BBI 22

383 32 2
                                    

"Hi!"

Cowok berbadan jangkung dengan tas yang di sampirkan di bahu kiri menoleh ke samping. Ia tersenyum manis mengacak poni perempuan yang berjalan di sisinya dengan seragam putih abu ketat.

"Hi!"

"Kamu bawa mobil?" Rizal mengangguk.

"Emang kemana motor kamu?"

"Di bengkel,"ujar Rizal. Pasalnya tadi malam ia balapan namun karena sedikit kecelakaan jadilah si yellow-motor Rizal di bengkel.

Putri mengangguk mengerti. Di sepanjang koridor mereka berbincang sambil tertawa sampai orang orang disana pun memperhatikan interaksi keduanya.

Namun di sisi lain seorang wanita sedang membersihkan papan tulis dengan telaten jika tidak cepat cepat di bersihkan bisa bisa satu kelas di hukum.

"Syah, tolong ambilin sapu dong!"

"Yang mana Num?"tanya Aisyah yang sedang membereskan kursi di bagian belakang.

"Yang mana aja."

Aisyah memberikan sapu tersebut pada Hanum.

Karin terlihat fokus membersihkan papan tulis sesekali ia mengusap keningnya yang berkeringat. Tinta nya terlalu susah untuk di hapus tidak seperti biasanya.

"Ding dong, ding dong, ding dong, pip!"

Terlihat jelas garis besar memenuhi bagian papan yang sudah di bersihkan.

"Astaga! Verooooo! Udah gue bersihin itu! Lo mau gue gibeng hah!"

Karin turun dari kursi yang ia naiki tadi dan berjalan tergesa ke arah cowok yang terlihat santai dengan spidol di tangannya.

"Ding dong, pip!" Vero menggoreskan sedikit tinta spidol ke pipi Karin yang menggembung. Karin sudah tidak tahan lagi menarik jambul rambut Vero sangat kencang.

Bukannya sakit, cowok yang memiliki netra berwarna biru itu terbahak bahak, melihat wajah merah sekaligus kesal Karin.

"Ihhh! Lo tanggung jawab, males gue. Nih bersihin. SEMUANYA!" Masih tersisa setengah lagi yang belum ia bersihkan.

"Ogah!" Vero bebalik untuk keluar kelas, namun kerah bagian belakangnya di tarik oleh Karin terpaksa ia mundur beberapa langkah.

"Berani berbuat berani tanggung jawab!" ancam Karin dengan mata bulatnya yang melotot.

"Berani bertanggung jawab kalau gue suka sama lo?!" Vero menaik turunkan alisnya sedangkan Karin tidak mengerti.

"Ekhem! Masih pagi yah, matahari juga belum nongol tapi udah panas aja," sindir Hanum dengan senyum jahilnya. Aisyah yang melihat itu terkekeh.

Untung di kelas belum terlalu banyak teman mereka yang datang. Hanya beberapa orang saja.

Karin yang mulai mengerti maksud dari ucapan Vero sedikit tersipu namun berusaha untuk menahannya. Wajahnya kembali berubah menjadi galak dengan kedua tangan di pinggang.

"Nih, nih! Bersihin papan tulisnya. Kalau kena hukum lo yang tanggung jawab,"ujarnya menyodorkan penghapus papan tulis ke arah Vero.

"Gue bilang ogah!" Vero memajukan wajahnya ke depan, Karin sedikit mundur karena syok atas perlakuan Vero.

Aisyah berjalan tergopoh gopoh ke arah mereka.

"Heh, heh! Vero apa-apaan kamu! Jaga batasan yah, ga boleh kayak gitu!" Aisyah berdiri di samping Karin.

Vero cemberut dan mendengus, "Iya-iya Syah! Abis gue gak tahan!"

Aisyah langsung melotot, "Gak tahan apaan?!"

Bad Boy InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang