam segini udah ada," tanyanya pada Aisyah.

Aisyah menengadahkan kedua tangannya ke atas lalu berdoa,"Ya Allah ... Tolong sabarkan hati hamba, dan berikan kemudah dan keenceran otak sahabat hamba. Aamiin."

"Kamu ga nyambung Syah jawabannya, aku nanya Karin kemana? Eh malah gitu...."

Aisyah menarik napasnya perlahan, menghadap ke arah Hanum dan menatapnya lamat. Kedua tangannya memegang pundak Hanum.

"Karin ga sekolah, soalnya lagi di rumah sakit. Nanti pulang sekolah kita kesana, oke?"

Mata Hanum membulat, "Ya ampun, kok kamu baru bilang sih! Karin sakit apa? Kok dia ga bilang, Ihh ga solid dia!"

"Eeh tapi dia sakit apa Syah? Pokoknya kita pulang sekolah harus ke rumah sakit. Harus!" Karin menggoyangkan tangan Aisyah yang sedang menulis.

"Aku dari tadi ngomong kayak gitu, kamunya aja idoy." jawab Aisyah.

"Siapa yang idoy?" tanya Hanum.

Krrriiinggg

Bel masuk pun berbunyi. Syukurlah, akhirnya stok kesabarannya masih terjaga, kalau mood Aisyah pasti sudah sangat memburuk. Di tambah tadi pagi dengan Rizal. Ah apakah Rizal akan seperti itu padanya? Aisyah menggeleng lalu menghembuskan nafas secara perlahan.

Semoga baik-baik saja. Aamiin










Assalamu'alaikum. Hai semuanya🙌

Maaf yah baru nulis lagi, gimana nih pendapat kalian?

Oh ya, aku punya cerita baru lagi judulnya "SECRETS INDIGO" jangan lupa mampir yaww. Bisa di cek di akun ini hihi @Hoshikotamanni

Jangan lupa vote and comentnya😘

Sayang kaliann;))

See you....











Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang